Tidak Adanya Solusi Tuntas untuk Kemiskinan dalam Kapitalisme



Oleh: Amelia (Ibu Rumah Tangga)



"Tidak bisa berharap pada sistem hidup saat ini, kapitalisme. Sistem ini hanya mementingkan keuntungan oligarki tanpa memperhatikan penderitaan rakyatnya."

Kesenjangan antara si kaya dan si miskin semakin nyata terlihat saat ini. Bagaimana tidak? Setiap hari, rakyat terus dipaksa menderita dari berbagai sisi. Harga kebutuhan pokok terus meroket, pajak semakin tinggi, subsidi dicabut, biaya pendidikan dan kesehatan yang mahal, dan banyak kebijakan lain yang menyusahkan rakyat.

Adanya kesenjangan ekonomi ditengah-tengah masyarakat, menyebabkan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) menekankan pentingnya pemberdayaan ekonomi perempuan untuk memperkuat ketahanan keluarga dan mencapai pembangunan berkelanjutan (Antaranews.com).

Sementara itu, untuk mengatasi permasalahan ekonomi ini, Kementerian Sosial (Kemensos) juga memiliki program bantuan tunai bersyarat sebagai upaya mengatasi kemiskinan dan mendorong pemberdayaan perempuan, yaitu Program Keluarga Harapan (PKH).

Banyak sekali upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi kemiskinan. Bahkan, Setiap tanggal 17 Oktober diperingati sebagai Hari Pengentasan Kemiskinan Internasional. Berikut solusi yang diusulkan:

1. Aksi solidaritas di tingkat lokal dan global.
2. Kolaborasi global untuk mengentaskan kemiskinan.
3. Inovasi teknologi untuk pemberdayaan ekonomi.
4. Pendidikan sebagai kunci pengentasan kemiskinan.
5. Kebijakan sosial yang mendukung kelompok rentan.
6. Peringatan yang memicu tindakan nyata.

Pertanyaannya, apakah solusi-solusi yang diusulkan tersebut telah berjalan efektif? Tentunya tidak.
Pada faktanya, solusi-solusi tersebut tidak akan pernah mampu untuk mengatasi kemiskinan. Hal ini tidak lain karena kapitalisme itu sendiri. Kapitalisme lah yang menyebabkan kesenjangan dalam masyarakat, karena kebijakan yang dilahirkannya. Para kapital diberikan kebebasan penuh untuk melakukan apa saja agar mendapatkan cuan yang besar. Mereka tidak malu jika harus mengeksploitasi SDA, SDM, atau korupsi. Parahnya, para pemangku kebijakan saat ini berpihak pada mereka, sehingga kebijakan yang dikeluarkan, semata-mata untuk memberi lampu hijau bagi para kapital. 

Contoh sederhana, jika di Indonesia sumber kekayaan yang dimiliki dikelola dengan baik oleh negara, rakyat bisa sejahtera dan ketimpangan sosial dapat diminimalkan. Namun, kenyataannya, banyak sumber kekayaan negara yang tidak dikelola dengan baik oleh negara, bahkan diserahkan kepada pihak asing dan pengusaha. Akibatnya, rakyat semakin hari semakin menderita karena kebijakan yang terus menyengsarakan mereka.

Inilah fakta bagaimana penerapan kapitalisme hari ini, sistem ini hanya memperkaya oligarki sementara rakyat semakin terpinggirkan. Kapitalisme hanya menguntungkan para kapitalis, sementara rakyat harus berjuang sendiri. Sistem ini pada dasarnya rusak dan mustahil mewujudkan kesejahteraan yang merata. Negara tidak hadir untuk mengurus rakyat, apalagi ketika kesejahteraan diukur dengan pendapatan per kapita, yang merupakan ukuran semu dan tidak mencerminkan kondisi sebenarnya

Jadi, seperti apa solusinya?

Penerapan Islam secara kaffah mampu mengentaskan kemiskinan. Islam adalah sistem dari Allah yang memberikan solusi untuk segala permasalahan manusia, termasuk kemiskinan. Penerapan Islam secara kaffah akan menjamin kesejahteraan setiap individu rakyat, karena Islam mengatur pendistribusian harta ditengah-tengah masyarakat, sehingga tidak akan ada kesenjangan antara si kaya dan si miskin.

Melalui berbagai konsep dalam sistem ekonomi Islam, negara dapat mewujudkan kesejahteraan rakyat karena Islam menetapkan bahwa negara harus menjadi raain (pengurus) dan junnah (pelindung) bagi rakyatnya.

“Sesungguhnya (Allah) yang mewajibkan atasmu (melaksanakan hukum-hukum) Al-Qur’an benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali.” (QS. Al-Qashash: 85)  
Oleh karena itu, kita harus mengembalikan segala permasalahan kepada hukum Allah SWT. Allah bukan hanya sebagai pencipta manusia, bumi, dan seluruh isinya, tetapi juga memberikan aturan yang lengkap untuk mengaturnya.

Pemimpin negara harus bertanggung jawab dalam mengurus rakyatnya. Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh Imam (kepala negara) itu bagaikan perisai.”(HR. Muslim)

Islam menetapkan pemimpin atau kepala negara sebagai raain yang bertugas memenuhi kebutuhan rakyat melalui penerapan sistem Islam secara kaffah. Islam adalah sistem yang sempurna dan komprehensif, yang mengukur kesejahteraan setiap individu. Semua ini dapat terwujud dalam sistem pemerintahan yang menerapkan aturan Islam secara menyeluruh, yaitu Khilafah.

Waallahu a’lam bishshawwab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak