Oleh Hany Handayani Primantara, SP.
(Aktivis Muslimah)
Palestina berdarah lagi. Saudara kita diserang lagi. Kita pun bersedih lagi. Namun seperti biasa para penguasa muslim di sekitar lokasi terdekat justru diam seribu bahasa lagi. Bagaikan setan bisu menonton penjajahan kaum zionis terhadap Palestina yang berlangsung hingga detik ini. Tidak dipungkiri akibat serangan tersebut kembali menelan banyak korban.
Anak-anak sekolah tidak berdosa menjadi target serangan kebiadaban zionis. Di Gaza lebih dari 11.825 pelajar tewas, 16.897 lainnya terluka. Sedangkan di Tepi Barat 79 siswa sekolah dan 35 mahasiswa tewas, ratusan orang terluka dan ditahan kelompok tersebut. Sekolah-sekolah dirusak, 77 sekolah hancur total, 84 sekolah mengalami kerusakan. Sejumlah 20 universitas rusak parah, 51 gedung universitas hancur seluruhnya, sedangkan 57 hancur sebagian. Begitu pula dengan para guru tak sedikit yang syahid. Sebanyak 441 guru dan staf sekolah terbunuh dan 2.491 luka-luka, sedangkan di Tepi Barat 2 orang staf sekolah tewas, 17 luka-luka dan 139 lainnya ditahan. (Detik.com, 01/11/24)
Mirisnya sebagian besar korban merupakan perempuan dan anak-anak. Walhasil anak-anak Palestina yang selamat tidak lagi mendapatkan pendidikan yang layak, sarana dan prasarana serta kurikulum yang baik sebab kerusakan yang terjadi.
Matinya Rasa Persaudaraan Muslim
Semakin hari yang Zionis lakukan menjadi kekejian yang nyata di depan mata rakyat Palestina. Namun dunia tetap tidak sedikitpun memberikan bantuan secara nyata. Padahal kecaman yang mereka lontarkan nyata-nyata tak mampu menghilangkan penjajahan. Berbanding terbalik dengan kondisi AS dan para anteknya yang terus memberikan dukungan penuh kepada Zionis demi mengalahkan Palestina.
Para penguasa negeri muslim telah mati rasa. Tak sedikitpun mereka tergerak hatinya untuk memobilisasi tentara dan militernya berjihad membantu saudaranya di Palestina. Nampak nyata bentuk pengkhianatan mereka terhadap saudara muslim Palestina. Mereka lupa akan sabda Rasulullah SAW, bahwa umat Islam bagaikan satu tubuh, satu saudara. Dimana ketika satu bagian tubuh sakit maka bagian lainnya pun akan merasakan hal yang sama.
Kondisi demikian terjadi akibat sistem sekuler kapitalis yang telah mengakar dalam tubuh kaum muslim. Penerapan sistem sekuler telah mematikan makna persaudaraan yang berlandaskan iman dan Islam. Kedudukan serta kekuasaan yang diberikan musuh Islam lebih mereka cintai daripada nasib saudaranya sendiri yang dibantai habis kaum Zionis.
Nasionalisme yang lahir dari pemikiran sekuler, terus digadang-gadang oleh mereka. Padahal ikatan tersebut justru menjadi penyebab hancurnya ikatan aqidah Islam. Aqidah yang selama Islam memimpin selalu menjadi pemersatu umat. Menjadi penguat umat yang kokoh hingga belasan abad kini hancur akibat nasionalisme yang dihasut oleh kaum kafir guna memecah belah umat. Efeknya hilang kepedulian mereka terhadap sesama kaum muslim. Hilang rasa persaudaraan mereka akibat ikatan nasionalisme.
Bantuan Nyata bagi Palestina
Rakyat Palestina bukan hanya sekadar butuh bantuan doa, obat-obatan, rumah sakit, tenaga kesehatan, air bersih, bangunan sekolah serta guru, maupun materi, melainkan mereka butuh bantuan yang mampu mengembalikan keadaan mereka menjadi merdeka seutuhnya. Dilindungi oleh sesama saudara kaum muslim dibawah naungan negara yang menyatukan mereka.
Aka persatuan umat harus dikembalikan, kaum muslim harus bersama-sama melawan kaum Zionis sebagai bentuk nyata bantuan bagi rakyat Palestina. Umat harus dibangun kesadarannya akan akar persoalan dan solusi hakiki untuk membebaskan Palestina. Umat harus mendorong penguasa negeri muslim untuk memobilisasi pasukan militer mereka untuk berjihad melawan Zionis.
Penjajahan wilayah muslim tidak akan terjadi jika umat memiliki ikatan pemersatu umat yakni aqidah Islam. Kaum muslim butuh pelindung yang mampu mempersatukannya yaitu dengan Khilafah Islamiah. Maka umat Islam harus berjuang untuk membangun kesadaran akan kebutuhan adanya Khilafah dan berjuang bersama untuk menegakkannya. Sebab perjuangan itulah yang dicontohkan Rasulullah sebagai bentuk cinta kepada Allah, Rasul serta agama Islam.
Wallahu alam bishshawab
Tags
Opini