Salis F. Rohmah
Akhir tahun membawa duka bagi sebagian masyarakat Indonesia. Akibat bencana yang melanda di musim penghujan ini. Seperti yang terjadi di Sukabumi hujan lebat membawa banjir hingga penetapan kondisi tanggap darurat bencana dalam sepekan. Longsor dan jalan putus juga terjadi di beberapa tempat, membuat aktivitas warga harus terhenti. Sepertinya bencana datang silih berganti di negeri ini ketika musim hujan terjadi.
Tak hanya faktor alam atau cuaca namun faktor manusia juga harus menjadi bahan evaluasi. Kerap kali setelah pembangunan terjadi malah justru menambah parahnya bencana. Pembangunan yang harusnya membawa manfaat bagi masyarakat harus memperhatikan bagaimana alam ini bekerja.
Prinsip kapitalisme nyatanya masih mendominasi pembangunan di negeri ini. Dengan modal seminimal mungkin asal mendatangkan keuntungan yang besar, pembangunan yang demikian dapat dijalankan. Tentunya keuntungan yang didapatkan bagi kaum kapitalis. Kepentingan rakyat jelata dan keamanan lingkungan tidak menjadi prioritas utama. Termasuk eksploitasi alam atas nama pembangunan sering juga terjadi.
Sejatinya pembangunan dengan prinsip kapitalisme demikian serupa dengan pelanggaran yang disebut dalam Islam. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
ظَهَرَ الْفَسَا دُ فِى الْبَرِّ وَا لْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّا سِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ
"Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)"
(QS. Ar-Rum 30: Ayat 41).
Ya, ulah tangan manusia yang tidak mengatur kehidupan ini sesuai aturan yang telah diturunkan Allah dalam syariat Islamlah membuat alam ini rusak. Kehidupan pun kian terasa menyengsarakan ketika manusia dibiarkan serakah mengatur hidup sesuai hawa nafsunya. Bahkan tidak akan merasa bahwa apa yang dilakukan mendzalimi orang lain dan alam yang ia tinggali. Akibatnya kehidupan yang sempit akan terasa.
Jangan lupa jika kehidupan kita tidak hanya berakhir di dunia saja. Namun selanjutnya kita akan mempertanggungjawabkan apa yang kita kerjakan di akhirat kelak. Maka sudah sepatutnya apa yang kita kerjakan hari ini harus sesuai dengan apa yang diinginkan pencipta kita.
Sungguh Allah telah memberi rambu-rambu dalam kehidupan lewat Syariat Islam. Di mana Islam tak hanya mengatur ibadah ritual, namun semua aspek kehidupan. Dan orang beriman wajib untuk mengambil Islam secara keseluruhan. Apalagi menghadirkan kepemimpinan Islam yang akan menerapkan semua syariat tersebut adalah mahkota kewajiban yang hari ini harus diupayakan. Saatnya kita bertaubat bersama sama. Agar syariat Islam yang harusnya terjaga, bisa terterapkan dalam semua sendi kehidupan.
Syariat Islam yang akan diterapkan oleh Kepemimpinan Islam akan mencegah dan meminimalisir adanya bencana. Karena pemimpin dalam Islam adalah raa'in dan pelindung bagi rakyat. Sebagaimana yang disampaikan oleh Nabi SAW, “Imam itu adalah laksana penggembala, dan dia akan dimintai pertanggungjawaban akan rakyatnya (yang digembalakannya)” (HR. Imam Bukhari dan Imam Ahmad). Pemimpin yang disabdakan Nabi akan hadir dari sistem yang juga dicontohkan Nabi. Sistem kepemimpinan Islam yang memelihara dan menerapkan syariat Islam.
Wallahu a'lam bishshawab.
Tags
Opini