Oleh : Heni Lestari
Aliansi Penulis Rindu Islam Kaffah
Para menteri dan wakil menteri Kabinet Merah Putih pemerintahan Presiden dan Wakil Presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka pada Ahad, 27/10/2024 menyelesaikan retreat yang digelar di Akademi Militer, Magelang, Jawa Tengah.
Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni menyebut retreat Kabinet Merah Putih di Akademi Militer Magelang semakin memperjelas orientasi pemerintahan Prabowo-Gibran.
"Acara ini keren banget. Sangat menyenangkan dan menggembirakan. Pertama, saya merasa retreat ini menambah kejelasan visi, misi dan tujuan serta orientasi pemerintahan yang dipimpin Pak Prabowo," ujar Raja Juli Antoni, seperti dikutip dari Antara, Minggu (27/10).
Menurut Raja Juli, sesi retreat kabinet diperkuat oleh sesi-sesi materi oleh para menteri dan kepala badan yang memberikan orientasi pemerintahan ke depan. Selain sesi retret yang menjadi forum keakraban dan saling mengenal sesama pejabat, disana mereka juga digembleng tentang kedisiplinan, anti mainstream korupsi dan banyak materi lain yang diberikan untuk bekal para pejabat.
Dari sisi ini kita sepakat bahwa sesi retret ini memang menjadi sesuatu yang berbeda dan belum pernah ada di masa presiden terdahulu. Sebuah sesi yang sangat bagus, dilihat dari sisi kualitas dan integritas sebuah jajaran instrumen pemerintahan. Hanya saja ternyata banyak sekali lobi-lobi politik yang dilakukan di sesi retret tersebut.
Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, mengakui adanya tukar guling jabatan dengan Partai Gerindra. Dalam Kabinet Merah Putih, kader-kader Partai Golkar mengisi delapan kursi menteri dan tiga kursi wakil menteri. Sebagai gantinya, Partai Gerindra dapat mendudukkan kadernya di posisi Ketua MPR RI. Semula, Bahlil bercerita bahwa saat penyusunan kabinet Prabowo-Gibran, dirinya terus menjalin komunikasi dengan Ketua Dewan Pembina Partai Golkar, Aburizal Bakrie. Saat itu, Golkar, kata dia, hanya mendapatkan jatah lima kursi menteri. (tirto.id)
Dari fakta-fakta yang terjadi tersebut, maka jelas sesi retret yang dilakukan menjadi sebuah lobi-lobi politik yang ujung- ujungnya bagi-bagi kekuasaan dan kursi di parlemen. Sesi retret ini pun menjadi tidak berkualitas lagi.
Beginilah potret demokrasi. Dalam semua sisi, demokrasi memang hanya akan menguntungkan segelintir orang. Menguntungkan para pemilik modal, para pengusaha, dan kroni kerabat para pejabat saja. Demokrasi merupakan buah dari sistem kapitalisme atau sistem liberal sehingga hanya mencari keuntungan materi semata.
Tentu hal ini sangat bertentangan dengan sistem pemerintahan dalam Islam.
Saat Daulah Islam masih berjaya maka sangat sedikit individu yang mau dipilih menjadi pejabat pemerintah. Hal ini dikarenakan di pundak pemimpin negeri itu lah semua beban dan tanggung jawab. Semua akan dipikul oleh kepala negara. Kepala negara dalam Daulah Islam yakin bahwa kelak di yaumil akhir semua akan dimintai pertanggungjawaban oleh Sang Penguasa Allah swt.
Rakyat tidak hanya butuh pejabat yang disiplin dan pejabat yg tim buildingnya solid, namun rakyat butuh visi baru untuk perubahan dan kesejahteraan yang lebih baik. Selama perubahan yang dilakukan oleh kabinet Merah Putih masih menerapkan aturan sistem kapitalisme maka sampai kapan pun keadilan dan kesejahteraan tidak akan pernah terwujud karena tidak bersumber dari syariat Allah swt sebagai pencipta alam raya.
Dalam sistem Islam, semua elemen pejabat yang terpilih adalah sebagai pembantu pelaksana teknis tugas khalifah. Mereka dipilih dengan screening yang sangat ketat baik dari sisi syahsiyah dan nafsiyah Islamiyah, sehingga dari sisi kapasitas sangat mumpuni dalam menjalankan roda sistem pemerintahan Islam. Karena aturan yang diterapkan adalah aturan Allah yang sudah pasti adalah benar dan mengikat semua pihak. Baik itu pejabat,aparat dan warga masyarakat.
Penerapan aturan Islam secara kaffah akan memberikan jaminan kehidupan yang rahmatan lil alamin barokatin karena Allah yang memberikan jaminan.
Waallahu a'lam bishshawab
Tags
Opini