Oleh: Reni Sumarni
Di beritakan dari media CNBC Indonesia, telah terjadi demontrasi besar-besaran di kota Bangladesh. Media lokal melaporkan bentrokan antara pengunjuk rasa dan pasukan keamanan yang tersebar di sejumlah kota. Setidaknya 139 orang tewas, menurut data dari jumlah rumah sakit yang dirilis Minggu (21/7/2024). Kerusuhan berawal dari demontrasi damai yang dilakukan para mahasiswa sejak 1 Juli 2024. Namun, demontrasi kemudian berubah menjadi aksi kekerasan dan terjadilah bentrokan antara aparat keamanan dan mahasiswa hingga akhirnya polisi menembakan peluru dan gas air mata pada para demonstran.
Demonstran menyerbu Distrik Narsingdi, membebaskan 850 narapidana, dan membakar sejumlah fasilitas. Pemerintahpun bertindak keras menerjunkan tentara, memblokade wilayah, memutus layanan internet dan pesan teks, memberlakukan jam malam, dan memerintahkan tembak di tempat terhadap pengunjuk rasa. Akibatnya situasi menjadi sangat kacau.
Bangladesh yang terletak di negara Asia Selatan dan berbatasan dengan India. Kini negara itu sedang membara. Kerusuhan besar yang menewaskan 187 orang. Aparat yang menangkap setidaknya 2.500 orang yang dianggap sebagai pelaku kerusuhan. Tercatat ini adalah kerusuhan terburuk sejak pemerintahan Perdana Menteri Sheikh Hasina.
Demontrasi mahasiswa ini terjadi karena adanya kekecewaan rakyat terhadap Hasina. Mahasiswa menuntut penghentian sistem kuota yang menyediakan 30 persen pekerjaan di pemerintahan untuk keluarga veteran perang saat kemerdekaan Bangladesh pada 1971 melawan Pakistan. Karena sistem kuota ini dianggap hanya menguntungkan pendukung Hasina. Disaat rakyat Bangladesh yang membutuhkan pekerjaan dan banyaknya para pemuda yang menganggur membuat mereka marah dan kecewa terhadap keputusan Hasina yang mebatasi kuota pekerjaan di pemerintahan padahal pekerjaan di sektor swasta ada tapi para pemuda di bangladesh mengharapkan bekerja di pemerintahan karena dianggap lebih stabil dan menguntungkan.
Peristiwa yang terjadi di Bangladesh mengingatkan kita pada aksi reformasi mahasiswa yang turun ke jalan menuntut lengsernya penguasa negeri ini pada tahun 1998. Demontrasi besar- besaran yang terjadi di Indonesia karena adanya krisis politik yaitu korupsi, kolusi dan nepotisme juga ekonomi yang menyebabkan anjloknya nilai tukar rupiah belum lagi kasus hukum pelanggaran HAM di Aceh dan Papua, penculikan terhadap aktivis mahasiswa dan konflik dengan warga Tionghoa hingga akhirnya kepercayaan rakyat pada penguasa saat itu tidak ada lagi dan menuntut agar segera lengser dari kursi jabatannya sebagai pemimpin negeri ini.
Menyikapi dari setiap kerusuhan yang terjadi di Bagladesh, Indonesia atau negeri manapun kita bisa lihat disini bahwa kebobrokan sistem yang dianut setiap negara nyatanya tidak membuat rakyat sejahtera yang ada mereka menderita dengan sistem ini. Tidak akan terjadi perubahan selama sistemnya tidak diubah meskipun pemimpinnya berkali-kali diganti tetapi keadaan akan tetap sama. Akan selalu terjadi masalah-masalah yang baru hingga akhirnya terjadi konflik antara rakyat dan penguasa sampai rakyat pun harus jadi korban bahkan sampai berujung nyawa melayang.
Sejatinya manusia membutuhkan perubahan yang hakiki yang akan membawa kesejahteraan untuk seluruh manusia dan itu hanya bisa terwujud apabila sistem yang diterapkan adalah sistem Islam, siapapun penguasanya apabila sistemnya Islam maka rakyat akan hidup sejahtera. Solusi tuntas untuk menyelesaikan persoalan Bangladesh dan negara lainnya tidak lain dan tidak bukan yaitu dengan digantinya sistem sekuler kapitalis dengan sistem Islam karena hanya Islamlah yaitu Khilafah, yang akan membawa perubahan hakiki bagi seluruh manusia.
Saat negara Islam tegak, negara tidak akan mengabaikan para pemuda yang harusnya produktif dan berkreasi melakukan aktivitas positif, menganggur begitu saja. Negara akan membuka lowongan pekerjaan sesuai keahlian mereka agar terus menciptakan kreativitas yang cemerlang hingga membuat negara maju dengan potensi yang mereka miliki dan mencetak generasi muda yang unggul dan menjadi pejuang-pejuang Islam yang tangguh, tentunya untuk senantiasa siap berjihad dan melakukan dakwah menyeru kepada kabaikan dan menyebarkannya ke seluruh penjuru dunia hingga terjadinya perubahan hakiki di tangan generasi muda. Bukan seperti saat ini, dimana pemuda tidak produktif dan cenderung lemah, ini semua akan terwujud apabila sistem Islam diterapkan dan dengan mengubah pemikiran mereka menjadi pemikiran Islam. Allah Swt. Berfirman, "Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri." (Q.S Ar-Ra'du:11). Wallahu a'lam bishshowab.