Mewaspadai Aroma Kapitalistik dalam Program Makan Siang Gratis



Oleh: Haura (Pegiat Literasi)


    
Janji Kampanye

Program makan siang gratis merupakan janji Prabowo yang paling masyhur dalam pemilihan presiden 2024. Berangkat dari isu stunting dan ketahanan pangan. Prabowo mencanagkan Indonesia bebas dari stunting melalui pemberian makan siang dan susu gratis di sekolah serta bantuan gizi untuk anak balita dan ibu hamil. Namun belakangan, konsep makan siang gratis diubah presiden terpilih Prabowo menjadi makan bergizi gratis. Perubahan konsep tersebut dianggap demi fleksibelitas sebab tidak harus jam makan siang dan dapat disesuaikan dengan jadwal Pelajaran setempat.

Program makan bergizi gratis menuai polemik, mulai dari persoalan anggaran hingga diisukan akan memanfaatkan susu ikan sebagai alternatif susu hewani dalam menjalankan program tersebut. Sejumlah media asing pun menyoroti rencana pemerintahan Presiden RI terpilih, Prabowo Subianto, mengganti susu sapi dengan susu ikan untuk program makan siang gratis. 

Susu ikan mungkin bukan alternatif terbaik bagi anak-anak, mengingat kadar gulanya yang tinggi dan kurangnya dukungan ilmiah yang memadai mengenai manfaat kesehatan jangka panjangnya," bunyi laporan The Strait Times berjudul 'Fish milk instead of cow's milk? Idea for Prabowo's free lunch scheme creates a stir in Indonesia'. Tak hanya The Strait Times, surat kabar asal Australia, The Sydney Morning Herald, juga mewartakan hal serupa. koran Negeri Kanguru itu menyoroti rencana mengganti menu susu sapi dengan susu ikan demi menekan anggaran yang bengkak. cnnindonesia.com

Pemenuhan Gizi atau Peluang Industri

Wacana penggunaan susu ikan sebagai alternatif pengganti susu sapi dinilai belum mampu memenuhi produksi susu dari sapi perah untuk mencapai target makan bergizi gratis.

Susu ikan secara resmi diperkenalkan atau diluncurkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono bersama Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki. Susu ikan menjadi inovasi pemerintah pada tahun 2023. Penyediaan susu ikan dianggap sejalan dengan upaya meningkatkan asupan gizi masyarakat, terutama memenuhi asupan protein masyarakat Indonesia yang masih rendah. 

Pakar Ilmu dan Teknologi Pangan Daisy Irawan dengan tegas menyebut kalau pilihan susu ikan sebaiknya ditiadakan dari sekarang. Selain karena memerlukan biaya mahal untuk mengolah ikan menjadi bentuk susu, juga karena prinsip makanan bergizi sudah bergeser saat ini.
Dalam waktu dekat presiden terpilih akan dilantik, namun hingga saat ini belum ada kepastian mengenai penggunaan susu ikan dalam program makan bergizi gratis kecuali telah ditetapkannya anggaran sebesar 71 Triliun dari APBN tahun 2025, angka tersebut jauh lebih kecil dari estimasi awal sebesar 450 Triliun.

Tampak adanya ketidak siapan dari program makan siang gratis. Disatu sisi program ini mulia, dicanangkan agar generasi Indonesia bebas dari stunting namun di sisi lain muncul polemik dan perdebatan. Aroma bisnis pun tercium, Kementrian Pertanian membuka ruang yang lebar kepada pihak swasta atau siapa pun untuk berpartisipasi dalam program ini.

Penyediaan susu ikan disinyalir tidak bisa dipenuhi pasar dalam negeri. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengklaim program susu gratis yang diwacanakan akan menggunakan susu ikan bisa membuka lapangan kerja dan industri baru dengan membuka sebanyak 195.796 lapangan kerja.

Sementara Wakil Menteri Pertanian Sudaryono mengatakan impor diperlukan karena produksi susu dari sapi yang sudah ada di dalam negeri sudah pasti tak cukup untuk mengakomodir program tersebut. cnnindonesia.com

Ada sekitar 36-40 badan hukum, baik koperasi maupun perusahaan yang sudah komitmen untuk mendatangkan total 1,3 juta ekor sapi hidup.
Pertanyaannya, benarkah program makan bergizi gratis ini murni untuk meningkatkan kualitas generasi? Bagaimana meyakini dan memastikan program ini tidak menjadi sumber proyek para elit oligarki yang akhirnya rentan kasus korupsi?

Sistem Islam Mengatur Gizi dan Kualitas Generasi 

Dalam Islam persoalan gizi bukanlah persoalan baru. Allah telah memerintahkan manusia untuk mengonsumsi makanan yang halal lagi baik dan tidak berlebih-lebihan. Allah dalam surat Albaqorah 168 berfirman

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ كُلُوْا مِمَّا فِى الْاَرْضِ حَلٰلًا طَيِّبًاۖ وَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ 

Wahai manusia, makanlah sebagian (makanan) di bumi yang halal lagi baik dan janganlah mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya ia bagimu merupakan musuh yang nyata.
Hal ini sesuai dengan teori yang dikaji dalam ilmu gizi, yakni  gizi seimbang. Pedoman gizi seimbang adalah mengonsumsi makanan beragam yang terdiri dari sumber karbohidrat berupa umbi-umbian, sumber vitamin dan mineral, berupa sayur, kacang-kacangan dan buah serta sumber protein, baik lauk hewani maupun nabati. 

Dan ternyata, ayat-ayat Alquran telah menyebutkan berbagai jenis makanan yang mengandung sumber karbohidrat, vitamin, mineral dan protein tersebut.
Semua itu Allah sediakan agar manusia mampu memenuhi kebutuhan fisik (hajatu aludhowiyah) yang merupakan kebutuhan dasarnya. 
Atas dasar ini, peran negara sangat dibutuhkan. Negara dalam Islam wajib menjamin ketersediaan dan kemudahan mendapatkan makanan yang bergizi. Sebab asupan bergizi mendukung tumbuh kembang anak secara optimal, perkembangan otak, daya tahan tubuh serta mencegah berbagai penyakit. 

Jaminan ketersediaan dan kemudahan makanan bergizi tersebut dapat diwujudkan melalui murahnya harga sembako, sayur, buah, dan makanan lainnya yang mengandung gizi, mudahnya para pemimpin keluarga mencari nafkah sehingga mampu membeli kebutuhan pokok untuk mencukupi kebutuhan gizi keluarga ataupun tersedianya santunan negara bagi masyarakat yang tidak mampu, ibu hamil atau anak-anak dalam masa pertumbuhan. 

Negara Islam secara mandiri berupaya memenuhi kebutuhan tersebut tidak berpangku dan memberi ruang kepada pihak swasta ataupun pihak luar lainnya. 

Dalam membangun generasi berkualitas, negara Islam tidak sekedar fokus terhadap kebutuhan fisik melalui pemenuhan gizi  saja namun juga sangat peduli terhadap kebutuhan jiwa, moral dan adabnya. Agar kehidupan generasi menjadi seimbang. 
Oleh karenanya Negara dalam Islam wajib menyediakan  sistem pendidikan yang mampu mewujudkan generasi yang cerdas akademiknya, sehat mentalnya serta tidak diragukan keimanan dan ketakwaannya. 

Wallaahu a'lam bish shawwab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak