Oleh: Julia Ummu Adiva
Menurut Direktur Eksekutif Unicef Catherine Russell dalam kunjungannya beberapa hari yang lalu untuk memberikan vaksin bersama para rekannya, tepat di daerah Jabalia di serang oleh IDF, walaupun ditengah gempuran, Vaksinasi Polio yang diberikan kepada anak-anak Gaza mencapai 72.000. Kendatipun berlangsung, Israel tetap melakukan aksi kebrutalannya dengan merusak mobilnya dan melukai tiga anak di dekat klinik vaksinasi di Sheikh Radwan.
Direktur Russell mengutuk dan menekankan kepada hukum humaniter internasional untuk melindungi warga sipil, termasuk bangunan tempat tinggalnya. Namun pada faktanya hal itu terus diabaikan sampai puluhan ribu anak terbunuh, terluka dan kehilangan layanan penting yang diperlukan untuk bertahan hidup dan ini harus di akhiri sesegera mungkin, pungkasnya. (Tempo, 4/11/2024)
Data Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan, total jumlah korban tewas di Gaza akibat serangan Israel sejak 7 Oktober 2023 lalu telah meningkat menjadi 41.825. Kemudian, sebanyak 96.910 orang lainnya terluka (CNBC, 5/10/2024) angka ini akan terus merangkak naik dalam konflik dan genosida yang dilakukan Israel akan terus berkobar selama Israel masih didukung oleh negara-negara pendukung utamanya yakni Amerika dan sekutunya. Sementara di satu sisi negeri-negeri muslim tidak memberikan pertolongannya secara penuh bahkan justru cenderung loyal kepada negara-negara yang mendukung zionis Israel. Begitupun dengan lembaga-lembaga dunia seperti PBB, OKI pun Hukum Internasional tidak mampu menyelesaikan permasalahan Palestina dan menghentikan kebengisan zionis Israel.
Pemimpin di negeri-negeri muslim hanya mampu mengecam, mengutuk dan diam membisu seribu bahasa bahkan berlaga seolah membela dengan menggelar pertemuan untuk mensolusikan tindakan Israel yang telah nyata melanggar hak asasi manusia dan juga hukum-hukum lainnya.
Saat ini solusi yang ditawarkan hanya melalui jalur diplomasi yang hanya menguntungkan Israel dan justru semakin melanggengkan penjajahan mereka atas Palestina. Maka tentu penyelesaian masalah Palestina tidak mungkin bisa berharap kepada lembaga-lembaga dunia yang ada saat ini.
Dalam Islam, seorang muslim bagi muslim yang lainnya adalah ibarat satu tubuh, ketika ada yang tersakiti atau merasakan sakit tentu kita seluruh umat muslim pun akan merasakan hal yang sama. hal ini termaktub dalam beberapa riwayat hadits berikut:
عَنْ أبْنِ عُمَرَ رَضِى الله عَنْه قَالَ: قَالَ رَسُوْلَ اللهِ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ: الْمُسْلِمُ أَخُوْ الْمُسْلِمِ لا يَضْلِمُهُ ولايخذله وَلا يُسْلِمُهُ
“Diriwayatkan dari Ibnu Umar, beliau berkata: “Rasulullah SAW bersabda: Seorang muslim itu adalah saudara muslim yang lain. Oleh sebab itu, jangan menzdalimi dan meremehkannya dan jangan pula menyakitinya.” (HR. Ahmad, Bukhori dan Muslim).
Dalam hadist yang lain dikatakan:
عَنْ أَبِيْ حَمْزَةَ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ خَادِمِ رَسُوْلِ اللهِ عَنِ النَّبِيِّ قَال((لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ ِلأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ [مِنَ الْخَيْرِ])) َ
رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ.
Dari Abu Hamzah, Anas bin Mâlik Radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian hingga ia mencintai untuk saudaranya segala apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri berupa kebaikan”. [HR al-Bukhâri dan Muslim].
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ، مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى.
