oleh: Naylah Rahmah
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengatakan, pihaknya mengusulkan relaksasi harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng rakyat atau MinyaKita naik menjadi Rp15.700 per liter.
Mendag saat ditemui di Bandung, Jawa Barat, Jumat, mengatakan bahwa pihaknya saat ini sedang menunggu revisi Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) terkait kenaikan HET MinyaKita sebesar Rp1.700 dari harga sebelumnya Rp14.000 per liter. (antaranews.com 28/06/2024)
Bukan hanya itu, Badan Pangan Nasional memperpanjang lagi relaksasi harga acuan pemerintah (HAP) gula konsumsi yang naik dari Rp15.500 per kilogram (kg) menjadi Rp17.500 per kg. Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, menuturkan, langkah ini dilakukan hingga Peraturan Badan Pangan Nasional (Per-badan) tentang Perubahan Kedua atas Per-badan Nomor 11 Tahun 2022 yang mengatur Harga Acuan Pemerintah. (tirto.id 28/06/2024)
Harga Minyak dan Gula yang Melonjak, Kenapa?
Pada saat ini, Negara sedang mempersulit rakyat dengan menaikan harga minyak dan gula yang termasuk kebutuhan pokok. Bukan hanya untuk urusan rumah tangga, minyak dan gula juga sangat dibutuhkan oleh pedagang pedagang kecil di bidang makanan.
Akan tetapi, bukannya mencari cara agar dua bahan pokok tersebut bisa turun harga, pemerintah justru malah menormalisasikan kenaikan harganya, dan tidak ada rasa tanggungjawab untuk mengupayakan penurunan harga sembako tersebut.
Dengan adanya kebijakan pemerintah menaikan harga dua bahan pokok itu, bisa dipastikan menambah beban masyarakat, dikarenakan pengeluaran yang cukup membengkak.
Faktanya, masyarakat sekarang sedang dalam kondisi ekonomi yang sulit. Banyak pekerja pekerja yang di PHK, juga susahnya rakyat mencari pekerjaan, ditambah naiknya harga bahan bahan pokok. Akibatnya, masyarakat akan semakin kesulitan untuk memenuhi kehidupan.
Seperti inilah kondisi jika negara menerapkan sistem kapitalisme, karena pihak yang lebih diuntungkan oleh adanya regulasi adalah para kapitalis oligarki yang menguasai distribusi bahan pokok di tingkat nasional.
Jaminan Kebutuhan Pokok Ada pada Sistem Islam
Ketika sistem islam tegak, kondisi nya akan jauh berbeda dengan kondisi saat ini. Negara ber-sistem islam akan menjamin kebutuhan masyarakat secara orang per-orang. Pemimpin negara atau khalifah akan selalu memastikan setiap rakyatnya bisa mendapatkan bahan pokok dengan harga yang terjangkau.
Dalam sistem islam, negara akan menghilangkan praktek monopoli, oligopoli, atau apapun yang bisa merusak keseimbangan pasar. Dengan begitu, harga akan tetap terbentuk secara alami.
Tidak hanya memastikan pasokan dan distribusi berjalan normal, khalifah juga memastikan tiap-tiap individu rakyat bisa mengakses bahan pokok. Negara membuka lapangan kerja seluas-luasnya sehingga para laki-laki bisa mencukupi kebutuhan keluarganya. Negara juga memberi bantuan modal, keahlian, dan alat produksi sehingga iklim usaha menjadi kondusif dan mampu meminimalkan pengangguran.
Tetapi yang terpenting, Khilafah bisa mencukupi kebutuhan pangan rakyat karena negara memposisikan dirinya sebagai ra’in (pengurus) dan mas’ul (penanggung jawab) rakyat, bukan sekadar regulator yang hanya bisa membuat regulasi, tetapi ujung-ujungnya menyengsarakan rakyat. Negara bervisi ra’in ini hanya terwujud pada Khilafah Islamiah, bukan negara lainnya.
Wallahu'alam bishshawab.
Tags
Opini