Oleh ; Arsyila Putri
Perayaan Natal yang diselenggarakan oleh Komisi Perempuan Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia Wilayah Jambi (PGIW) pada Rabu 1 1/12/2024. Perayaan yang bertema "Marilah Sekarang Kita Pergi ke Betlehem" (Lukas 2:15) di GBI MHCC Abadi, Paal Merah, Kota Jambi.
Acara yang dihadiri berbagai tokoh agama, Wali Kota Jambi terpilih periode 2024-2025 Dr. dr. Maulana MKM, masyarakat, dan jemaat gereja tersebut dipenuhi dengan pesan-pesan damai dan persatuan. Tema Natal tahun ini mengajak umat Kristiani untuk merenungkan kembali inti kelahiran Yesus, yang membawa harapan baru bagi umat manusia. Dr. Maulana mengungkapkan pentingnya semangat Natal untuk mempererat keharmonisan dalam masyarakat, dan menjaga toleransi dan kerukunan antar umat beragama. "Saya mengucapkan selamat Natal kepada seluruh umat Kristiani, khususnya di Kota Jambi. Semoga Natal membawa damai, suka cita, dan kekuatan bagi kita semua untuk terus membangun Kota Jambi yang lebih baik", jelas Wali Kota Jambi terpilih periode 2024-2025. (www.jawapos.com)
Merusak Akidah
Persoalan toleransi beragama yang terus terjadi setiap tahun pada perayaan nataru tentu menjadi masalah serius untuk diperhatikan karena berkaitan dengan aqidah umat yang apabila dilakukan bisa menjadi murtad. Toleransi beragama adalah menghormati dan menghargai perbedaan kelompok atau individu masyarakat tertentu. Dilakukan agar tidak adanya diskriminasi terhadap perbedaan antar umat beragama.
Sikap toleran yang menghargai perayaan umat beragama lain hari terlalu berlebihan, ditambah dengan program pemerintah yang terus menggaungkan sikap toleran, padahal menjerumuskan umat kepada kemurtadan. Fakta masyarakat hari ini yang hidup dalam kungkungan sistem kapitalisme yang melahirkan sekulerisme yakni pemisahan agama dari kehidupan membuat masyarakat minim ilmu agama dan mudah terpengaruh untuk Ikut mengucapkan perayaan agama lain, bahkan tak segan ikut merayakan hari perayaan agama lain dengan dalih saling menghormati dan hak asasi manusia.
Negara sebagai pelindung dan penjaga seharusnya menjaga aqidah umat agar tetap pada koridor aqidah yang lurus, bukan malah terus berdagang mempromosikan moderasi beragama yang jelas-jelas diproduksi barat untuk mengadu domba, menyamakan semua agama dan merusak Aqidah umat Islam.
Sistem kapitalisme berhasil membentuk masyarakat yang individual, dengan menyerang pemikiran masyarakat dan disisipi pemahaman asing agar tak peduli dengan sesama dan tak peduli dengan kerusakan yang terjadi hari ini. Memilih diam tak mengkritik. Adapun yang bersuara untuk mengembalikan lagi aqidah umat kepada pemahaman yang lurus justru mendapat kecaman dari sebagain kelompok yang tidak suka dengan Islam. Inilah buah sistem rusak kapitalisme yang diadopsi sebagai aturan kehidupan, sistem aturan kehidupan yang berasal dari pemikiran manusia yang terbatas maka akan menghasilkan kerusakan yang sangat luas.
Solusi Islam
Dalam Islam aqidah atau keyakinan menjadi pondasi utama dalam beragama, ibarat pohon aqidah adalah akarnya, akarlah yang memastikan sebuah pohon untuk tetap hidup dan tumbuh subur, ketika akar kuat maka akan menghasilkan batang yang kokoh yang akan menjaga akar, dan batang itu ibarat syariat atau aturan Islam yang diterapkan dalam sebuah negara, kemudian ketika batang kokoh maka akan menghasilkan daun yang hijau dan buah yang lebat, itulah hasil dari penerapan syariat Islam secara kaffah dengan landasaan aqidah yang kuat maka akan turun keberkahan dari langit dan bumi apabila semua mahluk beriman kepada allah. Dan itu dilelaskan dalam Alquran surah Al-araf ayat 110.
Islam jelas memiliki mekanisme untuk mengatur kehidupan manusia termasuk dalam mengatur kehidupan manusia dengan manusia lainnya dalam hal menghormati umat beragama lain. Ini tercatat dalam sejarah dimana Islam pernah berjaya menguasai dunia, bahwa umat Islam hidup rukun dalam sistem Islam khilafah, dan bentuk toleransi beragama Islam adalah membiarkan umat agama lain merayakan perayaan agamanya sendiri tanpa ucapan dan tanpa ikut merayakan. Tak hanya itu dalam sistem Islam khilafah setiap agama lain mendapatkan pelayanan terbaik dari Khalifah, yaitu mendapatkan perlindungan, dan hukum yang sama. Dijaga darah, harta dan kehormatannya.
Jelas beragam dalam Islam tidak ada toleransi karena toleransi dalam Islam sudah dijelaskan dalam surah Al-kafirun diayat terakhir yaitu _lakum diinukum wa liyaa diin_ , artinya untukmu agamamu dan untukku agamaku. Maka pentingnya sistem kepemimpinan Islam yang menerapkan hukum Islam agar aqidah umat terjaga dengan benar dan lurus sesuai dengan yang di contohkan Rasullah SAW.
Wallahua'lam bishshawab
Tags
Opini