Oleh : Desta Humairah, S.Pd
Gen Z berkaitan erat dengan teknologi. Seluruh napas gen Z adalah teknologi, yang serba instan, cepat, dan mudah. Mereka akan menuhankan internet dalam hidupnya. Kebiasaan mengoperasikan software menjadikan gen Z kecanduan internet hingga mendownload berbagai aplikasi untuk memudahkan hidupnya.
Berdasarkan laporan Lokadata.id, sebanyak 78 persen masyarakat generasi milenial dan gen Z telah menggunakan aplikasi fintech setiap harinya, termasuk dompet digital, layanan pinjaman, dan pembayaran digital, (Kompas.com). Hal ini mengakibatkan interaksi simbolik antar pengguna media sosial bahkan di kalangan gen Z sampai kecanduan untuk berselancar di media sosial secara terus menerus.
Menurut studi jurnal BMC Psychiatry, sebanyak 23% anak muda atau gen Z kini sudah sangat bergantung pada smartphone, bahkan sudah bisa dikategorikan sebagai kecanduan. Penelitian yang dilakukan di King's College London menjelaskan bahwa kecanduan pada smartphone adalah ketika seseorang berhenti menggunakan ponsel, mereka menjadi panik atau frustasi, (Tech Indozone.id).
Data tersebut membuktikan bahwa gen Z memang membutuhkan hp untuk menunjang kehidupannya. Tanpa hp mungkin kehidupan gen Z akan terasa hampa, tidak memiliki aktivitas, atau Bahasa anak sekarang adalah gabut. Karena tidak memiliki pekerjaan. Hal ini dikarenakan keseharian mereka adalah scroll hp untuk membuka media sosial.
Gen Z adalah generasi bangsa yang lahir di era 1997-2012.
Generasi ini digadang-gadang dapat memperjuangkan Indonesia emas di tahun 2045. Gen Z merupakan tonggak utama peradaban teknologi dunia. Karena adanya gen Z menggambarkan sejarah dunia bahwa teknologi berkembang dari masa ke masa sampai mereka kecanduan, sering ikut-ikutan trend dan mengakibatkan berbagai dampak. Salah satunya adalah fenomena “fomo” di kalangan remaja.
Gen Z Mudah Fomo
Fear Of Missing Out (FOMO) adalah fenomena tren ikut-ikutan yang dilakukan oleh gen Z. Adanya fomo karena gen Z banyak membandingkan kehidupan sendiri dengan orang lain di media sosial. Sehingga terjadinya interaksi sosial lewat tren gaya hidup. Hal ini karena internet sudah menjadi napas kehidupan gen Z. Pesatnya teknologi digital memengaruhi tingkah laku gen Z. Mereka sering mempertontonkan aktivitas sehari-hari lewat media sosial untuk menarik perhatian orang lain agar di anggap gaul, tidak ketinggalan, dan trendi.
Gen Z memiliki peran penting dalam peradaban masa depan. Sehingga jika hidupnya hanya sebatas fomo maka tidak akan tercapai tujuan hidup yang sebenarnya. Fomo jika dilestarikan maka akan berbahaya. Karena tren yang diikuti gen Z sangat beragam. mulai dari konten ringan hingga berat.
Konten berat ini dapat mengakibatkan gen Z terjerat utang, pinjol, judol, dan sebagainya. "Gaya hidup FOMO, YOLO (you only live once) dan FOPO (fear of other people’s opinion) menjadi salah satu faktor bagi permasalahan finansial anak muda hari ini jika tidak dapat dikelola dengan baik dan bijak," kata Habriyanto dalam keterangannya, Jumat, 11/10/2024, (Kompas.com). Inilah dampak negatif fomo bagi remaja.
