Oleh : Ummu Al Faruq
Dalam laporan terbaru dari The National Interest, membahas tentang miliaran dolar pajak AS yang dikirim ke Israel untuk mendanai perang-perangnya yang sedang berlangsung.
Keputusan pemerintahan Biden untuk mengirim sistem pertahanan rudal THAAD dan 100 personel AS untuk membantu mengoperasikannya menandakan peningkatan dukungan AS untuk Israel selama perang multi-front.
Biaya yang terkait dengan dukungan ini meningkat dengan cepat, dan menempatkan pasukan AS di tanah Israel meningkatkan risiko keterlibatan langsung Amerika dalam perang, seperti yang dilaporkan oleh The National Interest pada Jumat, 1 November 2024.
Jumlah korban jiwa akibat perang di Gaza dan Lebanon sangat mengejutkan-40.000 martir di Gaza, dengan jumlah yang signifikan adalah perempuan dan anak-anak; jutaan orang mengungsi; dan kurangnya akses terhadap layanan kesehatan dan air bersih, di antara masalah lainnya. Korban-korban ini merupakan hasil yang paling tragis dari perang dan menyoroti kebutuhan mendesak untuk menghentikan transfer senjata AS ke Israel, yang memperburuk situasi dan memicu eskalasi lebih lanjut.
Biaya yang terkait dengan operasi militer AS yang terkait dengan perang yang sedang berlangsung-termasuk pengerahan kapal induk, pasukan tambahan, serangan rudal terhadap Yaman, dan penggunaan rudal AS untuk melawan respons militer Iran terhadap Israel – diperkirakan akan meningkat seiring dengan berlanjutnya perang.
Biaya yang paling signifikan akan muncul jika pemerintahan Biden mengindahkan seruan pemerintah Netanyahu untuk menargetkan fasilitas nuklir di Iran. Eskalasi ini kemungkinan besar akan memicu pembalasan timbal balik, menurut The National Interest.
Laporan tersebut menyoroti bahwa hal ini menambah biaya miliaran dolar yang terkait dengan pengerahan sekitar 40.000 tentara AS di wilayah tersebut, mempertahankan Armada ke-7 di Bahrain, dan mengoperasikan pangkalan udara utama di Qatar dan Uni Emirat Arab.
Lebih dari $22 miliar yang dihabiskan untuk transfer senjata dan operasi militer AS sejak awal perang di Gaza tidak seberapa jika dibandingkan dengan anggaran Pentagon secara keseluruhan, yang mendekati $1 triliun per tahun, seperti yang dinyatakan oleh The National Interest.
Laporan tersebut menyoroti bahwa hal ini menambah biaya miliaran dolar yang terkait dengan pengerahan sekitar 40.000 tentara AS di wilayah tersebut, mempertahankan Armada ke-7 di Bahrain, dan mengoperasikan pangkalan udara utama di Qatar dan Uni Emirat Arab.
Lebih dari $22 miliar yang dihabiskan untuk transfer senjata dan operasi militer AS sejak awal perang di Gaza tidak seberapa jika dibandingkan dengan anggaran Pentagon secara keseluruhan, yang mendekati $1 triliun per tahun, seperti yang dinyatakan oleh The National Interest. (Tempo.co.id, 03-11-2024)
Penjajahan Zionis terhadap Palestina masih terus berlangsung, dan kembali menelan korban. Anak-anak sekolah tak berdosa pun menjadi target serangan. Rusaknya sekolah-sekolah, banyaknya guru yang syahid membuat anak-anak Palestina tidak lagi mendapatkan pendidikan yang layak, sarana prasarana layak dan kurikulum yang layak. Sungguh bentuk kekejian yang nyata.
Dunia tetap tidak memberikan bantuan nyata, padahal kecaman nyata-nyata tak mampu menghilangkan penjajahan itu. Sementara AS terus memberikan dukungan kepada Zionis, demi mengalahkan Palestina.
Para penguasa negeri muslim juga masih tetap mati rasa. Tak tergerak hatinya untuk memobilisasi pasukan militernya untuk berjihad membebaskan Palestina. Makin nyata pengkhianatan mereka terhadap muslim Palestina, padahal Rasulullah Saw bersabda bahwa umat Islam adalah satu tubuh, umat Islam adalah saudara.
Sistem Sekuler kapitalisme telah mematikan makna persaudaraan karena iman dan Islam. Kedudukan dan kekuasaan lebih mereka cintai daripada nasib saudaranya. Nasionalisme yang lahir darinya juga telah menghilangkan kepedulian karena ikatan akidah Islam.
Umat harus dibangun kesadarannya akan akar persoalan dan solusi hakiki untuk membebaskan Palestina. Umat harus mendorong penguasa negeri muslim untuk memobilisasi pasukan militer mereka untuk berjihad melawan Zionis Penjajahan wilayah muslim tak akan terjadi jika umat memiliki pelindung yaitu Khilafah Islamiah.
Umat Islam harus berjuang untuk membangun kesadaran akan kebutuhan adanya Khilafah dan berjuang bersama untuk menegakkannya.
Jadi, solusinya entitas penjajah Yahudi harus 100 persen hengkang dari Palestina?
Ya, karena keberadaan negara Yahudi di wilayah Palestina itulah inti masalahnya.
Bagaimana caranya?
Usir mereka semua dari wilayah Palestina dengan jihad dan tegakkan Khilafah.
Mengapa harus jihad dan Khilafah?
Sejarah membuktikan, sepanjang Khilafah masih ada, wilayah Palestina terlindungi. Ketika Khilafah tidak ada itulah penjajahan di sana bisa berlangsung. Jangan lagi tidak ada, saat Khilafah lemah saja, Palestina sempat dikuasai hampir 100 tahun oleh tentara salib. Oleh karena itu, tegaknya kembali Khilafah akan memastikan wilayah yang sangat istimewa bagi umat Islam sedunia itu bisa dikuasai kembali.
Mengapa harus jihad? Karena jihad itulah bahasa yang orang-orang Yahudi kenal. Sudah tidak terhitung banyaknya perundingan damai dilakukan, tetapi hasilnya nol besar. Mereka tetap saja merangsek masuk ke wilayah Palestina. Memang mereka tidak ingin berdamai sampai cita-cita Negara Israel Raya terwujud. Oleh karena itu, satu-satunya cara untuk mengusir mereka adalah dengan jihad. Ketika Khilafah tegak, jihad bisa dilakukan dengan lebih baik. Dengan potensi tentara dan perlengkapan militer yang dimiliki oleh umat Islam sedunia yang berhasil disatukan oleh khilafah, tidak sulit menyelesaikan persoalan Palestina dengan tuntas.
Jihad berfungsi untuk mengenyahkan entitas penjajah Zionis Yahudi. Sedangkan khilafah berfungsi untuk memerdekakan Palestina secara hakiki. Begitulah solusi yang syar'i.
Wallahu'alam bishshawab []
Tags
Opini