Oleh: Khonsa Nisrin Karima
Apa yang kamu ketahui tentang hijrah?
Hijrah bukan sekedar bergantinya pakaian dengan yang lebih syar'i,bukan sekedar pengakuan telah berubah. Namun hijrah adalah sesuatu amal salih yang berubah pada jati diri kita, hijrah adalalah ia yang mampu meninggalkan segala larangan yang tidak di sukai Allah ,hijrah adalah cara memenangkan dakwah,menancapkan panji-panjinya di bumi Allah.
Terkadang beberapa orang menganggap jika pakaian seseorang sudah berubah menjadi pakaian yang lebih syar'i,ia akan mengatakan "ia sudah berubah" atau "ia sudah hijrah" padahal sejatinya hijrah bukan hanya dilihat dari pakaiannya saja. Namun dari akhlak dan perilakunya,dari amal kebaikannya dan yang paling penting adalah berubah dari (fikrah) pemikirannya.
Apa Dalilnya?
Allah subhanahu wata'ala telah berfirman
وَٱلَّذِينَ تَبَوَّءُو ٱلدَّارَ وَٱلۡإِيمَٰنَ مِن قَبۡلِهِمۡ يُحِبُّونَ مَنۡ هَاجَرَ إِلَيۡهِمۡ وَلَا يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمۡ حَاجَةٗ مِّمَّآ أُوتُواْ وَيُؤۡثِرُونَ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمۡ وَلَوۡ كَانَ بِهِمۡ خَصَاصَةٞۚ وَمَن يُوقَ شُحَّ نَفۡسِهِۦ فَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ ٩
“Orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshar) “mencintai” orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Mereka (Anshar) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin). Mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin) atas diri mereka sendiri sekalipun mereka dalam kesusahan. Siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung.” (QS Al-Hasyr [59]: 9).
Segala puji bagi Allah yang telah merajut hati orang-orang beriman (kaum Muhajirin dan Anshar) diikuti dengan doa kebaikan yang dipanjatkan (QS Al-Hasyr [59]: 10) sebagai potret keberkahan hijrah di jalan Allah.
Diriwayatkan dalam sebuah hadits:
Abdullah bin ‘Amru ra. bertutur bahwa Nabi saw. bersabda,
الْمُهَاجِرَ مَنْ هَجَرَ مَا نهى الله عنه
“Orang yang berhijrah adalah siapa saja yang berhijrah (meninggalkan) apa saja yang Allah larang atas dirinya.” (HR Al-Bukhari, Ahmad, dan Abu Dawud).
Inilah hakikat hijrah yang ditegaskan Al-Imam Ibn Baththal (w. 449 H) dalam Syarh Shahîh al-Bukhârî (V/240). Hijrah harus senantiasa dilakukan hingga hari kiamat, menjadi apa yang ia sebut al-muhâjir at-tâm (sempurna hijrahnya) dengan meninggalkan apa yang Allah haramkan. Dalam ungkapan Al-Mulla Ali al-Qari (w. 1014 H), dalam Mirqât al-Mafâtîh (VI/2406), yakni min al-ma’shiyah ilâ al-tawbah. (Muslimahnews.net 27/11/23)
Menariknya, Rasulullah saw. mengisyaratkan keumuman segala bentuk apa yang Allah larang, di balik ungkapan mâ nahalLâhu ‘anhu, mencakup segala hal yang bertentangan dengan ajaran Allah. Juga mencakup pemikiran-pemikiran yang bertentangan dengan Islam, seperti Demokrasi, Kapitalisme, Komunisme, Liberalisme, Pluralisme, Multikulturalisme, Feminisme, dan segala pandangan yang menyimpang dari Islam. Inilah hakikat hijrah sebenar-benarnya hijrah. (Muslimahnews.net 27/11/23 )
Maka dari itu jangan lelah untuk bertaubat,jangan lelah untuk berbenah diri, jangan lelah untuk berbuat amal-amal salih,jangan lelah untuk melawan hawa nafsu.
Terkadang jika kita berproses untuk berbenah diri,Allah akan memberikan ujian yang lebih banyak kepada kita. Namun dibalik ujian tersebut, sebenarnya Allah sedang menguji kesabaran hambanya.
WalLâhu a’lam.
Tags
nafsiyah