Paradoks Pembelaan Palestina dalam Mindset Negara Sekuler



Oleh: Kurnia : Mahasiswa


Satu tahun lebih genosida terjadi di tanah suci ketiga kaum Muslimin. Korban terus berjatuhan bahkan semakin bengis dan tragis pembantaian yang dilakukan oleh penjajah Sionis. Dilansir dari Anadolu Ajansi pada Jumat  (1/11/2024) Kementerian Pendidikan Palestina mengungkapkan bahwa di Gaza, pembunuhan terhadap anak usia sekolah mencapai 11.057 jiwa dan lebih dari 16.897 lainnya terluka. Pada kalangan mahasiswa, sebanyak 681 orang terbunuh dan 1.468 orang lainnya luka-luka. Bahkan penjajah terus melakukan penyerangan pada rumah sakit, menangkap tenaga medis hingga pusat kesehatan Gaza Utara lumpuh akibat kurangnya tenaga medis. 

G4Z4 dengan segala keprihatinannya, justru tidak mendapatkan bantuan nyata layaknya Sionis. Sebuah laporan terbaru untuk proyek Brown Costs of War memperkirakan bahwa senjata yang disubsidi AS untuk Israel telah mencapai setidaknya $22,76 miliar sejak awal perang (Tempo.com 3/11/2024). Bukan hanya itu Amerika juga mengirimkan rufal dan juga 100 personel AS untuk membantu Sionis dalam penjajahannya. Sungguh ini adalah dukungan yang luar biasa kepada negara penjajah.

Dukungan Semu

Dukungan yang diterima Palestina termasuk G4ZA hingga saat ini tidak beranjak dari bantuan logistik dan, kecaman di forum forum internasional. Dua hal inilah yang dilakukan oleh pemimpin negeri negeri kaum Muslimin. Tidak aneh memang rasanya jika mereka bertindak demikian. Jangan genosida yang terjadi selama satu tahun, puluhan tahun genosida terjadi, pemimpin negara di dunia telah buta dan terus mencukupkan diri dengan hal hal recehan tersebut. Mereka bahkan masih rela berjabat tangan melakukan kerjasama bilateral dengan Sionis. Seperti tembok Rafah yang dibangun semakin tebal, tidak adanya embargo minyak kepada Amerika maupun Israel yang dilakukan oleh negeri Muslim penghasil minyak bumi seperti Arab Saudi  Bahkan untuk melakukan pemboikotan produk Sionis secara massal dalam lingkup negara, tidak ada satupun pemerintah negeri Islam yang melakukannya. 

Mindset Sekuler dan Penyakit Wahn

Para pemimpin negeri negeri Muslim secara nyata kita saksikan lebih takut kepada Sionis dan juga negara pendukungnya Amerika daripada siksaan Allah sebab telah menelantarkan saudaranya bersama para penjajah. Sikap pengecut para penguasa dunia, tidak lepas dari mindset sekulerisme yang telah tersistematis terinstall di seluruh dunia. Mindset ini telah melahirkan pemimpin yang cinta pada tahta dan popularitas. Dukungan yang mereka berikan kepada Palestina tidak pernah bisa totalitas sebab terhalang kepentingan ekonomi dan peraturan global. 

Padahal jumlah negeri kaum Muslimin lebih luas dan lebih kaya SDA nya dibandingkan Amerika. Akan tetapi belenggu mindset materialistic telah mengumpulkan akal dan hati nurani mereka. Mereka lebih takut kehilangan jabatan dan keuntungan ekonomi disbandingkan kehilangan saudaranya. Sikap ini adalah hasil nyata dari tertanamnya sekulerisme sehingga para pemimpin mencukupkan diri menjalankan agama dalam ranah pribadi tetapi melupakan kewajiban mereka dalam ranah politik. Selama mindset sekulerisme ini tertanam dalam negeri kaum muslimin, selama itulah genosida di G4Z4 dan Palestina akan terus menerus terjadi. Sebab mindset inilah yang menjadikan para pemimpin negeri Islam sebagai pecundang peradaban, tanpa daya dan tanpa upaya.

Palestina Perlu dukungan Nyata

Negara adalah institusi politik yang mampu memberikan seluruh bentuk bantuan, baik logistic hingga militer. Jika kita melihat upaya masyarakat dalam mendukung G4Z4 dengan bantuan harta, logistic bahkan boikot jelas tidak cukup untuk menghentikan serangan militer yang menghantam G4Z4. Sebab, serangan militer hanya dapat dikalahkan dengan serangan militer yang sepedan. Selama ini, kekuatan kelompok H4M45 menunjukkan bahwa perjuangan  akan terus dilakukan dengan fasilitas seadanya. Jika fasilitas yang seadanya itu saja mampu membuat G4Z4 bertahan, hal ini menunjukkan adanya bantuan militer akan memberikan dampak kemenengan yang nyata untuk G4ZA. Hal ini hanya bisa dilakukan oleh sebuah intitusi politik.

Instutusi politiklah yang memiliki berbagai akses senjata, alat berat bahkan tantara untuk membantu pembebasan G4ZA. Sejatinya dukungan nyata terhadap G4Z4 adalah dukungan militer yang dilakukan oleh istitusi politik. Berdasarkan paparan di atas, negeri Muslim sekuler tidak akan memberikan dukungan nyata tersebut. Oleh karena itu perlu adanya institusi politik yang memiliki mindset Islam serta menjadikan kepemimpinan sebagai amanah besar penuh tanggung jawab bukan sebagai ajang popularitas dan mempertahankan kekuasaan.

Khilafah sebagai institusi politik Islam mampu memberikan pertolongan milieter kepada G4Z4 sebab negara ini adalah negeri independent dengan melakukan pengelolaan ekonomi secara mandiri sesuai kaidah kepemilikan dalam Islam. Rezim pemerintahan diisi oleh orang orang yang bertaqwa dengan tujuan hidupnya hanyalah ridho Allah dan mimpinya adalah syahid dalam memperjuangkan agamanya. Sehingga mereka memahami betul terkait pentingnya Palestina bagi kaum muslimin lalu memperjuangkannya. Mindset ibi bukan hanya dimiliki oleh pemimpin tetapi oleh seluruh masyarakat termasuk militer sebab kurikulum pendidikan Khilafah mengharuskan outpun yang memiliki pola pikir dan pola sikap Islam. Sehingga muncul sistem sosialmasyarakat yang senantiasa mengingatkan penguasa untuk melakukan perlawanan militer untuk pembebasan Palestina. Wallahu alam.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak