Madu



Tjandra Sari Sutisno, M. Pd
(Ibu rumah tangga)



Pendahuluan

Kehidupan tidak selamanya indah, namun madu tetaplah manis. Semanis bila dirasakan, madu yang kita bahas kali ini bukanlah makna sesungguhnya namun hal lain yang membuat sebagian orang terasa aneh bahkan tabu dibuatnya. Ya ada beberapa kelompok yang mencoba mengkerdilkannya, padahal ini salah satu syari'at yang sudah Allah Ta'ala atur. Bagaimana seorang laki-laki boleh mencari madu/ta'addud/poligami dengan syarat bisa berbuat ADIL. Dengan slogan: "manusia hanya mau enaknya saja", hanya melihat sebelah mata. Nah, kalimat inilah yang harus diluruakan. Mengungkap hikmah dibalik syariat yang Allah Ta'ala bolehkan ini.

   Sebelum masuk bagaimana, dalam islam mari kita lihat dari si2 biologi/penelitian para ilmuwan. Ada apa Allah azawajala, membolahkan laki-laki beristri lebih dari satu (hingga 4 wanita). Sedangkan wanita tidak boleh bersuami lebih dari 1 mengapa demikian. Rata-rata antara laki-laki memiliki struktur ukuran dan kekuatan, proporsi tubuh, nada suara, serta struktur otak yang berbeda dengan wanita. Dari struktur otak, akal pikiran wanita cenderung menggunakan indera perasa/hati sedangkan laki-laki umum nya secara logis/masuk akal. Dan masih banyak hal lain, yang terkadang manusia dilarang untuk mengubah-ubah aturan Allah SWT. Kita sebagai ummat NYA, harus meng-imani semua ketetapanNYA.

     Dasar Hukum Poligami di dalam Islam seperti apa, ya suami boleh beristri sampai 4 istri pada waktu bersamaan. Suami harus mampu berlaku adil terhadap istri-istrinya dan anak-anaknya. Bersikaplah positif untuk mengambil kesimpulan, atas hal apapun. Sehingga tidak sampai memojokan, mengucilkan atau bahkan nyinyir terhadap orang-orang yang berhasil mengambil jalan untuk berpoligami/mencari madu ke 2, 3 atau 4.

Opini

     Mengapa hal ini terjadi, adakah yang salah. Hembusan kebencian atau ketidak sukaan terhadap syari'at bergitu kental ditengah-tengah masyarakat kita. Itu bukanlah tiba-tiba, namun memang semua secara sistemis. Kita sebagai ummat muslim harus terus menyampaikan yang sesuai syariat spt apa dan bagaimana, bukan malah membenarkan tanggapan keliru tsb.

Hikmah

     Bismillah terimalah syariat dengan, mengetahui dalilnya agar dijalankan dengan penuh keyakinan. Berdirilah tegak walau banyak rintangan, karena sejatinya muslim taat itu bagaikan berjalan diatas duri karena sistem tak lagi mendukung. Wallahu 'alam

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak