Oleh : Yuke Octavianty
(Forum Literasi Muslimah Bogor)
Seluruh penduduk Gaza Utara beresiko sekarat. Demikian diungkapkan seorang pejabat senior PBB yang mengurus masalah bantuan kemanusiaan di Gaza (republika.co.id, 27-10-2024). Serangan Israel yang semakin meluas dan membabi buta tidak menutup kemungkinan meningkatkan jumlah korban meninggal. Beragam peristiwa mengenaskan sepanjang sejarah kehidupan terpampang jelas di sepanjang wilayah Gaza.
Tidak hanya Gaza, Israel pun memperluas wilayah sasaran hingga ke Iran dan Lebanon. Kementerian Kesehatan Lebanon menyatakan jumlah korban tewas akibat serangan Israel sejak Oktober 2023 telah melonjak menjadi 2.634 selama beberapa minggu terakhir (CNNIndonesia.com, 27-10-2024). Hal ini sebagai dampak dari meningkatnya intensitas serangan di negara tersebut.
Lemahnya Kekuatan Dunia
Tidak berbeda dengan Lebanon. Iran pun mengalami serangan dari Israel. Ketegangan yang dipicu masalah geopolitik, ideologis dan strategis wilayah menjadikan Timur Tengah terus berdarah. PBB turut prihatin atas ketegangan yang terus terjadi di wilayah Timur Tengah. Jalur diplomasi menjadi jalan yang disarankan PBB agar konflik regional tidak semakin meluas. Peperangan yang berkepanjangan tidak hanya membahayakan kedaulatan suatu negara, namun nasib dan keamanan nyawa warga sipil adalah hal paling utama yang juga harus diperhatikan. Kecaman dan ancaman terhadap negara penjajah Israel tidak mampu serta merta menghentikan serangan militer yang terus dilancarkan.
Kondisi Palestina semakin memburuk sebagai dampak serangan zionis. Bahkan Zionis juga menyerang Lebanon, Yaman dan Iran. Namun, lagi-lagi dunia tidak memiliki upaya konkrit untuk menyelamatkan nyawa yang terus berjatuhan di wilayah konflik.
Lumpuhnya para pemimpin dunia dan lembaga-lembaga internasional mestinya sudah cukup memberikan bukti bahwa sistem yang kini diadopsi telah gagal. Sistem kapitalisme demokrasi nyata-nyata telah menghancurkan harapan dunia untuk mencapai kedamaian. Dunia yang damai dan aman hanya sebatas khayalan.
Di sisi lain, negara-negara barat masih terus mengaruskan pemahaman demokrasi ke berbagai negeri sebagai alat imperialisasi. Dengan sarana pemikiran ala demokrasi, negara-negara adidaya dengan mudahnya mencengkeram negara lain. Penjajahan makin meluas karena "lembaga perdamaian" dunia pun dalam pengaruh hipnotis negara adidaya penjajah. Segala bentuk kebijakan disetir negara promotor penjajah. Orientasi materi dan kekayaan duniawi menjadi satu-satunya tujuan yang dicari. Sementara nyawa yang terus bergelimpangan sebagai korban peperangan hanya dibela melalui kecaman. Tidak ada bukti nyata pembelaan seperti pengiriman pasukan tangguh untuk melawan. Inilah sistem demokrasi kapitalisme yang banyak disandang negara-negara di seluruh bagian dunia. Tidak hanya itu, batasan khayali antar negara yang terbentuk dalam konsep nasionalisme pun menyekat rasa persaudaraan antar muslim. Para penguasa telah terperdaya kekuatan licik negara diktator adidaya. Alhasil, pembelaan hanya sebatas retorika. Tidak mampu diwujudkan dalam kekuatan militer yang tangguh dan kokoh.
Tidak ada jalan lain, umat harus membuang jauh konsep demokrasi kapitalistik. Kesadaran terkait urgensi kekuatan politik militer akan melahirkan solusi hakiki yang mampu mewujudkan pembelaan nyata.
Islam Kaffah Solusi Bijaksana
Gaza, Lebanon, Iran dan negara-negara lain yang juga terjajah memerlukan pembelaan nyata. Pembelaan ini harus berupa kekuatan tentara, tidak hanya sekadar kecaman atau gertakan. Tidak hanya itu, gerakan yang bersumber dari sistem yang tangguh juga diperlukan untuk mewujudkan hal ini. Tidak ada pilihan lain, dunia kini membutuhkan sistem yang tangguh untuk menjaga kedamaian dunia. Inilah sistem Islam. Satu-satunya sistem tangguh yang memberikan harapan.
Sistem Islam merupakan sistem yang mampu mengirimkan pembelaan nyata untuk membela kaum muslim yang kini tengah tertindas dan hidup di bawah bayang-bayang ancaman penjajahan. Yakni dengan mengirimkan tentara muslim yang memiliki kekuatan militer yang kuat. Segala kebijakan terkait hal ini mutlak membutuhkan mekanisme dan strategi yang apik dalam wadah institusi khilafah Islam.
Sistem Islam menetapkan perlindungan yang menyeluruh bagi setiap individu umat. Khilafah akan menetapkan strategi untuk mengoptimalkan usaha demi melepaskan penjajahan di tanah kaum muslim. Inilah bentuk khilafah dalam menjaga darah dan harta setiap individu muslim.
Dari Abu Hurairah radhiyallâhu ’anhu. bahwa Nabi Muhammad SAW. bersabda,
”Sesungguhnya al-imam (khalifah) itu perisai yang (orang-orang) akan berperang mendukungnya dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan)-nya.”
(HR. Muttafaqun ’alayh)
Pemahaman Islam akan membentuk kekuatan ukhuwah (persaudaraan) atas dasar akidah. Akidah Islam menjadi satu-satunya ikatan kuat yang mengikat persaudaraan sesama muslim tanpa memandang asal negara dan wilayah. Dengan kekuatan tersebut, khilafah mampu menetapkan kebijakan militer dengan tangguh untuk membela nyawa setiap muslim. Khilafah pun memiliki peranan penting dalam mengedukasi umat terkait konsep pembelaan terhadap saudara sesama muslim, terlebih kaum muslim yang tertindas penjajahan yang zalim.
Khilafah memiliki strategi untuk membina setiap individu umat untuk membangkitkan kesadaran politik Islam. Dengan pemahaman politik Islam yang sempurna, umat pun menyadari tugas serta kewajibannya untuk berdakwah dan berjihad fii sabilillah. Pembinaan umat tersebut hanya mampu dioptimalkan melalui pembinaan pemahaman politik Islam yang menguatkan keimanan dan menyatukan perasaan serta pemikiran seluruh umat muslim. Inilah kekuatan nyata yang mampu membela. Solusi hakiki yang mampu mewujudkan kedamaian dunia dan menghapus segala bentuk penjajahan.
Demikianlah Islam mengatur kekuatan untuk saling membela. Ukhuwah terjaga, kezaliman pun binasa.
Wallahu a'lam bisshowwab.