Oleh : Ammelia sobihatul ahmar
Banjir bandang di Sukabumi dipastikan akibat pendangkalan sungai. Kementerian Pekerjaan Umum (PU) berupaya melakukan pengerukan terhadap sejumlah sungai di Sukabumi. 12 alat berat dikerahkan menormalkan berbagai sungai. (Jawa Pos, 07/12/24)
Bencana alam yang melanda Sukabumi baru-baru ini merupakan pengingat akan kekuatan alam dan betapa kecilnya manusia di hadapannya. Dari perspektif Islam, bencana alam bukanlah semata-mata peristiwa alam biasa, tetapi mengandung pesan dan hikmah yang perlu kita renungkan. Beberapa fakta dan hikmah yang dapat kita ambil dari kejadian ini adalah sebagai ujian dan pengingat. Dalam Al-Quran, Allah SWT berfirman, " (QS. Al-Baqarah: 155).
Bencana alam dapat dimaknai sebagai ujian dan pengingat akan kebesaran Allah SWT, serta pentingnya kesabaran dan ketawakkalan kepada-Nya. Selain itu, juga merupakan yanda-tanda Kan kekuasaan Allah. Bencana alam menunjukkan kekuatan dan kekuasaan Allah SWT yang maha dahsyat. "Dan Dialah yang menundukkan lautan untukmu agar kamu dapat melaluinya dengan perahu-perahu yang Dia perintahkan untuk berlayar padanya, dan Dia menundukkan sungai-sungai untukmu. Dan Dia menundukkan matahari dan bulan untukmu, keduanya tetap beredar menurut perhitungan-Nya. Dan Dia menundukkan malam dan siang untukmu. Dan Dia memberikan kepadamu segala apa yang kamu mohonkan kepada-Nya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menghitungnya. Sesungguhnya manusia itu benar-benar zalim dan sangat tidak bersyukur." (QS. Ibrahim: 32-34).
Disatu sisi bencana alam banjir ini juga tidak terlepas dari konsekuensi perbuatan manusia. Islam menegaskan bahwa bencana alam bisa menjadi konsekuensi dari perbuatan manusia. "Telah terjadi kerusakan di darat dan di laut disebabkan oleh perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari apa yang telah mereka kerjakan, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)." (QS. Ar-Rum: 41). Pendangkalan sungai, kerusakan hutan, dan pencemaran lingkungan dapat memicu bencana alam.
Penyebab bencana banjir hari ini, bukan sekadar faktor alam tapi karena ulah tangan-tangan manusia, yaitu banyaknya pelanggaran syariat karena kehidupan tidak diatur dengan syariat yang benar (Islam). Termasuk eksploitasi alam atas nama pembangunan. Saatnya muhasabah dan bertobat dengan berupaya agar syariat segera tegak di bawah kepemimpinan Islam. Kepemimpinan Islam akan membangun tanpa merusak sehingga bencana bisa diminimalisir. Negara berperan sebagai raa'in dan junnah sehingga rakyat hidup sejahtera penuh berkah (QS. Al-A’raf:96).
Pengelolaan sumber daya alam di dalam kepemimpinan islam tentu tidak hanya untuk meraup keuntungan materi sebanyak-banykanya, namun juga akan mempertimbangkan aspek kelestarian lingkungan. Karena dalam Islam, sangat menekankan penting menghargai alam dan berusaha menjaga kelestariannya.
Tags
Opini