Oleh : Ummu Hayyan, S.P.
Tingginya angka stunting di Indonesia termasuk di kabupaten Ciamis merupakan fakta yang tidak bisa dielakkan lagi.
Diketahui dari hasil survei, prevalensi stunting di Kabupaten Ciamis tahun 2022 mencapai 18.06%, meningkat menjadi 25.4% pada tahun 2023.
kabarciamis.com.
Oleh karena itu, pemerintah kabupaten Ciamis menggagas berbagai program untuk mempercepat penurunan stunting.
Salah satunya seperti yang diungkapkan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Ciamis, Andang Firman. Beliau menjelaskan pentingnya ketahanan pangan keluarga untuk mengatasi stunting. Pemenuhan gizi keluarga bisa didapat dari lingkungan rumah. "Ketahanan pangan tidak hanya makanan pokok, tapi juga makanan pendamping. Kecukupan ini dapat mendukung penurunan stunting," kata Andang Firman, Minggu, 21 Juli 2024.
Andang menambahkan, ketahanan pangan keluarga bisa dilakukan dengan memanfaatkan lahan sekitar rumah. Misalnya, dengan menanam sayuran seperti cabai dan kacang, serta memelihara ternak. "Soal jenisnya, bergantung kebiasaan dan kebutuhan keluarga, terpenting ada protein dan gizi, bisa makan, kenyang, sehat, dan beraktivitas. Uang bisa digunakan untuk kebutuhan lain," tuturnya.
pikiranrakyat.com.
Jika kita menganalisis lebih dalam program-program yang ditawarkan oleh pemerintah, maka akan jelaslah bahwa hal itu belum mampu mengatasi persoalan stunting secara tuntas. Sebagaimana diketahui bahwa, stunting di Indonesia terjadi karena berbagai faktor. Diantaranya terkait dengan pola makan, pola asuh dan sanitasi.
Masalah stunting erat kaitannya dengan kemiskinan yang masih cukup besar di Indonesia. Selain itu, berkaitan erat juga dengan kebijakan negara dalam mensejahterakan rakyatnya. Karena itu, berbagai program yang dicanangkan hanyalah satu bagian saja dalam faktor penyebab stunting. Misalnya pemberian tambahan makanan, susu gratis atau makan siang gratis, tidak berefek signifikan dan tidak memutus rantai stunting. Termasuk menyarankan berkebun di rumah sebagai jalan untuk mengatasi stunting yang sudah darurat.
Kapitalisme Melanggengkan Stunting
Penyebab paling mendasar dari stunting adalah kemiskinan. Di mana, rakyat tidak mampu mengakses kebutuhan pangan, papan, sandang, kesehatan, dan pendidikan dengan mudah dan murah.
Sebagaimana dirilis dalam laman Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat, bahwa angka kemiskinan di kabupaten Ciamis pada tahun 2023 mencapai 90,84 ribu jiwa. Sungguh angka yang fantastis, mengingat Indonesia dikaruniai kekayaan alam yang melimpah ruah. Namun, faktanya rakyat yang hidup di atasnya tidak sejahtera.
Kita harus memahami bahwa kemiskinan di negeri ini terjadi secara sistemik sebagai buah dari penerapan sistem kapitalisme - demokrasi. Segala hajat hidup masyarakat dengan mudah dikuasai oleh korporasi atau para pengusaha raksasa alias kapitalis.
Negara yang menerapkan sistem kapitalisme telah abai terhadap tanggung jawabnya dalam menjamin kesejahteraan rakyat. Negara tidak ubahnya berperan sebagai regulator bukan provider alias penyedia layanan. Jelaslah, bahwa akar permasalahan dari kemiskinan dan stunting adalah tata kelola negara yang bernafaskan kapitalisme. Negara ibarat Tengah berjual beli dengan rakyatnya sendiri dengan melibatkan swasta di setiap sektor kehidupan. Akibatnya, rakyat harus berjuang sendiri untuk tetap bertahan hidup.
Kondisi kemiskinan itulah yang sejatinya merupakan faktor pendorong risiko terjadinya stunting. Ini membutuhkan solusi nyata untuk meningkatkan daya beli dan ketercukupan pangan yang bergizi. Solusi ini jelas membutuhkan peran nyata negara sebagai pelindung rakyatnya. Hal ini tidak mungkin terwujud dalam sistem kapitalisme.
Islam, Solusi Nyata Atasi Stunting
Islam lah satu-satunya harapan untuk memberantas stunting. Islam mewajibkan negara yang menjamin kesejahteraan setiap individu rakyatnya termasuk anak-anak. Islam mengharuskan kepala negara bertanggung jawab melayani kebutuhan rakyat termasuk dalam masalah stunting.
Dengan penerapan sistem ekonomi Islam, negara akan mengatur kepemilikan dan mewajibkan pengelolaan kekayaan alam untuk kesejahteraan rakyat.
Negara juga membuka lapangan kerja yang luas bagi rakyatnya. Dengan demikian, negara akan memiliki sumber pendapatan yang besar. Sehingga rakyat akan terpenuhi kebutuhan hidupnya per individu. Rakyat pun akan terhindar dari kemiskinan. Pendidikan dan kesehatan gratis dalam negara Islam menjadikan orang tua mudah memantau tumbuh kembang anak.
Negara juga akan melakukan edukasi terkait gizi yang diberikan pada masyarakat. Salah satunya dengan adanya jaminan pemenuhan pendidikan untuk seluruh warga. Sehingga masyarakat akan memiliki kepekaan literasi dan memahami edukasi yang diberikan.
Selain itu, negara juga melakukan pengawasan dan pengontrolan berkala agar kebijakan negara seperti layanan kesehatan, akses pekerjaan, stabilitas harga pangan, hingga sistem pendidikan serta penggunaan anggaran dapat berjalan secara amanah.
Demikianlah jika sistem Islam diterapkan secara kaffah dalam kehidupan. Rakyat tidak akan terbelit kemiskinan dan stunting. Karena para penguasa yang ada benar-benar menyerahkan dirinya untuk berkhidmat kepada rakyat, semata-mata untuk mengejar ridho Allah SWT . Oleh karena itu, solusi hakiki bagi permasalahan stunting di negeri ini adalah dengan menghempaskan sejauh-jauhnya ideologi kapitalisme-sekuler yang menjadi sumber permasalahan kemiskinan di negeri ini.
Wallaahu A'lam bish-shawwab
Tags
Opini