Solusi Hakiki Palestina adalah Khilafah




Oleh Siti Aminah 
(Aktivis Muslimah Kota Malang)



Genosida yang dilakukan isriwil di Rafah yang menimbulkan banyak korban jiwa terutama anak-anak, isriwil tidak hanya memerangi Hamas tapi juga membunuh para pengungsi di Rafah, bahkan isriwil dengan sangat kejamnya membakar kamp pengungsian.

Kekejaman yang dilakukan isriwil memicu gelombang demo besar-besaran di mana-mana. Para akademisi turun ke jalan menunjukkan solidaritas terhadap warga Palestina. Mulai dari Amerika Serikat, Eropa, hingga ke Asia.
Seluruh mahasiswa unjuk rasa menuntut pemerintah dunia mengambil tindakan tegas agar Israel berhenti melancarkan operasi militernya di Gaza. Mereka terus menyerukan gerakan agar perguruan tinggi melakukan divestasi dari perusahaan yang mendukung Israel. CNBC Indonesia (11/05/2024)

Maraknya berbagai aksi pro palestina di berbagai penjuru dunia harus dimanfaatkan untuk membangun kesadaran umat bahwa solusi hakiki palestina adalah dengan jihad kaum muslimin, dan tegaknya khilafah.

Selama kurang lebih 75 tahun penjajahan isriwil di Palestina tidak bisa di selesaikan sampai saat ini bahkan wilayah Palestina semakin sempit karena isriwil terus melakukan pengusiran pada penduduk Palestina.

Solusi yang bisa membebaskan Palestina dari cengkeraman isriwil yaitu dengan menegakkan kembali khilafah ala minhaj nubuwah, khilafah mampu mengusir penjajah isriwil karena khilafah mampu menyatukan umat muslim seluruh dunia dengan kepemimpinan global seorang Kholifah.

Dalam kekhilafahan, seorang khilafah bukan hanya sebagai seorang pemimpin tapi juga sebagai pelindung, perisai umat muslim di seluruh dunia.
Menjadi Junnah [perisai] bagi umat Islam, khususnya, dan rakyat umumnya, meniscayakan İmam harus kuat, berani dan terdepan. Bukan orang yang pengecut dan lemah. Kekuatan ini bukan hanya pada pribadinya, tetapi pada institusi negaranya. Kekuatan ini dibangun karena pondasi pribadi dan negaranya sama, yaitu akidah Islam. Inilah yang ada pada diri Nabi shalla-Llahu ‘alaihi wa Sallama dan para Khalifah setelahnya, sebagaimana tampak pada surat Khalid bin al-Walid:

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ، مِنْ خَالِدٍ بْنِ الْوَلِيْدِ إِلَى مُلُوْكِ فَارِسٍ، فَالْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ حَلَّ نِظَامَكُمْ وَوَهَنَ كَيْدَكُمْ، وَفَرَّقَ كَلِمَتَكُمْ… فَأَسْلِمُوْا وَإِلاَّ فَأَدُّوْا الْجِزْيَةَ وَإِلاَّ فَقَدْ جِئْتُكُمْ بِقَوْمٍ يُحِبُّوْنَ المَوْتَ كَمَا تُحِبُّوْنَ الْحَيَاةَ

“Dengan menyebut asma Allah, yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dari Khalid bin al-Walid, kepada Raja Persia. Segala puji hanya milik Allah, yang telah menggantikan rezim kalian, menghancurkan tipu daya kalian, dan memecahbelah kesatuan kata kalian.. Maka, masuk Islamlah kalian. Jika tidak, bayarlah jizyah. Jika tidak, maka aku akan datangkan kepada kalian, kaum yang mencintai kematian, sebagaimana kalian mencintai kehidupan.”

Ketika ada wanita Muslimah yang dinodai kehormatannya oleh orang Yahudi Bani Qainuqa’ di Madinah, Nabi shalla-Llahu ‘alaihi wa Sallama melindunginya, menyatakan perang kepada mereka, dan mereka pun diusir dari Madinah. Selama 10 tahun, tak kurang 79 kali peperangan dilakukan, demi menjadi junnah [perisai] bagi Islam dan kaum Muslim. Ini tidak hanya dilakukan oleh Nabi, tetapi juga para Khalifah setelahnya. Harun ar-Rasyid, di era Khilafah ‘Abbasiyyah, telah menyumbat mulut jalang Nakfur, Raja Romawi, dan memaksanya berlutut kepada Khilafah. Al-Mu’tashim di era Khilafah ‘Abbasiyyah, memenuhi jeritan wanita Muslimah yang kehormatannya dinodai oleh tentara Romawi, melumat Amuriah, yang mengakibatkan 9000 tentara Romawi terbunuh, dan 9000 lainnya menjadi tawanan. Pun demikian dengan Sultan ‘Abdul Hamid di era Khilafah ‘Utsmaniyyah, semuanya melakukan hal yang sama. Karena mereka adalah junnah [perisai].

Umat Islam, Khilafah dan Khalifahnya sangat ditakuti oleh kaum Kafir, karena akidahnya. Karena akidah Islam inilah, mereka siap menang dan mati syahid. Mereka berperang bukan karena materi, tetapi karena dorongan iman. Karena iman inilah, rasa takut di dalam hati mereka pun tak ada lagi. Karena itu, musuh-musuh mereka pun ketakutan luar biasa, ketika berhadapan dengan pasukan kaum Muslim. Kata Raja Romawi, “Lebih baik ditelan bumi ketimbang berhadapan dengan mereka.” Sampai terpatri di benak musuh-musuh mereka, bahwa kaum Muslim tak bisa dikalahkan.

Pemimpin seperti inilah yang mampu membebaskan Palestina dari genosida isriwil.
Kita wajib  membangun kesadaran pada semua komponen umat. bahwa solusi hakiki akan terwujud ketika khilafah menjadi opini umum di tengah dunia.
Upaya penyadaran umat harus terus berjalan, dan dilakukan secara terstruktur, sistematis dan massif  di seluruh dunia
Umat islam harus memiliki pemahaman yang shahih agar dapat terus bergerak dan berdakwah bersama-sama dengan tujuan yang sama yaitu menegakkan kembali khilafah ala minhaj nubuwah.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak