Oleh Rosma Asfary Tamira, M.Pd
Generasi Z atau yang lebih sering disebut sebagai Gen Z adalah generasi yang lahir antara tahun 1997 - 2012. Generasi ini dibesarkan di tengah perkembangan pesat teknologi dan globalisasi. Tidak bisa dipungkiri media sosial dan internet menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari gen Z. Mereka pun dianggap cenderung lebih kritis dalam memandang sesuatu sehingga mereka memiliki modal besar sebagai agen perubahan.
Namun di balik potensi besar yang dimiliki gen Z, berbagai permasalahan dan tantangan bagi mereka pun semakin kompleks. Mulai dari gangguan kesehatan mental, bullying, pengangguran hingga biaya pendidikan yang mahal. Contohnya, seperti kasus remaja yang melakukan bunuh diri yang terjadi di Bekasi baru-baru ini merupakan gambaran kerapuhan mental generasi muda saat ini (https:// kompas.id/).
Selain itu, banyak penelitian menunjukkan akan adanya korelasi antara penggunaan teknologi yang berlebihan dengan peningkatan stress, kecemasan, hingga depresi yang dialami oleh generasi muda. (https://kumparan.com)
Sungguh mengerikan sekali, ternyata di balik layar kehidupan sosial media yang terlihat sempurna, tersimpan banyak jeritan yang tak terdengar yang bisa menjadi ancaman serius bagi mental generasi muda. Ditambah lagi jeratan sistem kapitalisme yang menjebak gen Z dalam lingkungan materialistik sehingga menciptakan gen Z yang konsumtif, hedonistik dan FOMO (Fear of Missing Out) atau merasa takut ketinggalan akan suatu aktivitas menarik atau menyenangkan yang dialami orang lain.
Berbagai persoalan pelik yang menimpa gen Z saat ini merupakan buah penerapan dari sistem kapitalisme yang melahirkan sistem rusak buatan manusia.
Alhasil sistem ini telah merusak bahkan merubah pandangan hidup seseorang menjadi serba bebas dan tidak memperdulikan aturan agama. Kesenangan dunia yang fana menjadi prioritas utama bagi kaum muda saat ini.
Gen Z sebagai Agent of Change
Kemampuan gen Z untuk memanfaatkan teknologi dalam berkreasi dan berinovasi menjadi modal besar bagi mereka untuk menjadi agent of change atau agen perubahan. Agent of change berarti mampu membawa perubahan ke fase yang lebih baik. Dengan memiliki generasi yang cemerlang akan menciptakan generasi pemimpin pembangunan peradaban yang baik karena fitrahnya seorang pemuda kelak akan tumbuh menjadi seorang pemimpin. Pemimpin yang sholih pun akan hadir apabila didukung oleh sistem kehidupan yang shahih.
Mengaktivasi Peran Gen Z dalam Perjuangan Menegakkan Islam Kaffah
Derasnya pengaruh moderasi beragama di kalangan gen Z saat ini menciptakan generasi yang rusak yaitu generasi yang sangat jauh dari agama. Ketidakpahaman gen Z akan aturan agama menjadikan semakin tergerusnya moral para generasi muda sebagai buah dari penerapan sistem kapitalisme.
Demokrasi pun telah menjauhkan gen Z dari perubahan hakiki dengan Islam kaffah, padahal hanya dengan sistem Islam generasi dan umat manusia akan selamat. Sejatinya, perubahan yang hakiki adalah ketika sistem dirubah kembali kepada hukum Islam.
Untuk mengaktivasi peran gen Z agar dapat berjuang menegakkan Islam kaffah adalah gen Z membutuhkan adanya kelompok dakwah politik yang akan membina gen Z secara shahih sehingga mampu mendorong terbentuknya generasi yang berkepribadian Islam yang kuat yang akan mampu membela Islam serta membangun peradaban Islam. Sebagai agent of change, gen Z juga harus ikut terlibat dan berkontribusi untuk aktif berjuang mengembalikan kehidupan Islam secara kaffah. Wallahua'lam bishshawab
Tags
Opini