Kriteria Pemimpin dalam Islam




 Oleh: Nurmalasari 
(Aktivis Muslimah Purwakarta)



Kepemimpinan baru, telah mempersiapkan  pejabat yang disiplin dan sinergi. Jajaran anggota Kabinet Merah Putih pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka telah selesai mengikuti Akademi Militer atau Akmil di Magelang, Jawa Tengah. Akmil di Magelang itu dilaksanakan selama 3 hari mulai Jumat 25 Oktober sampai hari ini, Minggu (27/10/2024). (Liputan6.com, 28/10/24) 

Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni menyebut retreat Kabinet Merah Putih di Akademi Militer Magelang, semakin memperjelas orientasi pemerintahan Prabowo-Gibran."Acara ini keren banget. Sangat menyenangkan dan menggembirakan. Pertama, saya merasa retreat ini menambah kejelasan visi, misi dan tujuan serta orientasi pemerintahan yang dipimpin Pak Prabowo. (CNN, 27/10/24) 

Para pejabat sudah siap berkerja dengan segala tugas dan wewenangnya, dengan diberikannya pembekalan yang diadakan untuk menyatukan visi dan misi membentuk boarding serta team building. Tetapi apakah dengan sistem yang sama, umat akan mendapatkan kesejahteraan? 

Selama masih menerapkan sistem Sekuler Demokrasi Kapitalisme di negeri ini, maka keadilan dan kesejahteraan bagi rakyat hanya menjadi wacana yang tidak kunjung terwujud. Rakyat hanya akan menjadi korban kedzoliman dari pemerintahan. 

Sekuler Demokrasi Kapitalisme yang memisahkan agama dari kehidupan, aturan yang di buat oleh manusia dan hanya mementingkan kebahagian dunia, materi dan kekuasaan menjadi prioritas utama. Sistem ini memberikan kebebasan untuk  memilih pejabat berdasarkan kedekatan serta mempunyai pemodal besar, bukan integritas dan profesional. Hal ini membuktikan bahwa sistem ini berada dalam kebatilan, sistem yang menolak aturan Allah SWT, aturan yang paripurna dari Sang Pencipta dan Pengatur manusia. 

Berbeda halnya ketika sistem Islam masih berjaya, sebagai agama yang sempurna, tentu Islam tidak hanya mengatur tata cara ibadah saja, tetapi Islam juga mengatur soal politik dan proses serta etikanya. Mulai dari mencari kreteria pemimpin, sampai tanggung jawab pemimpin kepada rakyatnya bukan karena kedekatan pribadi atau balas budi. 

Dalam sistem Islam  yang di contohkan oleh Rosulullah Saw, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan ketika memilih pemimpin, diantaranya yaitu:

Pertama, Rosulullah saw tidak mengangkat orang yang meminta jabatan. Dari Abu Musa berkata: Saya dan dua orang anak pamanku menemui Nabi saw, salah satu dari keduanya lalu berkata: Wahai Rasulullah, angkatlah kami sebagai pemimpin atas sebagian wilayah yang telah diberikan Allah Azza Wa Jalla kepadamu. Dan seorang lagi mengucapkan kata serupa, maka Beliau bersabda:
Demi Allah, sesungguhnya kami tidak akan memberikan jabatan bagi orang yang meminta dan rakus terhadapnya. (Shahih al-Bukhari, hadis no. 6132; Muslim, hadis no. 3401) 
 
Kedua, jangan memilih wakil yang lemah. Dari Abu Dzar berkata, saya berkata: Wahai Rasulullah, tidakkah anda menjadikanku sebagai pegawai (pejabat)? Abu Dzar berkata: Kemudian dia menampar bahuku dengan tangan dia seraya bersabda:

Wahai Abu Dzar, kamu ini lemah (untuk memegang jabatan) padahal jabatan merupakan amanah. Pada hari penghentian ia adalah kehinaan dan penyesalan, kecuali bagi siapa pun yang mengambil dengan haq dan melaksanakan tugas dengan benar. (Shahih Muslim, hadis no. 3404 dan 3405)
 
Ketiga, jangan memilih orang yang memusuhi umat Islam. Dari Ibnu Umar ra bahwa Nabi saw bersabda: Barangsiapa membawa pedang untuk menyerang kami, maka dia bukan dari golongan kami.(Shahih al-Bukhari, hadis no. 6366; Shahih Muslim, hadis no. 143) 
 
Keempat, Ketika sudah jadi jangan berkhianat. Dari Abi Humaid al-Sa'id ra : Nabi saw pernah mengangkat Ibnu Lutbiyah, yaitu seorang laki-laki dari al-Azdi (menjadi seorang pegawai), untuk memungut zakat, kemudian dia datang kepada Nabi saw dan menyerahkan zakat yang di pungutnya, lalu dia berkata, Ini adalah zakat yang aku setorkan kepada anda, dan ini adalah pemberian kepada orang lain. Kemudian beliau bersabda: Mengapa dia tidak duduk saja di rumah ibu bapaknya sambil menunggu apakah ada orang yang hendak menyampaikan hadiah kepadanya ataukah tidak.

Dan demi Dzat yang jiwaku di tangan-Nya, tidak seorangpun yang mengambil sesuatu dari zakat kecuali dia akan datang pada hari kiamat dengan di pikulkan di atas seperti unta yang berteriak, atau sapi yang melempuh atau kambing yang mengembik. Kemudian Beliau mengangkat tangan Beliau, berkata, ya Allah bukan aku sudah sampaikan, bukan aku sudah sampaikan. sebanyak tiga kali. (Al-Bukhari, hadis no. 2407) (Pustaka kajian hadis) 

Untuk itu Allah SWT akan murka apabila rakyat salah dalam memilih pemimpin dan negarapun akan hancur di tangan orang-orang yang dholim. Seperti halnya sabda nabi Muhammad Saw. Barang siapa memegang satu urusan Muslim, kemudian ia mengangkat, seseorang menjadi pejabat, padahal ia mengetahui ada yang lain yang lebih baik bagi kemaslahatan kaum Muslim. Maka sungguh ia telah mengkhianati Allah SWT dan Rasul-Nya. (Al-Siyasat Al-Asyari'yyat oleh ibnu Talmiyyah hlm.4) 

Sudah seharusnya umat berpikir cemerlang dan mendalam, jika ingin mewujudkan kesejahteraan dan keadilan. umat  harus bersatu untuk tidak berharap kepada sistem Sekuler Demokrasi Kapitalisme saat ini. Dan beralih kepada sistem Islam yang paripurna yang akan menyelamatkan umat di dunia sampai akhirat. 

Wallahu 'alam

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak