Oleh : Dinna Chalimah, Ciparay Kab. Bandung.
"Banyak negara alokasi pertamanya alokasi terbesar dalam APBN adalah pertahanan. Demikian AS, demikian India alokasi terbesar pertahanan. Indonesia alokasi terbesar adalah pendidikan," kata Prabowo saat menghadiri Penyerahan Secara Digital Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) 2025, di Istana Negara, Jakarta, pada Selasa, 10 Desember 2024. (VIVA.co.id)
Dalam sistem kapitalisme-sekularisme, pendidikan dan kesehatan malah dikapitalisasikan dan dipandang sebagai barang yang diperjualbelikan. Dampaknya, biaya pendidikan semakin mahal, selama ini layanan kesehatan juga semakin sulit didapat oleh masyarakat kalangan bawah. Sistem ini juga menciptakan kemiskinan terorganisir dan tersistematis melalui komersialisasi sumber daya alam, banyak pajak yang terus menghimpit seluruh rakyatnya, serta pendistribusian anggaran yang tidak berpihak pada kesejahteraan rakyat.
Di dalam sistem Islam penanganan dalam masalah pendidikan dan kesehatan justru harus jadi perhatian yang serius. Pendidikan dan kesehatan adalah hak bagi seluruh rakyat sudah menjadi kewajiban negara untuk menyelesaikannya. Rasulullah SAW. bersabda: “Tidaklah seorang pemimpin memimpin suatu kaum kecuali dia akan ditanya tentang kepemimpinannya. Jika dia baik, maka dia akan diberi pahala. Jika dia buruk, maka dia akan ditanya tentangnya." (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam sejarah peradaban Islam, para khalifah menyediakan hal yang nyata bagaimana pendidikan dan kesehatan terjamin dengan gratis dan tentunya berkualitas. Misalnya pada masa keKhilafahan Umar bin Khattab, penanganan kesehatan disediakan melalui lembaga kesehatan masyarakat atau rumah sakit, di mana rakyat mendapatkan pengobatan secara gratis. Pelayanan fasilitas kesehatan pun diberikan kepada rakyat secara maksimal tanpa memandang status sosial.
Dalam ranah pendidikan, Khalifah Harun al-Rasyid merealisasikan Baitul Hikmah di Baghdad sebagai pusat ilmu pengetahuan yang terjangkau oleh semua kalangan. Seluruh rakyat dapat menuntut ilmu secara gratis, dan guru pengajar pun diberikan gaji yang besar dari Khas Baitu Maal negara. Hal ini menerangkan bahwa dalam Islam, pendidikan dan kesehatan bukan hanya sebatas kewajiban layanan, tetapi hak yang utama yang harus dipenuhi oleh negara.
Agama Islam yang bersumber dari Sang Khaliq Al Muddabir Allah SWT., Islam memiliki banyak penyelesaian berbagai problemarika umat manusia. Sistem ekonomi Islam memiliki rancangan untuk menjamin kesejahteraan seluruh rakyat. Sistem Islam memusatkan pada penyaluran kekayaan yang adil dan pemenuhan kebutuhan dasar tiap individu, termasuk dalam hal pendidikan dan kesehatan.
Sistem ekonomi Islam hanya dapat diatur melalui sistem Khilafah. Sistem pemerintahan Islam yaitu Khilafah mempunyai komponen yang lengkap untuk memastikan seluruh rancangan ekonomi berjalan sesuai syari'at dan prioritaskan pada kesejahteraan rakyat. Sekarang saatnya umat bangkit dan kembali kepada sistem. Hanya Islam-lah sebagai pilihan yang paling tepat yang efektif menyelesaikan kemiskinan yang teralokasikan layanan pendidikan dan kesehatan secara menyeluruh dan berkualitas.
Salah satu kekuatan strategis Baitul Maal adalah pendapatan besar dari pengelolaan sumber daya alam. Dalam sistem Islam, SDA yang melimpah ditangani oleh negara, bukan individu ataupun asing & aseng, sehingga potensi kekayaan pemasukan sangat besar. Tentu berbeda dengan sistem Kapitalis - demokrasi, yang tergantung pada beban pajak dan menyerahkan SDA pada swasta, sehingga terhambatnya penerimaan negara .
Negara Islam yang berbasis pada syari'at Islam, memprioritaskan dalam kebutuhan dasar rakyat. Negara akan mengkonsentrasikan pada agenda untuk mengatasi kemiskinan dan mewujudkan lapangan pekerjaan melalui pengaturan SDA, yang membutuhkan banyak tenaga kerja untuk eksplorasi dan eksploitasi.
Wallahu a'lam bish shawab
Tags
Opini