Lingkar Setan Kemiskinan, Buah Penerapan Sistem Kapitalisme



Oleh : Ibu Ida Nuraida S.pdi



Hari Pengentasan Kemiskinan Internasional diperingati setiap tanggal 17 Oktober. Peringatan ini ditetapkan oleh UNESCO dan dideklarasikan oleh Majelis Umum PBB melalui resolusi 47/196 pada 22 Desember 1992. Mirisnya di hari pementasan kemiskinan Internasional 2024 tidak lantas membuat seluruh rakyat Indonesia menerima kemakmuran dari aspek ekonomi stuktural, tercatat masih banyak rakyat Indonesia yang menjalani kehidupan yang tidak layak terutama dari segi kebutuhan sandang, pangan dan papan serta pedidikan yang layak.

Tercatat sejak tahun 1999 jumlah rakyat miskin mencapai 23,4 % dan menurun pada tahun 2018 sebesar 9, 82%. Namun fakta nya kemiskinan di Indonesia masih berkelanjutan, rakyat miskin di Indonesia tidak berkurang, menurut penelitian semeru institude ada beberapa faktor yang menyebabkan kemiskinan terus berkelanjutan:

1.Pola pikir keliru, masyarakat miskin jarang sekali bisa keluar dari jurang kemiskinan karena pola pikir mereka yang pasrah kepada takdir.

2.sulit nya Akses pendidikan, masyarakat miskin terutama di daerah terpencil tidak jarang mereka tidak mengutamakan pendidikan, karena akses tenaga pendidikan yang kurang dan akses bangunan yang kurang memadai sehingga banyak rakyat miskin putus sekolah

3.Keterbatasan sumber daya, masyarakat miskin sangat sulit memperoleh kemakmuran karena ketimpangan yang terjadi di masyarakat, yang menyebabkan kemiskinan sruktural.

Negara Indonesia belum sepenuh nya mengatasi kemiskinan secara menyeluruh, hal ini disebabkan karena sistem ekonomi yang diterapkan menggunakan sistem ekonomi kapitalisme. Dimana menjadikan kekayaannya hanya berpusat pada segelintir orang saja. Sumber Daya alam yang melimpah ruah tidak mampu mensejahterakan umat secara keseluruhan, malah ketimpangan semakin nampak nyata.

Namun, berbeda ketika sistem ekonomi Islam diterapkan. Sejarah mencatatkan bagaiaman sistem Islam mampu menjamin kesejahteraan bagi setiap rakyatnya, di dukung dengan pemimpin yang benar benar menjadikan kesejahteraan rakyat sebagai prioritas utamanya.

Pada masa ke khalifahan umar bin khaththab misalnya, ketika masa beliau menjadi khalifah, beliau sangat mengutamakan rakyat miskin, sehingga khalifah umar sering mengadakan pemantauan di daerah - daerah arab yang terpencil, sehingga suatu malam terdengar oleh nya rintihan seorang ibu dan anak nya yang sedan kelaparan, dan terdengar pula percakapan ibu nya yang sedang merebus batu di dalam panci. Setelah mendengar percakapan tersebut, khalifah umar pun bergegas pulang ke rumah untuk membawa sekarung gandum yang ia panggul sendiri tanpa menyuruh ajudan nya.Sungguh mulia, hati seorang pemimpin yang lebih mengutamakan rakyat nya di banding kepentingannya sendiri. Sangat berbeda dengan pemimpin di negara Indonesia yang mengadakan pantuan kepada rakyat miskin hanya untuk mendapat simpati dan dukungan ketika pemilihan presiden atau gubernur.

Berkaca pada kejayaan Islam masa lampau, tentu nya sangat berbanding terbalik, tentu nya kita sebagai seorang haruslah berusaha untuk keluar dari jeratan kapitalisme dan sekulerisme yang mengancam umay Islam dan mulai berbenah diri untuk menyongsong Islam secara kaffah yang berlandaskan qur'an dan sunnah sehingga berpemgaruh kepada aspek kehidupan di segala bidang. wallahu 'alam bi shshawab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak