Oleh : Ade Irma
Miris dan sadis. Generasi kini dianggap memiliki banyak sisi buruk. Walau tak semua, tapi kita tak bisa menutup fakta, bahwa banyak generasi sadis saat ini. Akhir-akhir ini banyak terjadi kasus asusila yang dilakukan oleh kalangan Remaja. Fenomena generasi bangsa semakin berani menabrak rambu-rambu syariat Islam. Berbagai macam tingkah laku yang tak beradab dilakukan para remaja saat ini.
Seperti yang terjadi pada salah satu gadis berusia 13 tahun di Palembang, Sumatra Selatan. Ia tewas setelah diperkosa oleh empat pemuda berusia 17 tahun. Usut punya usut ternyata para pelaku melakukan tindakan tersebut akibat kecanduan nonton film dewasa. (tvonenews.com, 8-9-2024).
Ini baru satu dari sekian banyak kasus yang ada akibat pemerkosaan hingga terjadi pembunuhan. Pelaku kejahatan yang dipicu oleh kecanduan pornografi, bahkan merasa bangga dengan kejahatan yang dilakukannya hingga menghilangkan nyawa orang lain. Ini tentu merupakan sikap yang aneh, sebab fitrahnya seorang anak yang tumbuh dan berkembang secara normal pasti akan memiliki naluri kasih sayang.
Pada saat ini generasi dicekoki dengan tsaqofah asing yang membiarkan dan menganggap biasa pergaulan yang kebablasan yang keluar dari koridor syariat. Generasi sengaja dikerdilkan lewat pemikiran, krisis moral dan kriminalitas melanda generasi. Sedangkan akses pendisikan yang berkualitas tidak merata dengan kondisi ini. Hukum yang mengatur mengenai perbuatan asusila pun dirasa tidak memuaskan karena tidak memberi efek jera pada pelaku.
Ini juga menandakan bahwa anak-anak sekarang telah kehilangan masa kecil yang bahagia. Mereka tidak merasakan bagaimana bermain dan belajar dengan tenang dan aman sesuai dengan fitrah anak dalam kebaikan yang cenderung manja dan polos. Sebagian fase kehidupannya sengaja dirampas dengan keadaan yang tidak menyenangkan, berpeluang traumatis, serta berpengaruh pada psikologis perkembangan pola pikirnya. Sungguh miris dan sangat disayangkan melihat kondisi anak saat ini yang kian rusak.
Fenomena anak sekarang hanya berbekal pemahaman sekuler yang cenderung permisif dan serba bebas. Mereka tumbuh dalam lingkungan jauh dari landasan agama. Berbeda ketika negara telah menerapkan Islam. Negara dalam hal ini akan bertanggung jawab penuh terhadap perlindungan anak dari segala aspek. Islam dalam hal ini mewajibkan negara mencegah terjadinya kerusakan generasi melalui penerapan berbagai aspek kehidupan sesuai aturan Islam.
Perubahan yang mendasar secara total haruslah disertai peran negara dalam mengurusi umat dengan menerapkan sistem Islam dalam setiap lini kehidupan, baik itu dalam pergaulan, pendidikan, kesehatan, perniagaan, bahkan pengurusan dan pengaturan dalam negara. Tanpa benteng negara berbagai kerusakan begitu mudah tersebar luas di kalangan remaja bahkan di kalangan anak-anak kecil sekalipun. Kerusakan pemikiran sudah merajalelah minus dari penanan nilai-nilai moral,mengaburkan identitas sebagai seorang muslim. Tsaqofah Islam kunci sukses mengembalikan kegemilangan Islam. Paradigma yang keliru ketika keterbukaan terhadap tsaqofah asing namun mengkriminalkan ajaran Islam.
"Kalian adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia menyeru kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah swt, sekiranya ahli kitab beriman tentulah itu lebih baik bagi mereka, diantara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik"(TQS. Ali imran:110)
Wallahu a'lam
Tags
Opini