Marak Anak Durhaka, Pertanda Apa?



Oleh : Sari Nurlita



Kejadian miris terjafi di kota Lubulinggau Timur, Sumsel.
Rio Tabu (24), seorang pria warga Taba Jemekeh, pantas disebut sebagai anak durhaka. Pria yang sudah beristri ini tega menganiaya ibu kandungnya, Mulya (47) karena tidak memberikannya uang.

Pelaku tega meninju muka, memukul tangan ibu kandung dan merusak perabotan di rumah karena permintaannya tidak dituruti korban. Padahal, pelaku sudah dewasa dan sudah memiliki istri dan anak.

Kasat Reskrim Polres Lubuklinggau AKP Robi Sugara mengatakan, tersangka kini telah ditangkap dan ditahan di Mapolres Lubuklinggau. Pelaku ditangkap atas laporan ibunya yang mengalami penganiayaan.

Perilaku keji tersebut terjadi karena minimnya ilmu agama dan individu berupa gorizah/ego pelaku. Sungguh Miris setega itu menyakiti orang tua sendiri padahal meminta uang secara paksa, sekalipun kepada orang tua sendiri adalah suatu kesalahan, yang seharusnya seorang laki-laki adalah sebagai pemimpin dan pelindung untuk keluarga. Mengapa hal ini bisa terjadi ?

Hal ini terjafi efek dari sistem sekularisme-kapitalisme telah merusak dan merobohkan pandangan mengenai keluarga. Sekularisme memisahkann agama dengan kehidupan melahirkan manusia-manusia miskin iman yang tidak mampu mengontrol emosinya, rapuh dan kosong jiwanya.

Begitupun kapitalisme menjadikan materi sebagai tujuan, dengan berbagai cara dilakukan untuk mendapatkan materi dan abai pada keharusan untuk birrul walidain (berbakti kepada orang tua).

Kemudian, dalam sistem pendidikan sekuler tidak mendidik agar memahami birul walidain karena mereka hanya disibukkan dengan banyaknya tugas dan agenda-agenda sekolah sehingga hanya disibukkan dengan ilmu dunia saja dan bertujuan materi semata. Sistem sekuler menjadikan fitrah dan akal tidak terpelihara, menjadikan generasi yang rusak dan merusak.

Berbeda dengan sistem Islam yang mendidik generasi menjadi generasi yang memiliki kepribadian Islam, menjadikan akhirat sebagai tujuan hidup, sehingga akan berbakti dan hormat pada orang tuanya, dan memiliki kemampuan dalam mengendalikan emosi.
Dalam sistem Islam, akan ada sanksi yang menjerakan untuk pelaku kekerasan dan kejahatan. Dengan diterapkannya sistem islam maka akan diterapkan kurikulum pendidikan yang berasaskan aqidah akhlak, menjadikan pribadi-pribadi yang luhur dan beradab. Wallohualam bishowab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak