Palestina Butuh Bantuan Militer

 



Oleh. Yuli Juharini

Konflik antara Palestina dan Israel hingga saat ini belum ada penyelesaiannya. Bahkan disinyalir semakin meruncing. Entah berapa bangunan rusak parah ditambah puluhan ribu nyawa melayang. Dengan keadaan yang serba terbatas, rakyat Palestina berjuang demi mempertahankan tanah yang menjadi hak mereka. Sementara itu Zionis Israel pun tetap melakukan penyerangan dibantu oleh negara Amerika dan Inggris serta sekutunya.

Palestina sebenarnya banyak mendapat bantuan dari berbagai negara. Bantuan itu berupa makanan, obat-obatan, tenaga medis, dan lain-lain. Namun bantuan itu seringkali tertahan di perbatasan karena Israel tidak menginginkan rakyat Palestina mendapat bantuan. Hal itu menyebabkan banyak rakyat Palestina yang menderita kelaparan.

Seperti yang diungkapkan oleh Edy Wahyudi, seorang relawan Medical Emergency Committee (Mer-C) Indonesia yang ada di Gaza. Beliau mengatakan bahwa kelaparan di jalur Gaza terus meluas. Hal itu terjadi akibat adanya pengepungan dan blokade yang dilakukan Israel. Berbagai macam bantuan kemanusiaan, terutama makanan tidak boleh masuk dan tertahan di perbatasan. (cnnindonesia 2-11-2024)

Keadaan tersebut diperparah dengan disahkannya undang-undang oleh parlemen Israel yang melarang UNRWA, badan PBB yang fokus mengurusi bantuan kemanusiaan untuk para pengungsi Palestina. Dengan kata lain, Israel melarang UNRWA untuk memberi bantuan kemanusiaan untuk rakyat Palestina yang sedang mengungsi.

Apa yang dibutuhkan Palestina?

Semua bantuan kemanusiaan berupa makanan, obat-obatan, dan lain-lain memang sangat dibutuhkan oleh rakyat Palestina. Namun yang lebih penting dan sangat dibutuhkan oleh rakyat Palestina adalah bantuan secara militer. Karena selayaknya dalam perang itu harus seimbang. Pasukan militer dilawan dengan pasukan militer pula. Jika tidak maka bukan perang namanya melainkan itu sudah merupakan genosida, melenyapkan suatu etnis.

Begitu banyak seruan untuk para kepala negara di negeri-negeri Islam agar memobilisasi pasukan militernya guna membantu rakyat Palestina melawan Zionis Israel. Tapi seruan itu tidak diindahkan.
Mengapa? Karena adanya sekat-sekat nasionalisme yang menahan mereka. Sehingga ada anggapan bahwa masalah Palestina bukan masalah bersama. Mereka menutup mata bahwa yang sedang dibantai saat ini adalah saudara mereka. Bukankah sesama Muslim itu bersaudara, dimana pun mereka berada. Ibarat satu tubuh jika salah satu anggota tubuh sakit maka seluruh tubuh pun akan ikut merasakan sakit pula.

Jika saja kepala negara seluruh negeri Muslim mengerahkan pasukan militernya, maka dengan mudahnya tentara Zionis  dihalau keluar dari bumi Palestina. Hal itu terjadi jika sistem yang digunakan adalah sistem Islam. Di mana semua peraturan yang ada di dunia ini berdasarkan peraturan Islam. Dalam Islam, saling tolong menolong dalam kebaikan itu merupakan suatu keharusan. Seperti bunyi sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Muslim, Allah Swt. akan menolong seorang hamba selama hamba tersebut menolong saudaranya.

Sangat disayangkan hingga hari ini sistem Islam belum diterapkan. Semua wilayah negeri Muslim justru menerapkan sistem demokrasi kapitalis sekuler. Setiap negara lebih mementingkan urusan negara sendiri dibandingkan mengurusi penduduk negara lain yang notabene itu adalah saudara sesama Muslim. Sungguh miris.

Hanya Islam yang mengurusi setiap umatnya, tidak peduli mereka ada di belahan dunia mana pun. Islam selalu punya perasaan dan peraturan yang sama. Tinggal negara yang belum ada untuk merealisasikan itu semua. Jika sudah ada negara yang mengurusi umatnya sesuai dengan peraturan Islam, maka dapat dipastikan semua bentuk kezaliman akan lenyap. Bila ada orang-orang yang melihat kezaliman tapi mereka tidak mencegahnya dikhawatirkan Allah akan menimpakan hukuman kepada mereka semua (HR Abu Dawud).

Oleh karena itu kita harus berusaha untuk menggugah kesadaran para pemimpin di negeri Muslim agar mereka tergerak untuk memberikan bantuan nyata kepada Muslim Palestina. Tentu perlu upaya serius dengan mendakwahkan kesempurnaan sistem Islam ke tengah para pemimpin di berbagai negeri Muslim. Sehingga mereka akhirnya bisa terbuka dan menerima keindahan dan kesempurnaan sistem Islam dalam melindungi setiap jiwa yang haram darahnya.

Wallahu a'lam bishawab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak