Oleh : Sindy Utami, SH
Pemuda Tengah Malam di Jalanan
Polresta Cilacap mengamankan belasan remaja dari kabupaten tetangga yang diduga hendak tawuran di wilayah Dusun Semampir, Desa Slarang, Kecamatan Kesugihan, Cilacap, Sabtu 5 Oktober 2024 dini hari, sekitar pukul 01.00.
Kapolresta Cilacap Kombes Pol Ruruh Wicaksono melalui Kasi Humas Polresta Cilacap Ipda Galih Soecahyo menjelaskan, pada Jumat malam petugas menerima laporan dari masyarakat mengenai adanya gerombolan remaja sebanyak 40 orang yang mengendarai 20 motor, melintas di jalan Dusun Semampir.
Saat melintas, gerombolan itu tiba-tiba melempar botol kaca pada warga yang tengah duduk di depan rumah. Aksi itu kemudian direspon warga dengan mengejar gerombolan tersebut, dan warga berhasil memberhentikan mereka serta mengamankan beberapa anggota gerombolan tersebut. (https://banyumas.suaramerdeka.com/)
Kenakalan Remaja Salah Siapa?
Remaja adalah masa peralihan kehidupan seseorang dari fase kanak-kanak menuju dewasa. Pada fase ini banyak sekali hal baru yang dialami oleh diri seorang remaja selain perubahan pada tubuhnya. Mulai ada perasaan yang muncul terhadap lawan jenisnya, mulai ada keinginan untuk memenuhi kebutuhan jasmani dan menyelesaikan persoalan naluri yang perlu dipenuhi. Pemenuhan dari kedua hal ini jika tidak bersandar pada suatu aturan maka akan menimbulkan berbagai penyimpangan. Contohnya dalam hal minum yang merupakan kebutuhan jasmani, ketika aturan agama tidak diindahkan maka tidak heran jika 6 (enam) orang pemuda di Kesugihan Cilacap diamankan pihak kepolisian lantaran mereka mabuk di tempat umum.
Naluri juga merupakan aspek lain dalam diri manusia yang perlu dipenuhi. Namun saat ini pemenuhan naluri bukan lagi dianggap sebagai wants (keinginan) tapi dianggap sebagai needs (kebutuhan). Didukung oleh derasnya arus teknologi yang memudahkan distribusi video porno mengakibatkan setidaknya Kasus HIV/AIDS di Kabupaten Cilacap mencapai 2.038 kasus. Jumlah tersebut membuat Cilacap menduduki rangking 2 se-Jawa Tengah bahkan beberapa diantaranya masih berstatus pelajar. Hal ini mengindikasikan seks bebas telah lama menjadi gaya hidup para remaja di sini. Belum lagi hari ini definisi kebahagiaan lebih fokus pada kepuasan materi dan jasadiyah seseorang semata. Ini mengakibatkan seseorang termasuk remaja saling berlomba mencapai kepuasan tersebut tanpa memandang norma-norma yang berlaku di sekitarnya. Ketika kepuasan tadi telah tercapai dengan menabrak segala norma maka akan menimbulkan rasa tidak tenang. Ketidak tenangan ini butuh untuk diselesaikan dan tidak sedikit remaja yang terjebak memenuhi hal ini dengan cara mengkonsumsi narkoba.
Permintaan terhadap narkoba yang masih cukup tinggi menjadikan hal ini cukup diminati sebagai peluang usaha. Apalagi kebutuhan hidup yang mencekik juga turut dirasakan oleh mereka yang masih bergantung pada upah yang didapat dari para orangtuanya. Hingga ada dua remaja yang mau menjadi kurir sabu dengan iming-iming upah sebesar Rp 200 ribu.
Semua problematika yang menyelimuti remaja terus berkembang maka ditanggapi oleh pemerintah daerah (pemda) sebagai suatu fenomena sosial yang harus dituntaskan. Desa sejahtera pun diusung sebagai program untuk menekan angka kenakalan remaja. Selain menyediakan lingkungan desa sejahtera para remaja dan pemuda juga diberi sosialisasi-sosialisasi untuk membangun kesadaran umum terkait pencegahan kenakalan remaja. Bahkan sebuah peraturan daerah diluncurkan secara khusus sebagai upaya preventif mencegah terjadinya berbagai kenakalan remaja. Lantas kenapa semua hal itu belum dapat menghentikan atau setidaknya meminimalisir angka kenakalan remaja?
Kebijakan berupa penyediaan desa sejahtera dan berbagai sosialisasi tersebut tidaklah keliru. Namun keberadaannya termentahkan oleh fakta dilapangan sebab fenomena kenakalan remaja ini merupakan hasil dari berbagai kerusakan yang mempengaruhinya. Sehingga jika menyelesaikan persoalan ini hanya dengan melihat kasus kenakalan remaja saja secara utuh tanpa memperhatikan persoalan lain yang mempengaruhinya, maka permasalahan ini akan terus ada dan akan terus berkembang. Adanya kenakalan remaja umumnya dipengaruhi oleh ketidak harmoniskan keluaga, tidak mendapatkan perhatian yang cukup dari orangtua, atau berasal dari keluarga broken home misalnya. Apalagi tak dapat dipungkiri angka perceraian Cilacap masih menduduki peringkat pertama se-Jawa Tengah.