Remaja adalah usia untuk berkembang dan pencarian jati diri. Jika remaja hanya fomo saja tidak mengulik kehidupan selain di media sosial, maka akan merugi dunia dan akhirat. Karena sejatinya hidup di dunia hanya titipan. Seharusnya usia remaja digunakan untuk datang ke majelis ilmu agar memperkaya tsaqofah. Adanya fomo karena remaja erat sekali dengan media sosial. Selain itu karena pengaruh sistem yang diterapkan negara tidak meriayah umat termasuk kaum remaja kekinian. Negara terlalu abai dengan umat sehingga melahirkan generasi liberal.
Gen Z Bebas Ekspresi dengan Liberal Kapitalis Demokrasi
Adanya fomo karena remaja telah bersahabat dengan sistem liberal kapitalis demokrasi. Sistem ini mengakibatkan gen Z bebas dalam mengekspresikan diri dengan gaya hidup hedon dan cenderung mengikuti pendapat banyak orang. Gaya hidup bebas yang mengenal berbagai istilah dan mengabaikan aturan syari’at islam, tentu bermuara pada kehidupan liberal.
Di sisi lain, remaja selalu menginginkan barang baru dan hal-hal baru tetapi pemasukan menipis karena hidup di era kapitalis yang seluruh kebutuhan hidup mahal dan menuntut terpenuhi. Di samping itu juga, sistem demokrasi di Indonesia tidak bisa mengcover gaya hidup umat. Sehingga remaja tak tentu arah, ditambah lagi mengikuti fomo.
Memang kebebasan demikian yang diinginkan Sistem dengan menjauhkan generasi Muslim dari Islam.
Sistem yang mengakar di tengah-tengah umat akan menjadi ujung tombak untuk membunuh mental remaja secara perlahan. Sehingga remaja yang di gadang-gadang berusia emas tidak mampu mewujudkan cita-cita maupun mengukir prestasi gemilang. Karena terbunuh oleh fomo. Remaja banyak yang kehilangan arah, apatis, berakhlak mazmumah. Lagi-lagi remaja menjadi objek utama dalam permasalahan negara yang tidak di tuntaskan dari dulu.
Islam Memandang Fomo
Berdasarkan data dan bukti yang telah di paparkan, sistem liberal kapitalis demokrasi tidak dapat menyolusi permasalahan remaja. Maka solusi tuntas permasalahan ini hanya dengan menerapkan sistem islam di tengah-tengah umat. Islam bukan hanya agama, tapi juga ideologi yang memiliki cara pandang kehidupan yang khas.
Islam memandang generasi dengan potensi luar biasa terlebih sebagai agen perubahan. Islam memandang permasalahan secara objektif dan memberikan solusi menyeluruh. Melalui sistem islam, maka remaja benar-benar menjadi Agent of chance untuk kehidupan dunia maupun akhirat. Dalam sistem islam, negara akan meriayah umat mulai dari Individu, keluarga, Masyarakat hingga tatanan negara. Remaja dalam setiap keluarga akan di bina untuk memperkaya tsaqofah tentang pergaulan, kondisi sosial masyarakat, hingga cara-cara untuk bersikap melalui media.
Selain itu, negara juga menjamin kelayakan dan ketentraman hidup setiap individu mulai dari bayi lahir hingga meninggal. Karena peran negara islam memang meriayah umat dengan sebaik-baiknya. Jika islam di terapkan maka media sosial akan dikendalikan oleh negara. Tidak akan ada konten yang merusak mental generasi, sehingga generasi tidak fomo dan menjadi pengemban dakwah islam yang mustanir. Karena terbiasa berpikir cemerlang. Sehingga melahirkan generasi yang bermutu dan memiliki jiwa kepemimpinan.
Potensi generasi terbaik hanya bisa terlahir dari sistem terbaik yaitu sistem islam (khilafah). Khilafah akan melejitkan potensi generasi dengan mengarahkan hidupnya sesuai dengan fungsi penciptaan dan mempersembahkan karya terbaik untuk umat dan Islam. Wallahu’alam bish-shawab.
Tags
Opini