Oleh : Eka Ummu Hamzah
(Pemerhati Masalah Publik)
Satu tahun sudah konflik Gaza atau lebih tepatnya genosida di Gaza oleh pendudukan Israel, sejak Operasi Banjir Al-aqsha 7Oktober 2023 sampai sekarang Oktober 2024. Israel mengaku jika serangan demi serangan yang dilancarkan adalah untuk melawan kelompok mujahid Hamas. Tapi, kenyataannya Zionis Israel ini bukan sekedar perang melawan mujahidin Palestina, tapi semua yang hidup didalamnya, manusianya, bangunannya serta infrastrukturnya. Tercatat sekitar 75 ribu ton bom dijatuhkan di Gaza sejak awal konflik. Korban terbunuh, terluka dan hilang nyaris menembus 150 juta jiwa, 69 persen korbannya adalah wanita dan anak-anak, 60 persen infrastruktur Gaza hancur. Sebanyak 814 mesjid rusak parah, begitupun 3 gereja dan kawasan pemakaman. Lebih dari separuh rumah sakit hancur dan 564 sekolah tidak berat. Tidak hanya itu, sebagian kaum wanita harus kehilangan kehormatan karena kebiadaban Israel. Mereka juga mencuri 2.300 mayat di Gaza. Bagian-bagian mayat itu mereka jual.
Sampai Oktober 2024 ini Israel melebarkan kebengisannya sampai ke Gaza Utara. Terdapat 93 korban pengeboman Israel pada malam hari pada tanggal 30 Oktober 2024 di distrik utara Beit Lahia, Gaza Utara. Sedangkan yang dinyatakan hilang dibawah reruntuhan terdapat 50 orang. (detikNews, Rabu 30 Oktober 2024).
Keberanian Zionis Israel dalam melakukan genosida di Palestina ini tidak terlepas dari dua hal:
Pertama: Adanya dukungan dari negara-negara kafir. Sudah menjadi rahasia publik jika negara-negara kafir seperti Amerika, Jerman, Prancis, dan Inggris terus menerus mengirim bantuan keuangan dan persenjataan kepada Zionis untuk menghancurkan Gaza. Samapi akhir September lalu zionis masih menerima paket bantuan dari Amerika yang totalnya mencapai 8,7 miliar dolar AS ( sekitar Rp 131,6 triliun).
Kedua: Penghianatan negeri-negeri Islam. Apa yang menimpa saudara kita di Palestina pastinya akan menimbulkan kesedihan dan keinginan untuk membantu saudara kita, tapi tidak bagi para penguasa negeri-negeri kaum muslim. Mereka hanya sekedar beretorikan dan mengadakan perundingan perdamaian lewat jalur internasional yakni PBB yang notabene dibawah kendali Amerika dan sekutunya. Tapi disisi lain mereka justru melakukan hubungan diplomasi dengan Israel. Sebut saja Uni Emirat Arab, Mesir, Yordania Maroko dan lain-lain yang berdada di wilayah teluk, hingga saat ini mereka masih terikat perjanjian dagang dengan Israel. (detikNews, Selasa 29 Oktober 2024).
Penghianatan negeri-negeri muslim inilah yang membuat Israel tidak memiliki rasa takut untuk mendapatkan menyerang kaum muslim khususnya Gaza, Palestina. Bahkan yaris tidak ada pembelaan negeri-negeri muslim kecuali retorika dan logistik ala kadarnya.
Penderitaan Palestina tidak akan pernah bisa diselesaikan oleh PBB, Liga Arab, maupun OKI. Begitu pula tidak akan pernah bisa dengan cara-cara diplomasi apalagi perdamaian. Solusi Duan negara yang ditawarkan pun sama saja dengan mengkhianati Gaza dan mengakui penjajahan Zionis Yahudi. Solusi yang diperintahkan Allah SWT untuk menyelesaikan persoalaan ini adalah jihad dan ditegakkannya syariat Islam yakni khilafah. Allah SWT dengan jelas memerintahkan jihad untuk melawan kaum agresor yang memerangi dan merampas wilayah kaum muslim. Allah SWT berfirman:
"Perangilah mereka oleh kalian di mana saja kalian jumpai mereka dan usirlah mereka dari tempat mereka mengusir kalian. (QS al- Baqarah : 191).
Haram hukumnya berdamai dengan kaum penjajah dan menerima keberadaan mereka di wilayah kaum muslim. Krisis Palestina ini juga akan selesai jika kaum muslim memiliki perisai yang melindungi mereka, inilah kekhilafahan Islam, satu-satunya institusi yang menerapkan syariat Islam. Khilafah inilah yang bahkan mengerahkan pasukan untuk mengusir pasukan Zionis Israel dari wilayah Palestina dan melindungi kaum muslimin di manapun mereka barada. Rasulullah bersabda: " Sungguh Imam (Khalifah) itu adalah perisai (pelindung umat). (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Maka oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban kaum muslim untuk mengangkat seorang pemimpin yang akan memimpin dengan syariat Islam yakni Khilafah Islamiyyah.
Wallahu 'alam
Tags
Opini