”Perumpamaan kaum mukminin dalam cinta-mencintai, sayang-menyayangi dan bahu-membahu, bagaikan satu badan/ibarat satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga, dengan tidak bisa tidur dan demam”
حدثنا خلاد بن يحيى قال حدثنا سفيان عن أبي بردة بن عبدا الله بن أبي بردة عن جده عن أبي موسى عن انبي صلى الله عليه و سلم قال إِنَّ الْمُؤْمِنَ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا وَشبك أصابعه – بخاري
“Nabi saw bersabda: sesungguhnya orang mukmin yang satu dengan yang lain seperti bangunan. Yang sebagian menguatkan sebagian yang lain. Dan Nabi menggabungkan jari-jari tangannya”. (HR. Bukhari)
Sungguh apa yang disabdakan oleh Rasulullah merupakan gambaran yang terjadi saat ini di negeri Syam, umat yang melek dengan keadaan saudara kita disana hanya sebagian bahkan sikap cueknya seorang pemimpin di negeri-negeri muslim bukanlah cerminan yang sesungguhnya kepada muslim lainnya dan bungkamnya dunia Islam merupakan pengkhianatan terbesar terhadap saudara kita di Palestina. Seakan mereka buta, bisu dan tuli tak menjawab seruan pertolongan dari anak-anak Palestina yang terluka, kelaparan, ketakutan dan kehilangan keluarganya. Para penguasa muslim dibelenggu oleh nasionalisme sehingga mereka merasa urusan Palestina bukanlah urusan mereka, dimana mereka malah menyibukkan dirinya dengan urusan internal negaranya saja. Nasionalisme telah menghalangi untuk bergerak nyata dalam membela Palestina dengan mengerahkan militernya untuk berjihad fisabilillah. Oleh karenanya, umat Islam harus berlepas diri dari ide nasionalisme dan memandang persoalan palestina ialah persoalan bersama umat Islam di seluruh dunia.
Maka mengembalikan kesadaran umat tentang opini Islam merupakan hal yang urgent agar kesadaran mereka terbangun. Umat harus menyadari bahwa genosida yang dilakukan oleh Israel ialah urusan umat Islam didunia bukan hanya urusan kaum muslim di sana. Umat Islam mempunyai tanggung jawab besar untuk terus bersuara tanpa kenal lelah sama halnya seperti di Palestina yang berjuang dengan sekuat tenaga dan upaya mereka dengan kekuatan iman yang tangguh agar dapat membebaskan Palestina dengan aksi yang nyata bukan bualan semata.
Sebagaimana dalam QS. Ali-imran: 110 harus ada kelompok dakwah yang menyadarkan umat tentang kewajiban menegakkan khilafah. Seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah dalam metode penerapannya dengan 3 marhalah dakwah yakni at-tatsqif( pengkaderan), at-tafa'ul ma'al ummah( interaksi dengan umat) termasuk didalamnya thalabun nushroh( pencarian dukungan dan pertolongan) dan istilam al-hukmi( penerimaan kekuasaan dari pemilik kekuasaan). In syaa Allah dengan tiga tahapan yang konsisten ini akan mewujudkan ra'yu amm (opini umum) di tengah umat agar umat tidak percaya lagi dengan sistem yang penuh dengan kebobrokan yang sekuler kapitalis dalam meriayah umat dengan kecokakan kegagalan yang diembannya sehingga mengalihkan kepercayaan umat hanya dengan sistem Islam yakni institusi khilafah. Sebab dengan inilah salah satu cara untuk menghentikan agresi Israel ini ialah melalui jihad dengan mengirimkan pasukan tentara-tentara negeri muslim untuk melawan Israel.
Pengiriman ini hanya bisa dilakukan oleh seorang Khalifah yang memimpin khilafah dibawah naungannya untuk mengirimkan bala tentaranya yang dengannya negeri-negeri muslim akan ter bebas dari jajahan kafir penjajah.
Wallahu-a'lam bish-shawab[].
Tags
Opini