Orangtua yang sibuk bergelut memperjuangkan status ekonomi tentu akan sulit membagi perhatian untuk pekerjaan dan buah hatinya. Sebab biaya kebutuhan kian hari makin naik harganya dan tidak dibarengi oleh penghasilan yang sepadan sebab UMR Kabupaten Cilacap juga masih tergolong rendah. Maka lumrah jika pada akhirnya banyak anak-anak yang lahir dan salah asuh. Ia diasuh oleh kerasnya jalanan yang membentuk jiwa problematik dari lingkungan yang buruk tadi maka lahirlah berbagai kenakalan remaja tadi. Hal ini diperparah dengan asingya mereka dari pemahaman norma agama. Itulah yang menyebabkan mereka melakukan berbagai penyimpangan tadi tanpa memperhatikan aturan agama. Tidak peduli seberapa batas halal-haramnya. Sama sekali tidak paham konsekuensi atas tiap mperbuatannya. Sebab mereka sudah terlanjur asing dengan aturan agama dan merasa aturan agama tidak cukup penting untuk mengatur kehidupan mereka (sekulerisme). Dengan demikian karena aturan agama dianggap tidak penting maka mereka diatur oleh kebebasan bertindak (liberalisme).
Pemuda Generasi Penerus Kepemimpinan
Pemuda adalah sosok yang akan memimpin negeri ini dua puluh tahun mendatang. Bangkit dan hancurnya suatu negeri bergantung pada acara para pemuda yang membangunnya. Alih-alih merusak diri dengan segala aktivitas merugikan, seharusnya segala potensinya dicurahkan untuk membentuk mentalnya agar berjiwa pemimpin. Dalam metode dakwah Rasulullah ﷴ ﷺ tak jarang pemuda juga digerakkan dalam aktivitas penyebaran risalah Islam. Para pemudanya dibina sehingga memiliki daya juang yang tidak bisa dipandang sebelah mata oleh lawan. Itulah sebabnya kemuliaan Islam dapat diraih. Sehingga pada masanya Islam begitu kuat dan disegani.
Langkah dakwah Rasul ﷺ ini harus dipahami oleh keluarga muslim karena adanya kewajiban untuk mengikuti Rasulullah ﷺ. Memang perkembangan zaman terjadi begitu pesat, namun pada hakikatnya problematika kehidupan manusia sejatinya masih sama, yaitu tentang terpenuhinya potensi alamiah manusia baik berupa kebutuhan jasmani juga naluri. Kaum muslim harus memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut sesuai tuntunan Islam, bukan malah terjerumus mengikuti saran kapitalisme yang mendewakan uang, sekuler dengan mengasingkan aturan agama dari aktivitas duniawi apalagi jika sampai memiliki pemahaman ingin bebas tanpa diatur oleh norma manapun (liberal).
Apalagi dunia remaja dikelilingi oleh aktivitas dunia maya yang berada pada genggamannya. Maka sudah saatnya gawai yang mereka miliki dimaksimalkan potensinya untuk menyebarkan risalah Islam. Jangan sampai fasilitas gadget yang disediakan orang tua menjadi sia-sia karena menguasai waktu dan pikiran remaja muslim.
Remaja muslim adalah generasi muda umat Islam yang harus dilindungi akan berbagai potensi yang dimilikinya dari terkaman sistem sekuler kapitalisme liberal dengan berbagai wajah manisnya, baik berupa moderasi beragama, hedonisme, dan sebagainya.
Orang tua dan keluarga harus merangkul fisik dan mental remaja muslim agar terang bagi mereka visi hidup yang benar sesuai panduan Islam. Orang tua dan keluarga juga harus memberdayakan potensi remaja dalam dakwah Islam kafah. Orang tua bisa mulai membina remaja dengan mengukuhkan akidah dan ketaatan mereka dengan syariat Islam. Kemudian, mendakwahkan Islam kaffah bersama remaja, baik secara langsung melalui berbagai forum tatap muka, maupun melalui berbagai konten kreatif di dunia maya. (https://muslimahnews.net/)
Sinergi dakwah yang tulus dan berkelanjutan dari orang tua dan keluarga kepada remaja muslim akan mengantarkan mereka meraih kemudahan menggenggam dunia sebagai sarana yang akan melancarkan jalan menuju surga-Nya. Kaum muslim harus berjuang bersama mengembalikan Islam kaffah dalam kehidupan manusia guna meraih bahagia yang sesungguhnya di akhirat kelak.
Wallahu A’lam Bish Shawwab
Tags
Opini