Kapitalisme Dibuang, Susu Jangan!

Oleh : Ummu Army 


Puluhan peternak sapi perah dan pengepul susu di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, dalam beberapa waktu terakhir ini terpaksa membuang susu hasil panen mereka. Hal itu lantaran pabrik atau industri pengolahan susu (IPS) membatasi kuota penerimaan pasokan susu dari para peternak dan pengepul susu itu. Pada Jumat pagi, 8 November 2024, sekitar pukul 08.00 WIB, sejumlah peternak dan pengepul susu bahkan membagi-bagikan susu secara gratis kepada warga di kawasan Simpang Lima Boyolali Kota. Hanya dalam waktu sekitar 15 menit, sebanyak 500 liter susu ludes diberikan kepada warga sekitar lokasi. (Tempo, 8 Nov'24)

Aksi tersebut sebagai bentuk protes mereka lantaran banyaknya susu yang ditolak masuk industri pengolahan susu (IPS) dengan dalih adanya pembatasan masuk susu mentah ke pabrik.
Koordinator Aksi, Sriyono Bonggol, mengatakan total ada 50 ribu liter susu yang dibuang untuk mandi dalam aksi solidaritas untuk para peternak ini. Tak hanya membuangnya, susu juga dibagikan gratis kepada warga pengguna jalan.
“Total ada 50 ribu liter susu yang dibuang dalam aksi solidaritas ini. Jika di rupiahkan, uang yang dibuang dalam aksi ini mencapai Rp 400 juta,” ujar Sriyono, Sabtu (9/11). Ia mengatakan, susu yang dibuang tersebut berasal dari 20 ribu peternak itu juga dibawa ke tempat pembuangan akhir (TPS) Winong, Boyolali. Sesampainya di lokasi pembuangan, ribuan liter susu dalam drum dituangkan begitu saja dari atas bak mobil pikap. (Kumparan, 9Nov'24)

Hal ini terjadi akibat dari kebijakan impor yang dilakukan pemerintah, dan tentu saja membuat para peternak susu sapi mengalami kesulitan dalam menyalurkan produknya ke industri pengolahan susu sapi. Yang mana ini sangat merugikan peternak susu sapi lokal. Bukan hal aneh dalam sistem kapitalisme, karena dalam sistem yang mencari keuntungan semata saat ini banyak para pemburu cuan dari kebijakan impor ini, tak lagi memikirkan nasib rakyat dibawahnya yang penting kantong mereka terpenuhi dengan cuan. Karena sejatinya sistem kapitalis memang berpihak pada para pengusaha.

Ini juga seharusnya menjadi perhatian negara untuk bisa bertanggung jawab melindungi nasib para peternak susu melalui kebijakan yang berpihak pada peternak susu dalam negeri. Mengambil kebijakan yang mana bisa menyejahterakan masyarakat di dalamnya. Sama halnya bagaimana Islam dalam mengatur kehidupan. Karena negara dengan sistem Islam sudah pasti tidak akan membiarkan masyarakat di dalamnya dirugikan apalagi terzalimi. Karena fungsi negara di tengah-tengah umat memang berjalan sebagaimana mestinya, yaitu menjadi pelindung dan pengurus umat. Bukan sebagai fasilitator mereka yang berduit demi memuluskan bisnis kepentingan segelintir orang.

Negara secara mandiri harus mampu memenuhi kebutuhan rakyatnya, dengan mengoptimalkan seluruh potensi yang ada. Yang mana hal ini bisa mencegah dari orang-orang licik yang mencari untung di atas penderitaan rakyat kecil.

Wallahu’alam 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak