Keluarga Dambaan Hanya Ada pada Sistem Islam




Oleh; Pina Purnama S., Km



KBRN,Jambi: Puncak peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31 Tahun 2024 yang diselenggarakan di Lapangan Pancasila Simpang Lima, Kota Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (29/6/2024).

Adapun tema dari puncak peringatan Harganas ke-31 Tahun 2024 ini adalah "Keluarga Berkualitas Menuju Indonesia Emas".

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dalam sambutannya menekankan bahwa keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat, tempat bernaung, saling mencintai, dan melindungi.

"Dari keluarga inilah akan dilahirkan putra putri generasi penerus dan penentu masa depan bangsa. Keluarga juga berperan dalam mewariskan nilai-nilai luhur kehidupan kepada generasi muda penentu pembangunan bangsa dan negara," kata Hasto. (rri.co.id/29/06/24)

Bangunan Keluarga Rusak
Problematik Sistemik

Di zaman ini bangunan keluarga sangatlah rapuh tergantung kekuatan pondasi serta tujuan berumah tangga itu sendiri tantangan hari ini pasangan suami istri dihadapkan pada problematika retak biduk pernikahan disebabkan oleh perceraian sebagaimana Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengungkapkan data perceraian tahun 2021 diantaranya : perceraian tidak harmonis 97.615 kasus, 74.559 kasus karena ekonomi, faktor cemburu 9.338 kasus, 25.310 kasus faktor adanya pihak ke tiga dalam pernikahan, serta tidak tanggung jawab 81.266 kasus fakta ini menyibak adanya ketidaksiapan tujuan perkawinan di landasi emosi sesaat. 

begitu juga masalah KDRT mewarnai problematika rumah tangga hal ini terungkap pada laman Komnas perempuan diantaranya kekerasan psikis 41,55%, kekerasan fisik 24,71%,  kekerasan seksual 24,69%, serta kekerasan ekonomi 9,05%, tak hanya itu aktivitas judi online meresahkan para istri mengakibatkan suami nya menghabiskan uang di lahan perjudian akibatnya tanggung jawab menafkahi terganggu, jika tak sabar dalam mencari solusi di setiap masalah akan dengan mudah serangan fisik maupun psikis menghampiri akibat beban hidup tak sesuai harapan. 

Tak kalah masalah finansial mengharuskan terlibat pinjol di tengah kehidupan pasutri melihat data dari OJK dan Indef Tahun 2023 orang dewasa kisaran usia 19 - 34 tahun sebanyak 10.914.970 orang dengan total pinjaman  26,87 triliun, terlebih memprihatinkan yang terbanyak terlibat pinjol ini usia muda di bawah 19 tahun sebanyak  72.142 orang tercatat sebagai peminjam pinjol 168,87 miliar tak dipungkiri gaya hidup hedonis, tren flexing menggejala, kehidupan saat ini di warnai serba materi jika tak bisa mengontrol pemasukan dan pengeluaran keuangan bisa jadi korban yang tak bisa bayar pinjol karena bukan solusi karena bung riba yang harus di bayar tinggi malah memberatkan si peminjam. 

Akar masalah nya saat ini menerapkan sistem ekonomi kapitalisme sebagai ideologi hidup saat ini yang bercorak asas materi semata hubungan pemimpin dan masyarakat semisal penjual dan pembeli saja, menjadi hal lumrah dalam ideologi kapitalisme mengubah cara pandang kehidupan terutama kebahagiaan dilihat hanya dari materi berlimpah dalam memenuhi kebutuhan nafkah nya melalui cara yang keliru tanpa ada standar halal dan haram meniscayakan peran negara minim seolah problematika keluarga hanya di pandang madah individu saja padahal ini problematika sistemik yang terus menggejala di lingkungan keluarga yang harus segera di tangani. 

Sistem Islam 
Solusi 

Pertama; peran negara sebagai pengurus rakyat bertanggung jawab dalam mengedukasi, memfasilitasi, maupun pemangku kebijakan seperti halnya mengedukasi pasutri tentang tujuan pernikahan, menjelaskan hak dan kewajiban pasutri peran ibu sebagai pendidik, peran ayah pencari nafkah, penguatan aqidah islam melahirkan pola sikap isal dan pola pikir islami. 

Kedua; menerapkan sistem ekonomi islam, dalam mewujudkan nya perlu peran pemimpin memberikan fasilitas lapangan pekerjaan yang luas, menutup celah perjudian, pinjol berbasis ribawi, serta mampu menjelaskan pada masyarakat alat ukur dalam betaktivitas mencari nafkah adalah halal dan haram. 

Ketiga; Menerapkan sanksi hukum yang tegas bagi pelaku kejahatan serta bagi korban ada pemulihan psikis untuk mencegah trauma berkelanjutan maupun menghilangkan sumber ribawi atau kegiatan judol yang lagi ngehits gaya hidup saat ini yang jelas punya dampak negatif dapat merusak lingkungan sosial masyarakat 

Hanya dalam sistem islam dalam bingkai sistem Khilafah alaminhajinubuwah akan melahirkan keluarga yang tangguh selalu merujuk pada Al Quran ketika tertimpa masalah serta memecahkan solusinya selalu taat pada Allah dan Rasulnya serta teguh pada syariat islam sebagai pedoman dalam  membangun keluarga yang kuat beraqidah islam. 
Walahuallam bishawab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak