Oleh: Ike Framita
Bersumber dari Dana Moneter Internasional (IMF) pada World Economic Outlook April 2024 merilis pengangguran di Indonesia menduduki peringkat tertinggi dibanding ke 6 negara asean lainnya. Dan posisi ini masih sama seperti pada tahun lalu.
Peringkat kedua pengangguran dibawah Indonesia yakni Filipina 5,1%, disusul Brunei Darussalam sebesar 4,9%, Malaysia 3,52%, Vietnam 2,1%, Singapura 1,9% dan Thailand 1,1%.
Sedangkan secara global tingkat pengangguran tertinggi dipegang oleh Sudan dengan angka 49,5 persen, disusul Afrika Selatan 33,5 persen, dan Georgia 15,7 persen.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pengangguran di Indonesia mencapai hampir 7,2 juta orang pada Februari 2024.
Penyumbang terbesar angka pengangguran di Indonesia merupakan golongan muda atau gen Z, dimana mempunyai rentan usia 15 - 24 tahun, yang merupakan lulusan Sekolah Menengah Atas atau Perguruan Tinggi yang sedang tidak terlibat dengan kegiatan apapun NEET (Not in Education, Employment, or Training).
Dan hal ini merupakan ancaman serius bagi negara.
Beberapa faktor yang mempengaruhi tingginya angka pengangguran di Indonesia, diantaranya : sedikitnya ketersediaan lapangan pekerjaan, lowongan pekerjaan yang tersedia berbeda dengan keahlian/kualifikasi para pencari kerja, ketidakseimbangan antara pekerjaan dan jumlah tenaga kerja yang meningkat setiap tahunnya dan kurangnya pendidikan serta keterampilan.
Tingginya pengangguran menunjukkan kegagalan negara menciptakan lapangan pekerjaan untuk rakyat. Kebijakan salah strategi sehingga terjadi deindustrialisasi, lulusan SMK/PT tak terserap dalam dunia kerja sementara TKA justru masuk ke Indonesia.
Pengelolaan SDA ala kapitalisme mengakibatkan tenaga ahli dan tenaga kerja diambil dari negara asing, akibatnya rakyat sendiri kehilangan kesempatan kerja sampai harus menjadi TKI.
Islam mewajibkan negara mengurus rakyat termasuk menyediakan lapangan pekerjaan yang cukup melalui berbagai kebijakan yang mendukung, seperti pengelolaan SDA secara mandiri, yang akan membuka banyak lapangan kerja.
Islam mempunyai cara tersendiri untuk menghapuskan jumlah pengangguran yakni dengan meningkatkan etos kerja dan produktivitas kerja masyarakatnya yang mampu bekerja. Dalam hal ini pemimpin islam menjamin setiap ayah atau para wali mendapatkan pekerjaan yang layak yang memungkinkan bagi mereka memperoleh harta untuk menafkahi keluarga yang ditanggungnya. Tentu saja mutlak diperlukan pemberian pendidikan keterampilan kerja sesuai dengan minat dan kemampuannya.
Di samping itu, lapangan pekerjaan juga disediakan seluas-luasnya oleh negara. Pengelolaan sumber daya alam secara mandiri oleh negara otomatis akan membuka lapangan kerja di banyak lini. Mulai dari tenaga ahli hingga tenaga terampil. Ini sekaligus akan menghapuskan pengangguran. Apalagi jika pengelolaan dilakukan di semua jenis sumber daya alam.
Semoga umat tercerahkan dan menggunakan solusi serta sistem islam didalam memutuskan semua masalah kehidupan dan meninggalkan sistem kapitalis seperti saat ini yang hanya menguntungkan sebagian pihak saja. Wallahu’alam bish-shawab.
Tags
Opini
AllahuAkbar
BalasHapus