Islam Menjaga Kesehatan Generasi




Oleh Ummu Cantika



Ada banyak faktor yang bisa meningkatkan risiko terkena gagal ginjal. Dokter mengungkap salah satunya adalah kebiasaan konsumsidan minuman kemasan yang tinggi gula.
Dokter Spesialis Anak di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Eka Laksmi Hidayati mengatakan pola hidup tidak sehat mendominasi faktor penyebab gagal ginjal
"Penyebab gagal ginjal yang bisa terjadi itu lifestyle, itu pengaruhnya dari obesitas. Itu berisiko sekali terjadi penurunan fungsi ginjal," kata Eka dalam Instagram live RSCM Official, Kamis (25/7)
Menurut Eka, efek dari konsumsi makanan dan minuman kemasan terhadap fungsi ginjal tidak terjadi sekonyong-konyong.
"Makanan minuman gula dan garam tinggi memang tidak langsung seketika terjadi. Ini akan terjadi kalau sudah masuk obesitas dan anak yang obesitas ketika masuk usia dewasa (gagal ginjal)," katanya.

Eka memastikan suplemen, vitamin, dan berbagai obat-obatan selama dikonsumsi sesuai anjuran dan di bawah pengawasan dokter, tidak akan menyebabkan gagal ginjal akut.
"Selama sesuai dosis, diminum sesuai aturan dan tidak berlebihan, pasti aman. Yang bisa (gagal ginjal) kalau minum obat sendiri, dosis sembarangan, pada kondisi itu bisa gagal ginjal," katanya.

Meski tak ada lonjakan anak penderita gagal ginjal yang berujung cuci darah, keberadaan kasus ini perlu menjadi perhatian karena sebagian kasus erat kaitannya dengan pola konsumsi yang salah atau tidak sehat, dan ini yang mendominasi faktor penyebab gagal ginjal.

Realoita hari ini banyaka produk berpemanis, yang merupakan produk industry makanan minuman di Indonesia. Sayangnya produk tersebut mengandung gula yang tidak sesuai dengan ukuran yang ditetapkan dalam angka kecukupan Gizi. Hal ini wajar dalam kehidupan yang diatur oleh sisitem kapitalisme, di mana uang menjadi tujuan utama dari proses produksi. Akibatnya abai dengan
Islam menganjurkan setiap individu memakan makanan halal lagi tayib. Allah Taala berfirman dalam surah Al-Maidah ayat 88 yang artinya, “Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepada kalian, dan bertakwalah kepada Allah yang kalian beriman kepada-Nya.”

Dalam ayat tersebut Allah Swt. dengan sharih menjelaskan bahwa memakan makanan dalam rangka memenuhi fitrah adalah wajib dan orang yang meninggalkannya atau melalaikannya akan berdosa. Perintah untuk memakan yang “halalan thayyiban” dan larangan “mengikuti langkah-langkah setan” di dalam ayat tersebut mengandung
Islam mewajibkan negara menjamin pemenuhan bahan pangan yang halal dan thayyib sesuai dengan perintah syariat.

Negara juga akan menontrol industri agar memenuhi ketentuan Islam tersebut. Untuk itu negara akan menyediakan tenaga ahli, melakukan pengawasan makanan dan sanksi yang tegas bagi pihak yang melanggar aturan
Negara juga akan melakukan Edukasi atas makanan halal dan thayyib ini melalui berbagai mekanisme dengan berbagai sarana untuk mewujudkan kesadaran pangan yang halal dan thayyib.

kesadaran pangan yang halal dan thayyib.
Wallohu a'lam bisahawab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak