Oleh : Demaryani, S.Pd
Aktivis Muslimah
Generasi muda merupakan ujung tombak dan agen perubahan, namun saat ini kompleksitas problematika yang terjadi pada remaja termasuk pelajar kian melonjak. Para pelajar mengalami dekadensi moral ekstrim, banyak pelajar yang terlibat kasus perundungan (Bullying), seks bebas, aborsi, narkoba, kriminalitas dan lainnya.
Dengan kompleksnya permasalahan tersebut, sayangnya pemerintah menyolusi melalui pengarusan moderasi beragama yang tidak berhubungan dengan akar persoalan. Baru-baru ini, menjelang purnatugas Ibu Iriana Joko Widodo (Jokowi) dan Ibu Wury Ma’ruf Amin, menggaungkan Moderasi beragama kepada kalangan pelajar di kota Balikpapan, Kalimantan Timur. Kegiatan ini juga dihadiri para istri mentri yang tergabung dalam Organisasi Aksi Solidaritas Era (OASE), Cabinet Indonesia Maju (KIM). (khazanah.republika.co.id. 11/9/2024).
Dalam progam tersebut, tercatat sebanyak 500 pelajar berkontribusi dalam kegiatan bertajuk ‘Sosialisasi Moderat Sejak Dini’ yang mengangkat tema “Cinta Tuhan Dengan Mencintai Indonesia”. (detik.com 11/9/2024).
Sosialisasi tentang moderasi sejak dini dimadrasah untuk menanamkan nilai-nilai
Moderasi beragama pada anak-anak. Program ini difokuskan pada pengembangan sikap toleransi, menghargai perbedaan dan pemahaman yang mendalam tentang Islam sebagai agama yang rahmatan lil ‘alamin (rahmat bagi seluruh alam). (ikn.kompas.com 11/9/2024).
Moderasi Beragama Ilusi Masalah Generasi
Moderasi beragama di institusi pendidikan pada dasarnya ditujukan untuk menangkal ide radikalisme di kalangan pelajar. Ide-ide radikalisme yang dimaksud adalah ide yang diemban kelompok dakwah Islam Ideologis yang mengedukasi agar umat kembali menggenggam Ideologi Islam, menerapkan aturan Allah dalam kehidupan, menjadikan Islam sebagai sistem dan poros kehidupan sesuai tuntunan Rasulullah saw.
Sejatinya Islam bukan hanya dijadikan sebagai agama ritual saja seperti yang dihembuskan sistem Kapitalis Barat, bukan juga hanya terkait akhlak dan ibadah semata, namun Islam mengatur seluruh aspek kehidupan, baik itu berakhlak, berpakaian, berperilaku, bermasyarakat, bermuamalah bahkan sampai bernegara.
Moderasi beragama yang digaungkan untuk mendalami agama Islam saat ini, malah menjadikan generasi memiliki profil moderat dalam beragama, karena mengajarkan cara pandang agama yang tidak sesuai, yakni berpedoman pada standar Sekularisme atau memisahkan agama dengan kehidupan, sehingga generasi bukanya mengenal Islam secara menyeluruh dan mendalam, namun malah menjauhkan generasi dari profil kepribadian Islam yang kaffah.
Kemerosotan moral dan kasus kriminalitas yang tumbuh dilingkungan pelajar, justru dampak dari gaya hidup liberal (bebas) yang diadopsi dari barat, dan jauhnya tuntunan Islam. Selain itu, agama tidak diberikan cukup ruang untuk mengatur poros kehidupan bermasyarakat, sehingga dalam menjalani kehidupan dan menentukan standar baik buruk, benar dan salah tidak dipertimbangkan kepada halal dan haramnya syariat, melainkan sesuai penilaian manusia.
Ditambah adanya agenda moderasi beragama, yang membuat remaja semakin jauh dengan agamanya, karena pemisahan agama dengan kehidupan, serta percampuran aturan agama yang satu dengan agama lainnya, yang disebut kompromi atau jalan tengah. Hal ini menjadi bukti gagalnya sistem pendidikan kapitalisme yang lemah dalam pembentukan karakter serta akhlak pelajar, karena pendidikan hanya difokuskan untuk materi dan kesuksesan duniawi semata.
Mengambil moderasi beragama sebagai solusi kemerosotan moral remaja, bukanlah jalan yang tepat karena dengan diambilnya moderasi atau jalan tengah, maka generasi akan semakin jauh dengan agamanya. Dalam hal ini, nampaknya kekhawatiran negara bukanlah kerusakan moral remaja, melainkan ancaman kebangkitan Islam.
Ideologi Islam tidak memberikan hak kepada manusia untuk membuat dan menentukan hukum sendiri, hukum dan kebebasan hanya milik syariat dan ditentukan oleh syariat. Berbanding terbalik dengan ideologi kapitalisme, sistem ini menentukan hukum serta kebebasan sesuai kehendak dan kebutuhan manusia, sedangkan hukum yang diciptakan manusia hakikatnya lemah dan terbatas.
Ideologi kapitalisme ini akan terus dijaga eksistensinya oleh negara-negara Barat demi ekspansi ekonominya, sehingga umat Islam sebisa mungkin dijauhkan dari Ideologi Islam melalui moderasi beragama sebagai strateginya. Dalam hal ini, penguasa sedang menjalankan peran sebagai penjaga sistem sesuai arahan Barat.
Moderasi Beragama Agenda Barat, Merusak Nilai-Nilai Islam
Moderasi beragama adalah salah satu proyek barat, istilah “moderasi Islam” atau Islam moderat lebih merupakan istilah politik daripada istilah agama. Munculnya istilah ini tidak bisa dipisahkan dari agenda war on terrorism yang digaungkan Amerika Serikat, setelah peristiwa peledakan Gedung WTC tahun 2001. Selain itu, moderasi Islam dapat dipahami dari sebuah buku yang dikeluarkan Rand Corporation, berjudul Building Moderate Muslim network tentang Road Maps For Moderate Network Building in the Muslim world (Peta Jalan Untuk Membangun Jaringan Moderat di Dunia Muslim). Dalam buku tersebut dijelaskan tentang karakteristik Muslim moderat yaitu orang yang menyebarluaskan demokrasi, termasuk gagasan tentang HAM, kesetaraan gender, pluralisme, dll.
Menurut Janine A Clark, Islam moderat adalah “Islam” yang menerima sistem demokrasi, sebaliknya Islam radikal adalah yang menolak demokrasi dan sekularisme. Berdasarkan gagasan tersebut Barat bermaksud membangun Islam yang menerima demokrasi dan kesetaraan gender. Gagasan moderasi Islam dan Islam moderat merupakan ide untuk memasukan cara pandang baru terhadap Islam. Dimana tujuannya agar kaum Muslim menerima dimensi kunci peradaban demokrasi, termasuk gagasan tentang HAM, kesetaran gender, pluralisme, dll.
Moderasi agama dan Islam moderat Rand corporation ini tidak hanya salah sasaran, tetapi juga memaksakan cara pandang baru terhadap ajaran Islam. Alih-alih menyelesaikan problem kekerasan, radikalisasi, dan intoleransi, proyek moderasi agama justru menunjukan intoleransi Barat terhadap ajaran Islam.
Daulah Islam Solusi Dekadensi Generasi
Dengan kecerdasan teknologi dan intelektual, pelajar seharusnya menjadi duta Islam yang mengambil Islam murni tidak bercampur dengan ideologi Barat, yakni ideologi Islam. Meyakini bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang benar dan rahmatan lil ‘alamin, sesuai dengan QS. Ali-imran : 19
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah adalah islam”.
Menjalankan perintah Allah serta menjauhi larangannya dengan menerapkan hukum-hukum Allah dalam poros kehidupan. sesuai dengan QS An-nahl : 89
“Kami turunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu untuk menjelaskan segala sesuatu sebagai petunjuk, rahmat, dan kabar gembira bagi orang-orang muslim”.
Yang bermaksud bahwa Islam adalah ideologi yang harus di yakini dan sistem kehidupan yang dapat menyelesaikan segala problematika kehidupan, termasuk problematika remaja hari ini.
Pemuda muslim adalah generasi terbaik yang dimiliki Islam. Generasi terbaik adalah yang memegang teguh keimanan kepada Allah SWT, menerapkan syariat sebagai pedoman hidupnya secara menyeluruh. Layaknya para sahabat yang dibina dan ditaskif secara intensif oleh Rasulullah, sehingga menghasilkan output pemuda yang produktif, tangguh dan menjadi tokoh berdirinya peradaban Islam mulia yang berdiri berabad-abad lamanya.
Seperti halnya sosok Sultan Muhammad Al-Fatih, yang merupakan output peradaban Islam gemilang, Selain itu, dalam dunia Pendidikan juga banyak ilmuan yang dicetak oleh Daulah Islam seperti Al-Khawarizmi (ahli matematika), Ibn Al-Farabi (ahli filsafat), Ibn Al-haitam (Fisikawan) dll, pencapaian ini hanya bisa dicetak oleh negara Islam Khilafah melaui penerapan sistem pendidikan Islam.
Begitulah negara atau Daulah Islam akan terus mengupgrade kualitas remaja muslim melalui Pendidikan. Pendidikan Islam akan mampu mencetak generasi dengan pola pikir dan pola sikap Islami, yang akan menghasilkan kepribadian Islam. Kepribadian Islam inilah yang akan menjadi tameng pelajar dari dekadensi moral, karena terus ditanamkan ketaatan kepada syariat dan menjauhi maksiat.
Selanjutnya untuk menjaga kelangsungan dan keteraturan hukum sesuai syariat, daulah akan mengeksiskan tradisi dakwah dikalangan pemuda, sehingga terwujud generasi harisan aminan lil Islam dan daulah, bukan pengemban ideologi Barat. Selain perlindungan individu dan keluarga, sejatinya Ideologi Islam adalah perisai generasi dari dekadensi moral dan perisai dari ide-ide kufur Barat yang dzalim.
Wallahu A’lam bish-Shawwab
Tags
Opini