Oleh Rosma Asfary Tamira, M.Pd
Seperti yang kita ketahui, kesehatan mental merupakan salah satu aspek yang tidak dapat dipisahkan dalam hidup manusia. Kesehatan mental yang baik memungkinkan seseorang untuk dapat mengelola stress dengan efektif, berhubungan dengan orang lain secara positif, dan mengatasi tantangan hidup dengan cara yang lebih sehat.
Maraknya fenomena bunuh diri di Indonesia menunjukkan betapa lemahnya mental rakyat saat ini. Mereka beranggapan bahwa bunuh diri adalah jalan keluar dari problematika yang sedang mereka alami. Faktanya, begitu beratnya kehidupan di sistem kapitalisme ini membuat rakyat harus menghadapi berbagai macam permasalahan hidup. Tingginya tuntutan hidup saat ini mengakibatkan rakyat terjebak dalam beragam persoalan dalam berbagai bidang.
Berdasarkan data Pusat Informasi Kriminal Nasional (Pusiknas) Kepolisian RI (Polri), terdapat 287 kasus bunuh diri di Indonesia sepanjang 1 Januari-15 Maret 2024. Berdasarkan lokasi pelaporan, kasus bunuh diri selama periode tersebut paling banyak berada di Jawa Tengah, yakni 97 kasus, setara 33,78% dari total kasus nasional. Berikutnya ada 47 kasus bunuh diri di Jawa Timur, dan 31 kasus serupa di Bali pada periode sama. Polri juga mencatat, kasus bunuh diri paling banyak terjadi di perumahan/pemukiman, yakni 233 kasus. Lalu di perkebunan ada 27 kasus dan persawahan 7 kasus. (https://databoks.katadata.co.id/)
Menurut Anak Ayu Sri Wahyuni, seorang dokter spesialis kejiwaan di RSUP Prof Ngoerah, ada dua faktor yang menjadi penyebab seseorang melakukan bunuh diri, yaitu faktor biologis dan psikososial. Penyebab secara biologis adalah karena adanya kelainan mental yang dimiliki oleh seseorang seperti depresi, skizofrenia dan gangguan bipolar. Sedangkan, penyebab secara psikososial adalah seperti terlilit hutang karena terjebak pinjaman online (pinjol) atau slot judi online yang sedang marak saat ini. Salah satu kasus bunuh diri yang cukup dibicarakan saat ini adalah yang terjadi di salah satu kabupaten di Bali pada tahun ini yaitu pasangan suami istri yang bunuh diri lantaran dikejar-kejar debt collector atau penagih utang setelah terbelit utang pinjol.
Lemahnya Mental
Berbagai macam persoalan yang sedang menghimpit rakyat saat ini membuat mereka harus berjuang dengan keras agar dapat _survive_ atau bertahan hidup. Lemahnya mental yang dimiliki oleh sebagian orang, membuat mereka terpaksa harus memilih untuk mengakhiri hidup mereka agar mereka dapat terbebas dari segala permasalahan hidup. Fenomena ini menunjukkan gagalnya sistem Pendidikan dalam mencetak individu yang bermental kuat, selalu bersyukur dan bersabar dalam menjalani kehidupan. Faktanya, banyak orang-orang yang unggul dalam urusan akademis namun memiliki mental _breakdown_.
Kegagalan Kapitalisme
Selain itu, maraknya fenomena bunuh diri ini juga menunjukkan gagalnya negara dalam mengurus rakyat dan menjaga kesehatan mental rakyat. Seharusnya sudah menjadi tugas negara untuk memberikan kesejahteraan dan keamanan untuk rakyatnya. Nyatanya, sistem kapitalisme yang ada saat ini menjadi biang dari segala permasalahan karena sistem ini memiliki peran yang sangat besar dalam menentukan standar hidup. Rakyat saat ini ditempa dengan standar hidup ala kapitalisme, yang menjadikan tujuan tertinggi hidup adalah materi. Dan mereka yang tidak mampu bertahan karena lemahnya mental akan memilih jalan singkat untuk mengakhiri segala persoalan. Inilah bukti nyata kegagalan sistem kapitalis dalam menjaga kesehatan mental.
*Islam Menjaga Kesehatan Mental Rakyat*
Islam adalah agama yang sempurna dan memiliki aturan-aturan yang lengkap dalam segala aspek kehidupan. Ketika Islam diterapkan dalam kehidupan sehari-hari maka Islam akan menjaga akal dan jiwa seseorang. Karena kesehatan mental berkaitan dengan kondisi emosi dan kejiwaan seseorang maka hal ini dapat berpengaruh kepada kepribadian dan perilaku seseorang. Kondisi mental yang tidak sehat pada seorang Muslim dapat mempengaruhi hubungan ibadahnya kepada Allah SWT. Oleh karena itu, baiknya semua aturan yang ada dalam Islam diterapkan secara kaffah dalam kehidupan sehari-hari.
Allah SWT berfirman, _“Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu"_ (QS. An-Nisa’ 4:29). Hal ini menunjukkan bahwa Allah SWT sangat menyayangi hambaNya dan melarang bunuh diri. Allah berharap manusia dapat membangun kehidupan yang baik di dunia, bukan malah menyerah dan mengakhiri hidupnya. Ulama juga menyebutkan bahwa bunuh diri adalah dosa besar karena perbuatan ini adalah bentuk dari ketidaksabaran seseorang ketika menghadapi suatu ujian.
Pada akhirnya yang dapat berperan besar dalam menjaga akidah umat Islam adalah negara. Penerapan syariat Islam kaffah oleh negara akan menjamin terwujudnya kesejahteraan dan ketentraman, juga terpenuhinya jaminan untuk menjaga setiap rakyat memiliki jiwa dan raga yang sehat dan kuat. Dengan memiliki akidah Islam yang kokoh dapat melahirkan keimanan yang kuat dan memiliki sikap optimis dalam menjalani kehidupan sehingga tercapailah keberkahan hidup.
Tags
Opini