Sahabat



Tjandra Sari Sutisno, M. Pd
(Guru/Pendidik SMK Negeri di Jakarta)




Manusiawi kita semua butuh kawan/teman/sahabat, yang selalu memotivasi dan saling menguatkan. Sang Kholiq menciptakan Mahluk (sosial) dimana, ketergantungan satu sama lain. Terhadap alam, tumbuhan, hewan dan sesama insan yang memiliki nurani dan akal. Rasa kehadiran seseorang atau dalam jumlah banyakpun membuat hati terasa berwarna. Sahabat adalah orang kesekian, yang mendengar keluh kesah kita. Bahkan ada beberapa orang sahabat lah orang pertama yang selalu setia, disamping kita. Tangis dan bahagia bersama, aib/keburukan hanya kita berdua (oh iya, pastinya selain Allah Ta'ala yang maha tau selalu bersama kita).

Sahabat adakah sama perasaan kita, yang selalu terpaut suka dan duka. Namun banyak juga, sahabat itu menikung dari belakang dan ada juga yang terang-terangan didepan menjatuhkan kita. Karena memang dia, tahu kekurangan dan kelebihan yang kita miliki. Miris memang, di sistem sekuler seperti ini semua menghalalkan segala cara. Demi segenggam berlian, eksistensi diri tebar pesona atau pencitraan.

Harapan sempurna mengandalkan manusia, yang penuh khilaf dan berlumuran dosa. Sekarang adakah di zaman seperti ini, sahabat mengajak ketaatan/belajar bareng kajian2 islam. Bila ada genggamlah ia, perkuat tali silaturahim. Bergandengan bersama, menuju surgaNYA amiiin Allahuma amiin. Kini semua cerita itu, hanya tinggal teori semata.

Dari diri yang banyak, salah ini izinkan saya menyampaikan sesuatu terkait sahabat/kawan/teman. Kalian boleh dekat, silahkan saja namun ada kalanya batasan itu ada. Aturan itu jelas, untuk yang muslim/muslimah bagaimana pergaulan antara laki-laki atau perempuan. Sahabat kita itu siapa, dari mana dia. Jangan sampai terjadi, yang banyak beredar di medsos/sosmed. Ada yang chatingan dengan seseorang, terus berlanjut ketemuan kemudian lupa pulang/hilang berhari-hari keluargapun akhirnya bingung mencari. Atau seorang wanita curhat-an dengan, sahabatnya laki-laki menceritakan rumah tangga nya yg retak dll. Malah jatuh cinta, sama sahabat sendiri dan rumah tangganyapun kandas ditengah jalan karena lebih memilih/nyaman dengan sahabatnya itu dll. Banyak ibroh/hikmah yang dapat kita ambil, bahwa kita harus punya basic/dasar aqidah/iman yang kuat dalam mengaruingi kehidupan ysng fana ini.


Dalam kondisi sekarang, kita harus hati-hati/waspada banyak modus kejahatan/kriminal yang bila kita tdk bergantung (meminta perlindungan) kepada Allah Ta'ala maka hidup kita sejatinya akan berantakan/banyak masalah yang tidak terpecahkan. Mungkin menurut kalian itu yang terbaik, tapi ternyata malah memunculkan problematika baru. Karena kalian tidak mengikuti aturan agama, sebagaimana Allah SWT. Sudah membuat aturan untuk kehidupan di dunia, mencari pahala sebagai bekal akhirat kelak. Kajian-kajian islam banyak lho, carilah/ikutilah dengan serius insyaAllah dunia dan akhirat dapat kita raih.


Bersabar, ikhtiar sesuai jalur yang sudah diterapkan sang pemberi nyawa. Itu yang terbaik, untuk ummat manusia masyaAllah syariat memaslahatkan. Yang diseru adalah "ya ayyuhannas" artinya adalah wahai manusia berarti untuk kita semua mau itu perempuan, laki-laki tua/muda atau agama apapun.
Wallahu 'alam

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak