Tawuran Remaja Merajalela, Butuh Solusi Sistemik




Penulis: Essy Rosaline Suhendi



Warga desa Cisalak kecamatan Cidaun Kabupaten Cianjur merasa resah, sebab terjadinya tawuran antar kelompok geng motor yang dilakukan oleh remaja berjumlah 15 orang. Polisi juga menemukan senjata tajam yang dibawa oleh mereka berupa golok dan pisau. (www.rri.co.id, 22/09/24)

Aksi tawuran remaja semakin merajalela, seakan tak dapat dihentikan. Bahkan seringkali aksi tawuran yang terjadi menelan nyawa manusia. 


 Sebab Remaja Terus Berulah 

Herannya, mereka para pelaku tawuran ini adalah para pelajar yang seharusnya disibukan dengan belajar. Alih-alih sibuk belajar, mereka malah sibuk tawuran dan mereka melakukan hal demikian seringkali hanya karena persoalan sepele, semisal hanya berawal dari adu mulut via medsos, atau hanya sekadar ingin mendapatkan eksistensi diri.

Sungguh sangat disayangkan, di usia yang seharusnya produktif dengan hal positif, malah di isi dengan hal negatif yang sangat merugikan diri sendiri ataupun orang sekitar. Kondisi generasi muda saat ini seperti kehilangan arah tujuan hidup, tak memiliki visi misi yang jelas dalam menjalani kehidupan.


Biang Kerok, Sistem Sekularisme Kapitalisme

Wajar saja jika mereka dalam kondisi tersebut, jika melihat dari sistem kehidupan yang saat ini diadopsi elah negara adalah sistem sekularisme kapitalisme. Sistem sekularisme, menjadikan mereka tidak memiliki aturan agama dalam setiap amal perbuatan, mereka menganggap agama hanya dipakai untuk ibadah ritual semata, sedangkan misalnya dalam menyalurkan gharizah baqa' (naluri mempertahankan diri) tidak usah bawa2 agama, akhirnya mereka mencari pengakuan dengan cara yang salah seperti tawuran. 

Belum lagi, sistem kapitalisme juga menjadikan manusia hanya terfokus pada pemenuhan hawa nafsu untuk mendapatkan materi sebanyak-banyaknya tanpa batasan halal dan haram, hal itu mengakibatkan manusia menghamba pada materi, sehingga generasi muda saat ini banyak yang menjadi korban dari para orang tua yang merasa cukup memenuhi kebutuhan materi sang anak, namun abai pada pendidikan agama seperti memberikan nasihat-nasihat kebaikan, menjadi teladan yang baik dalam beribadah, dan sebagainya.


 Sistem Islam Solusi Hakiki 

Tidak hanya itu, negara yang seharusnya juga memiliki sistem pendidikan yang benar untuk generasi saat ini malah membuat kurikulum yang katanya merdeka tapi tidak menjadikan anak didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa, kurikulum tersebut cenderung mengarahkan peserta didik hanya sibuk dalam mengejar perekonomian sejahtera dengan menjadi buruh atau pekerja.

Negara juga abai dalam mengatur tayangan atau tontonan yang tersebar di masyarakat, terbukti dari mudahnya akses membuka konten pornografi ataupun konten kekerasan yang jika dibiarkan dapat merusak akal dan pikiran generasi muda.

Andaikan negara mau sadar, bahwa pergeseran moral dan meningkatnya kriminalitas yang dilakukan oleh remaja saat ini adalah akibat dari penerapan sistem buruk sekularisme kapitalisme yang saat ini diterapkan. Maka alangkah baiknya para petinggi negeri memikirkan solusi yang mendasar juga sistemis untuk menyelesaikannya, dan solusi yang patut diambil adalah mengganti sistem saat ini dengan sistem Islam.

Mengapa harus sistem Islam? Karena dalam Islam,  generasi muda adalah aset yang patut dijaga dan dididik sedari mereka dilahirkan. Untuk itu, negara akan menjadikan akidah Islam sebagai dasar dalam setiap aspek kehidupan, maka dalam aspek pergaulan, media sosial, ekonomi, hukum akan diatur berdasarkan syari'at Islam.

Negara akan mengkondisikan supaya setiap keluarga muslim, menjalani peran yang sesuai dengan fitrah. Sehingga ayah, selain fokus mencari nafkah juga tetap dapat mendidik istri dan anak-anaknya, dan seorang ibu akan fokus mendidik anak-anaknya, mengurus rumah dan suaminya, sehingga ibu tidak akan disibukan dengan bekerja yang hukumnya mubah bagi seorang perempuan.

Negara juga akan menutup setiap konten media sosial, tontonan atau tayangan yang berbau pornografi atau yang tidak bermanfaatnya, negara hanya membolehkan informasi yang tersebar ditengah masyarakat hanya membahas seputar kemuliaan Islam atau terkait edukasi yang bermanfaat.

Negara juga akan mengelola seluruh sumber daya alam yang dimiliki dan hasilnya akan dipakai untuk kebutuhan seluruh warga negara, semisal digunakan untuk warga yang yatim piatu, sepuh, ataupun janda yang memang tidak memiliki wali untuk membiayai hidupnya, maka negara akan membantunya. Bukan hanya itu, negara juga akan memberikan pendidikan juga kesehatan gratis, dan kebutuhan pangan yang dapat dijangkau oleh seluruh masyarakat. Bagi laki-laki baligh yang menganggur dan sehat, negara akan membantu dengan cuma-cuma supaya memiliki keahlian untuk bekerja atau berwirausaha.

Dalam sistem pemerintahan Islam atau khilafah, Khalifah sebagai pengurus dan pelayan rakyat akan bertanggung jawab secara penuh dalam menjaga harta, jiwa, dan raga seluruh warga negara. Sebagaimana yang dikatakan dalam sabda Rasulullah Saw. di bawah ini:

الإِمَامُ رَاعٍ وَ مَسْؤُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

Imam (khalifah) itu pengurus rakyat dan dia akan dimintai pertanggungjawaban atas rakyat yang dia urus (HR al-Bukhari dan Ahmad).

Wallahu'alam bishshawab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak