Oleh: Nabila Sahida
“Dibandingkan dengan negara-negara ASEAN dan negara berpenduduk tinggi, harga tiket penerbangan Indonesia jadi yang termahal kedua setelah Brasil," kata Luhut.
Masalah tiket mahal ini tak hanya menjadi perdebatan baru baru ini. Bulan lalu saat lebaran agar masyarakat tidak merasa terlalu terbebani, Menparekraf Sandiaga Uno mengimbau untuk pulang kampung sebelum kenaikan tiket dan menjalankan work from home (WFH).
Dan hari-hari ini muncul wacana tentang pemerintah telah membentuk satgas penurunan harga tiket pesawat. Hal ini justru hanya menunjukkan betapa lemahnya negara dalam mengatur lembaga yang ada. Padahal pembentukan satgas ini juga tak akan mampu menyelesaikan selama sistem ekonomi yang ada masih sama.
Bagaimana sistem itu? Yaitu sistem ekonomi kapitalistik. Dimana layanan transportasi yang di baliknya ada bisnis terselubung, ada pihak yang memonopoli dan sebagainya. Inilah akibat penerapan ekonomi kapitalisme, aturan yang lahir dari ideologi kapitalisme. Dalam sistem ini, prinsip kebahagiaan adalah dengan mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya. Apa pun bisa dilakukan, yang penting bisa meningkatkan materi. Yang mana landasan yang melahirkan prinsip seperti itu adalah sekularisme. Sebuah pemahaman yang memisahkan antara agama dan kehidupan. Manusia dalam beraktivitas tidak perlu menjadikan agama sebagai panutan, cukup memakai aturan manusia. Hasilnya, semua sesuai padangan manusia.
Yang perlu disadari tak hanya itu, kebutuhan publik termasuk transportasi ini adalah tanggung jawab negara. Negara wajib menunjukkan tugasnya dari sumber pemasukan yang banyak dan mampu menyediakan layanan gratis. Inilah yang perlu negara lakukan dan ini bisa terjadi ketika negara Islam dengan sistem Islam yang Allah buat itu diterapkan. Dengan prinsip negara bahwasanya wajib menyediakan transportasi yang murah, mudah, cepat, dan aman. Bagi negara Islam, tujuan utama pengadaan transportasi adalah melayani masyarakat, bukan sekadar mencari keuntungan. Kalaupun harus membayar, masyarakat tidak akan merasa mahal.
Tak hanya itu, pengurusan setiap kebutuhan umat akan ditangani oleh SDM yang amanah dan kapabel, sehingga pengelolaannya dapat efektif dan efisien. Dan itu semua akan terwujud apabila sistem Islam, baik sistem ekonominya, sosial, dan lainnya dapat diterapkan secara menyeluruh dan komprehensif. Wallaahu A’lam
Tags
Opini