Oleh : Dinna Chalimah, Pegiat Literasi, Ciparay Kab. Bandung.
Polsek Cidaun Cianjur melakukan tindakan tegas dalam menindaklanjuti laporan masyarakat terkait adanya kelompok geng motor yang diduga hendak melakukan tawuran hingga membuat resah warga setempat. Peristiwa tersebut terjadi pada hari Minggu (22/9/2024) sekitar pukul 00.15 WIB di Jalan Raya Cibuntu Desa Cisalak kecamatan Cidaun Kabupaten Cianjur.
Di daerah lain dikutip dari beberapa media online, terjadi aksi tawuran antar pemuda, satu orang anggota geng motor ditangkap polisi saat hendak melakukan tawuran di Jalan Durung, Kelurahan Terjun, Kecamatan Medan Marelan. (TRIBUN-MEDAN.com). Remaja yang masih di bawah umur tersebut berinisial WW, yang mengaku sebagai anggota geng motor Mce_boys.
Miris, kerusakan generasi saat ini kian tragis. Berani melakukan tindak kekerasan, berpotensi terluka hingga bertaruh nyawa. Demi sekedar mendapatkan setitik kenikmatan dunia. Pemuda yang seharusnya menjadi tonggak peradaban dunia malah larut dalam aktivitas yang merusak bagi masa depannya.
Disisi lain, profil generasi saat ini menjadi indikator kegagalan dunia pendidikan dalam mencetak generasi yang unggulan, menjadi calon pemimpin masa depan. Mereka tumbuh dengan perilaku yang buruk, anarkis, hedonis, rapuh, minim adab dan menyimpang dari aturan Islam. Ahli secara keilmuan, akan tetapi cacat secara moral. Tidak mampu membedakan lagi antara kesalahan dan kebenaran, hak dan bathil.
Jika tawuran sudah sering terjadi dikalangan remaja, fenomena ini bukan lagi kesalahan individu, melainkan kesalahan sistemis yang harus dicari akar permasalahannya. Hal ini bisa terjadi karena remaja saat ini ketidakpahaman atas konsekuensi perbuatannya. Ada yang sekadar ikut-ikutan atau eksis semata, namun tega membahayakan nyawanya orang lain. Mereka tidak paham bahwa melukai orang lain, apalagi sampai membunuhnya, merupakan perbuatan dosa yang akan ia pertanggungjawabkan di hadapan Allah.
Selain itu, remaja yang kerap melakukan tawuran kurang memahami kontrol emosional dirinya. Memang, Allah Swt. menciptakan pada diri manusia berupa potensi yaitu adanya naluri dan kebutuhan jasmani. Kontrol diri masuk ke dalam gharizah baqa’ yakni naluri mempertahankan diri. Termasuk ingin dianggap yang paling kuat adalah representasi dari gharizah baqa’ yang perlu untuk mengontrol aturan dalam memenuhinya.
Tingkah laku para pelajar yang meresahkan ini sebenarnya berpangkal dari sekularisme yang telah mengakar di hati kaum muslim. Sistem kehidupan yang sekuler telah mengikis identitas dan jati diri remaja sebagai hamba Allah. Mereka memandang kehidupan seakan hanya tempat mencari kesenangan. Sekularisme menjadikan para pemuda kehilangan arahan hidup bervisikan akhirat. Konsep pahala dan dosa tidak menjadi standar dalam benak mereka sehingga tidak menjadi penuntun tingkah laku mereka. Selain itu, keluarga yang abai, lingkungan yang rusak, dan negara yang ikut andil berperan mencetak generasi yang meresahkan ini.
Dalam Islam, secara tegas melarang kekerasan, apalagi menyakiti orang lain dan melakukan kejahatan baik verbal maupun fisik. Remaja muslim juga harus tahu bahwa kejahatan dalam sistem Islam memiliki sanksi yang memberikan efek jera supaya tidak ikut-ikutan tawuran. Syariat Islam sebagai satu-satunya solusi untuk menyelesaikan masalah ini, di dalamnya terdapat pedoman dalam ber pemikiran Islam, bertingkah laku, adab, dan akhlak yang baik. Islam memberikan aturan yang jelas tentang cara menjadi orang baik juga sholih.
Lingkungan sosial yang positif akan terwujud pada pergaulan yang saling support dalam kebaikan antar anggota masyarakat. Kontrol sosial dalam mencegah potensi munculnya bibit kemaksiatan. Adat dan norma kesopanan yang berdasarkan syariat Islam, bukan tergantung keinginan manusia kebanyakan.
Kemudian, negara juga menerapkan aturan tegas dan sanksi pelanggaran yang memberi efek jera bagi tindak kejahatan. Islam melarang tegas setiap bentuk tindakan kekerasan, menyakiti diri sendiri dan orang lain, melakukan kejahatan baik verbal maupun fisik, termasuk tindakan menviralkan konten kekerasan yang bertujuan memprovokasi pihak lain untuk melakukan hal yang sama. Setiap pelanggaran termasuk didalamnya tawuran dan kenakalan remaja akan di sanksi dengan hukuman yang berefek jera. Hingga tidak akan ada lagi pemuda yang mau melakukan kesalahan yang sama dikemudian harinya.
Penerapan Islam kaffah juga akan memastikan bahwa setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan dengan kurikulum berlandaskan aqidah Islam. Halal dan haram menjadi panduan dasar generasi dalam berkehidupan. Teraihnya Ridho Allah SWT menjadi tolak ukur kebahagiaan. Sampai setiap warga negara terdorong bersinergi dengan setiap elemen bernegara untuk menjadikan setiap aktivitas hidup sebagai sarana mendekatkan diri kepada Sang penguasa kehidupan.
Wallahu a'lam bish shawwab
Tags
Opini