Oleh: Susanti Widhi Astuti, S.Pd ( Guru )
Dalam peringatan hari anak ke 40 yang di di peringati tanggal 23 Juli 2024, pemerintah mengangkat tema Hari Anak Nasional 2024 ini sama dengan tahun lalu yakni "Anak Terlindungi, Indonesia Maju".
Peringatan seremonial, dari tahun ke tahun tapi tidak ada perubahan bermakna.
Malah problem anak makin bertambah seperti banyak anak menjadi pelaku judol, juga pelaku dan menjadi korban kekerasan. Stunting juga masih tetap genting. Solusi yang dilakukan pemerintah tidak menyentuh akar masalah dan anak tetap menjadi korban.
Padahal anak adalah aset penerus generasi yang akan datang. Apalagi generasi rusak maka terancam lah generasi di masa yang akan datang.
Selain itu, Peran keluarga dalam mendidik anak makin lemah. Karena keluarga hari ini mengalami kerapuhan dalam persoalan kerjasama antara ibu dan ayah ketika mendidik anak. Terkadang ayah sebagai teladan sering fokus mencari nafkah seharian dengan tuntutan ekonomi yang begitu berat , tak jarang ketika pulang sering membawa amarah ataupun emosi yang diluapkan kepada anggota keluarga dan seorang ibu yang sehari-hari beraktivitas di rumah ataupun terkadang ada yang sambil bekerja di luar membantu suaminya juga tak luput melampiaskan rasa marah dan lelah kepada buah hatinya. Inilah wajah ataupun potrer keluarga di tengah sistem Kapitalis-sekuler hari ini yang dibangun tidak berdasarkan aqidah Islam. Harusnya peran ayah dan ibu saling tolong menolong untuk mendidik buah hati serta bekerjasama di rumah.
Sementara sistem Pendidikan hari ini justru membentuk generasi sekuler dan sistem ekonomi gagal membuat Sejahtera.
Islam memandang penting keberadaan anak sebagai generasi penerus peradaban, karena itu kewajiban negara menjamin pemenuhan kebutuhan anak, dalam berbagai aspek.
Negara akan mewujudkan fungsi dan Peran keluarga yang optimal dalam mendidik anak. Di sisi lain, negara juga akan menerapkan sistem Pendidikan Islam untuk membentuk generasi berkepribadian Islam.
Tags
surat pembaca