Oleh : Maretha Hermawati
(Forum Literasi Muslimah Bogor)
Baru-baru ini terjadi di Kalimantan Selatan, tepatnya di Banjarmasin. 2 orang pemuda meninggal dunia, diketahui mengoplos kecubung dengan alkohol dan obat-obatan. Meskipun sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Sambang Lihum, nyawa keduanya tak tertolong. (Kompas.com, 10/7/2004).
Mabuk karena mengkonsumsi kecubung juga pernah terjadi di Toraja.
Direktur RSJ Sambang Lihum, Yuddy Riswandhy menjelaskan fenomena mabuk kecubung di Banjarmasin merupakan masalah serius. Pihak RSJ Sambang Lihum sedang merawat 35 pasien yang diduga mengonsumsi kecubung. Mereka mengalami gangguan mental dengan kondisi yang bervariasi dari ringan hingga akut. Dan sampi saat ini jumlah korbanpun bertambah.
Tanaman Cantik itu Bernama Kecubung
Kecubung adalah tanaman beracun yang daun dan bijinya sering digunakan untuk obat dan juga menyebabkan halusinasi. Selain itu juga menyebabkan kebingungan, mengubah suasana hati dan ekspresi emosional.
Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Zullies Ekawati membenarkan bahwa konsumsi kecubung bisa menyebabkan halusinasi dan terdapat efek samping pada orang yang mengonsumsinya. Ia menjelaskan, kecubung atau Datura metel, adalah tumbuhan yang mengandung senyawa kimia beracun seperti alkaloid tropane. Memiliki efek luar biasa bagi yang mengkonsumsinya seperti halusinansi dan delirium, Gangguan sistem syaraf, Gangguan penglihatan, Mulut kering dan susah menelan, Ganguan sistem kardiovaskular, Kesulitan buang air kecil, Gangguan pernapasan hingga kematian.
Ketua Perkumpulan Dokter Pengembangan Obat Tradisional Jamu Indonesia PDPOTJI Dr. (Cand.) dr. Inggrid Tania, Senin, 15 Juli 2024 menyatakan bahwa kecubung sudah tidak dianjurkan lagi sebagai obat tradisional dan digolongkan tanaman beracun. BPOM juga melarang peredarannya. Saat ini tanaman Kecubung hanya ditemukan di dalam hutan dan jika ada yang menanam, hanya sebagai tanaman hias.
Solusi Bijak
Ironisnya , tanaman ini sangat mudah ditemukan di negeri ini. Padahal tanaman ini memiliki efek yang lebih berbahaya dari Ganja, shabu, ekstasi heroi dan kokain. Tak heran jika Kementerian Kesehatan mengusulkan tanaman ini masuk dalam 15 jenis tanaman dalam golongan narkotika. Peristiwa ini mencuat di media setelah jatuh korban sampai 50 orang lebih, bahkan ada yang sampai meninggal.
Kurangnya edukasi dan sampainya informasi tentang jenis tanaman yang beracun ini ke Masyarakat berpengaruh terhadap penggunaan tanaman tersebut. Gerak cepat upaya pemerintah untuk mensosialisakan penggunaannya sangat penting, karena meskipun tanaman ini ada manfaatnya.Namun bahayanya lebih besar.
Jatuhnya korban akibat mengkonsumsi kecubung seharusnya menjadi peringatan keras bagi individu, masyarakat dan negara. Betapa rusaknya generasi dalam menjalan kehidupan termasuk dalam menghadapi permasalahan. Ketahanan mental yang dimiliki generasi saat ini cermin kegagalan sistem pendidikan sekuler dalam mencetak generasi yang berakhlak mulia di negeri ini. Tidak heran, jika bermunculan generasi yang liberal dalam berpendapat dan berperilaku serta lemahnya mental.
Perlu solusi bijak yang akan menuntun kita sebagai individu, masyarakat bahkan negara dalam menggunakan tanaman dan bahan alami lainnya. Solusi yang berlandaskan pada akidah, dimana halal dan haram dijadikan standar dalam berbuat. Semua itu hanya bisa ketika Islam diterapkan dan menjadi landasan dalam berbagai hal. Seperti yang disabdakan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Setiap yang muskir (memabukkan) adalah khamar, dan setiap yang muskir adalah haram.” (HR. Muslim). Dengan demikian, masalah tanaman cantik yang memabukkan ini bisa diambil solusi bijak dalam penggunaannya sesuai dengan syariatNya.
Allaahu’alam Bishowwab
Tags
Opini