MinyaKita, Milik Kita?

Oleh: Hj. Sopiah


Pada Oktober 2021, minyak goreng di Indonesia mengalami lonjakan kenaikan harga yang tidak wajar. Hal tersebut dipengaruhi oleh kenaikan harga CPO yang melonjak sehingga produsen sawit lebih mengutamakan ekspor daripada memenuhi kebutuhan minyak dalam negeri. Dan selain mahal, masyarakat pun mengalami kesulitan untuk mendapatkannya. Karena minyak menjadi langka dan hilang dari peredaran.  

Pada Juli 2022, pemerintah melalui Kemendag meluncurkan minyak goreng bernama MinyaKita, namun apakah itu milik kita? Faktanya jelas tidak, karena saat ini pemerintah menetapkan kenaikan HET MinyaKita. Dengan alasan biaya produksi dan fluktuasi nilai tukar rupiah.
Dengan kenaikan harga MinyaKita tentu saja semakin membebani rakyat, karena minyak goreng merupakan kebutuhan pokok masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pangan. Bahkan saat ini bukan hanya MinyaKita yang mengalami kenaikan tapi hampir semua kebutuhan pokok masyarakat mengalami kenaikan harga. Sementara lapangan pekerjaan sangat sulit untuk didapatkan. 
Dengan demikian semakin berat beban ekonomi yang harus ditanggung oleh rakyat.

Sungguh miris, di negeri penghasil kelapa sawit terbesar di dunia tapi justru harga minyak gorengnya tinggi. Beginilah apabila perekenomian negara diatur dengan sistem kapitalisasi, negara hanya memikirkan untung rugi dalam mengurusi rakyatnya. Pengelolaan lahan sawit milik negara pengelolaannya diserahkan kepada swasta. Produksi maupun distribusi dikuasai oleh pihak swasta. Sehingga harga pun dikendalikan oleh swasta. Inilah akibatnya sehingga kebijakan yang diambil oleh negara tidak memihak rakyat. Padahal sejatinya negaralah yang harus bertanggung jawab atas hajat hidup seluruh rakyatnya tanpa kecuali. Negara harus dapat menjamin bahwa harga-harga kebutuhan rakyat dapat dijangkau oleh seluruh rakyat dengan ketersediaan barang yang mudah didapatkan.

Kenaikan harga MinyaKita dan harga pangan lainnya tidak akan terjadi apabila sistem ekonomi negara diatur dengan sistem Islam. Dalam Islam, negara akan mengatur pengelolaan ekonomi dengan adil dan merata. Negara akan mengatur kepemilikan lahan sawit, produksi dan distribusinya agar sesuai dengan aturan. Penguasa juga akan mengontrol kestabilan harga di pasaran, dan akan selalu memastikan bahwa ketersediaan bahan pangan selalu terpenuhi. Sehingga kesejahteraan rakyat akan tercipta. Hanya Islam satu-satu nya solusi untuk segala permasalahan kehidupan manusia. Dengan demikian maka MinyaKita akan menjadi milik kita. 

Wallahu’alam bishowab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak