Sekuler Kapitalis Merusak Naluri Para Wanita



Oleh: Zahra Sofia
(Santri Pondok Pesantren Al-Husna Karawang)



Terjadi dua kasus ibu mencabuli anaknya dan direkam karena iming-iming uang. Beberapa hal pun menjadi sorotan dari Komnas Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
jakarta (news.detik.com)

Sangat banyak seorang wanita yang kehilangan peran nya, sebagai seorang ibu, contoh nya bisa kita lihat dari kasus pencabulan ini, bahkan ada seorang ibu asal Amerika serikat, yang meninggal kan anak nya yang berusia 10 bulan hanya untuk berlibur.

Ada juga seorang ibu asal bekasi yang menelantar kan anak nya, dan melakukan kekerasan terhadap anak nya.

Kasus seperti ini terjadi di karnakan dua pemicu, yang pertama, rusak nya moral seorang ibu, yang di picu oleh feminisme (yaitu kesetaraan antara pria dan wanita), awal terjadi nya feminisme yaitu ketika zaman dulu banyak wanita yang di nistakan oleh pria, seperti yunani, dulu yunani memperlakukan wanita hanya untuk pemuas kaum pria.

Bangsa romawi dulu melarang wanita untuk mengambil bagian dalam setiap urusan,dan bangsa arab jahiliyah menegaskan bahwa siapapun orang yang melahir kan anak berkelamin perempuan berarti dia mempunyai aib yang sangat besar, sehingga setiap orang yang melahirkan anak perempuan, membunuh anak nya tersebut.

Dari sinilah kaum wanita tidak terima atas apa yang telah di lakukan,sehingga muncul lah faham faham feminisme, ketika pria melakukan suatu hal, berarti wanita juga harus bisa melakukan hal itu,contoh ketika pria bisa bepergian tanpa mengurus anak, wanita juga harus bisa seperti itu, sehingga banyak seorang ibu yang menelantarkan anak nya.

Pemicu yang ke dua adalah, karna sistem yang kita gunakan saat ini, yaitu sistem sekulerisme kapitalis, yang makna nya fashludin anil hayah, yaitu memisah kan agama dari kehidupan, ketika agama di pisahkan dari kehidupan maka hidup kita tidak akan bisa tentram,seperti contoh seorang ibu yang mencabuli anak nya, dalam pandangan agama islam kasus seperti ini itu dilarang, karna seorang ibu tersebut mendzolimi anak nya, tetapi di karenakan sistem saat ini memisah kan agama dari kehidupan maka larangan tersebut tidak di terpkan dalam kehidupan, sistem sekuler kapitalis ini juga menjadikan materi sebagai puncak pencapaian kebahagiaan, maka dari itu ada kasus ibu yang mencabuli anak nya demi mendapat kan materi.

Semua ini bisa di pecahkan oleh islam,karena islam adalah salah satu nya pemecah problem matika dunia, dengan segala aturan yang ada di dalam islam kita semua akan sejahtera.

Seperti kasus muncul nya faham feminisme, itu di akibat kan tidak ada nya islam, karena islam tidak punya masalah tentang relasi antara pria dan wanita, datang nya islam justru mengangkat derajat wanita yang di rendah kan oleh sistem kehidupan sebelum islam.

Islam datang dengan membawa keadilan, dengan memuliakan wanita sesuai naluri nya. Islam juga memberikan setandar bahagia yang berbeda dengan sistem sekuler kapitalis yang menjadikan materi sebagai puncak pencapaian kebahagiaan. sedangkan islam yaitu ridho Allah.

Islam juga mengatakan bahwa ketika wanita dan pria di perlakukan setara justru itu bukan lah bentuk ke adilan,karena jika wanita menjadi seperti pria, wanita akan kehilangan peran nya sebagai seorang wanita, dan itu tidak sesuai dengan naluri seorang wanita, naluri seorang wanita itu adalah memelihara, sedengkan naluri seorang pria adalah pemburu, maksud dari memelihara adalah wanita itu bisa memelihara harta yang sudah di buru oleh seorang pria, memelihara seorang anak, sedengkan pria tugas nya adalah memburu, memburu harta untuk menafkahi keluarga nya.

Tugas wanita hanyalah diam di rumah dan mengurus urusan yang ada di dalam rumah. di dalam islam wanita tetap di muliakan walau pun kerja nya hanya di dalam rumah

Maka dari itu kita harus berdakwah menyiarkan segala ke adilan dan kebaikan yang ada di dalam islam, agar akal umat bisa berfikir dan memutus kan bahwa hanya sistem islam lah yang pantas untuk di jadikan pegangan.

Wallahu'alam bishshawab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak