Timur Tengah Makin Memanas, Bukti Gagalnya Perdamaian Dunia




Oleh Zulfi Nindyatami



Penjajahan yang dilakukan Zionis Isr4el akhir-akhir ini menjadikan awal perang Dunia akan terjadi. Terlebih Isr4el mendapatkan banyak bantuan dari negara adidaya Amerika. Kekhawatiran dunia mulai muncul setelah perluasan penjajahan bukan hanya di tanah Palestina, namun merebak ke berbagai wilayah sekitarnya.

Tanggal 16 September 2024 kemarin, penjajah zionis menyerang wilayah Lebanon. Korban tewas mencapai 1.030 jiwa dan 6.352 korban luka-luka. Sebelumnya penjajah zionis telah membunuh pemimpin Hizbullah Sayyed Hasan Nasrallah di Beirut, Lebanon. Operasi Militer penjajah zionis masih terus dilakukan di Lebanon (www.voaimdonesia.com, 03/10/2024).

Wakil. Pemimpin Hizbullah, Naim Qassem menyatakan bahwa sudah dimulainya “perang terbuka”. Ia mengatakan itu setelah akhirnya Hizbullah meluncurkan 150 roket ke IDF sebagai balasan atas penyerangan yang menargetkan Lebanon. Ketegangan di Timur Tengah memasuki babak baru perang terbuka (www.bbc.com, 03/10/2024).

Penyerangan yang dilakukan Hizbullah merupakan balasan dari penyerangan terhadap komandan militer Hizbullah. Namun, jauh ke belakang kegeraman Hizbullah atas serangan yang dilakukan oleh Zionis penjajah ke Gaza menjadi memanas. Serangan diluncurkan Hizbullah ke wilayah perbatasan Isr4el. Peristiwa tersebut membuat wilayah Timur Tengah siaga perang.

Keberadaan nation state membatasi bantuan-bantuan terutama bantuan kemiliteran dunia. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) hanya dapat memberikan kecaman, juga para pemimpin negara-negara lain hanya memberikan kecaman melalui rapat dan media yang ditayangkan. Tidak adanya keseriusan langkah nyata yang dilakukan negara lain untuk mendamaikan dunia. Presiden Amerika Joe Biden menyatakan bahwa akan membantu membalas serangan Hizbullah dengan segala upayanya. 

Upaya negara dengan memberikan bantuan hanyalah sebatas mitigasi sementara bukan akhirnya mencegah terjadinya perang. Jika perang terus berlanjut, maka segala kepentingan dunia pun akan ikut merosot. Solusi dua negara bukan menjadi solusi nyata yang akan mendamaikan dunia. Kepemimpinan yang sekuler menjadikan semua pemimpin dunia abai bahkan hanya mengecam dan memberikan bantuan kemanusiaan. Ketakutan akan kepentingan dengan negara adidaya hancur, mengharuskan jatuhnya banyak korban jiwa. 

Islam dengan kepemimpinan yang unity (bersatu) atas satu kepemimpinan dapat menyelamatkan dunia atas perang yang terjadi. Tidak adanya nation state yang membatasi wilayah dan kepentingan belaka. Sistem pemerintahan islam dapat mempersatukan seluruhnya. Adapun pemerintahan islam akan mengirimkan pasukannya bagi wilayah yang terjadi perang. Islam akan menyelamatkan dunia dari kerusakan pemikiran dan penjajahan. Maka, dengan islam lah kehidupan dunia akan damai dan sejahtera. 

_Wallahu a'lam bishshowab_

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak