Pelecehan Anak Berulang, Fitrah Ibu Sudah Tergerus?



Oleh: Krisdianti Nurayu Wulandari



Ibu, adalah satu kata penuh makna yang hanya bisa disematkan untuk kaum wanita. Peranannya sungguh penting bagi kehidupan bangsa. Mendidik generasi agar mampu menjadi generasi yang memimpin dunia. Darinyalah akan lahir calon-calon pemimpin dan pengisi kehidupan di masa depan. Begitulah hebatnya peran seorang Ibu. Bisa melahirkan generasi terbaik, bisa juga sebaliknya. Tentu, kita menginginkan adanya para Ibu yang melahirkan generasi emas berkepribadian Islam  di masa hadapan.

Namun, baru-baru ini telah terjadi kasus yang menyayat hati. Ada dua orang ibu yang mencabuli anaknya dan direkam lantaran iming-iming uang dari orang yang tak dikenal melalui media sosial.

Awalnya, seorang ibu muda berinisial R (22) di Tangerang Selatan, Banten, dilaporkan melecehkan anak kandungnya sendiri yang berusia 4 tahun. Kejadian serupa kembali terjadi. Kali ini, polisi menangkap ibu inisial AK (26), yang tega mencabuli putra kandungnya yang masih berusia 10 tahun di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. 

Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Kawiyan mengatakan bahwa, Seorang ibu berinisial AK berusia 26 melakukan pelecehan seksual terhadap anak kandungnya yang masih kategori anak. Seperti yang terjadi di Tangerang Selatan, kasus ini bermotif ekonomi atas permintaan seorang pemilik akun Facebook berinisial IS. IS ini juga yang menyuruh pelaku di Tangerang Selatan melakukan pelecehan seksual dan merekamnya dalam bentuk video. Ia mengiming-imingi (pelaku) akan diberikan uang Rp 15 juta. (Detik News)

Sungguh amat miris!! Ketika seorang Ibu, yang seharusnya bisa menjadi sosok teladan bagi anaknya justru malah melakukan hal yang tidak terpuji kepadanya. Ini bisa terjadi hanya karena tersebab janji uang yang akan diberikan kepada pelaku. Dari peristiwa ini, telah jelas bahwa sistem pendidikan yang diterapkan gagal dalam mencetak individu yang memiliki kepribadian Islam dan siap mengemban amanah sebagai seorang Ibu.

Di sisi lain juga menunjukkan bahwa negara belum bisa mewujudkan kesejahteraan bagi rakyat. Sehingga membuat dua ibu muda tergoda untuk melakukan maksiat demi sejumlah uang yang akan diberikan. Bahkan bukan hanya dua ibu muda saja, tetapi masih banyak lagi orang-orang belum terjamin kesejahteraannya oleh negara. Sebab, kian hari masyarakat semakin merasakan semua kebutuhan mengalami kenaikan harga yang pada akhirnya mengakibatkan rakyat semakin tercekik dan menderita.  

Pendidikan keluarga yang berbasis sekulerisme membuat ibu kehilangan fitrahnya.  Uang menjadi pilihan, saat kesejahteraan tidak menjadi prioritas negara. Kebanyakan tindakan kejahatan memang dilatarbelakangi oleh faktor ekonomi yang membuat seseorang bisa saja melakukan tindakan tersebut karena betul-betul terdesak dengan keadaan. Tidak tau lagi harus melakukan apa demi terpenuhinya kebutuhan keluarga. 

Pendidikan dalam sistem sekuler mengajarkan bahwa materi adalah tujuan yang utama. Apabila ada manfaatnya baik itu dilakukan dengan cara yang halal ataukah haram akan tetap dijalani. Sebab, yang dicari bukanlah ridho Allah melainkan hanya kepuasan terhadap materi yang didapatkan. Wajar, jika para ibu hari ini kehilangan fitrahnya sebagai seorang ibu yang mengurus rumah tangga serta buah hatinya. Peranannya justru teralihkan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya dengan banyak bekerja di luar rumah.

Islam adalah satu-satunya solusi bagi problematika kehidupan. Islam memiliki sistem aturan yang dapat menjamin kesejahteraan manusia. Bukan hanya jaminan kesejahteraan, melainkan juga jaminan keberkahan dalam kehidupannya. Karena semua yang dilakukan adalah atas dasar ridho Allah bukan dasar materi semata. 

Jika Islam dapat diterapkan melalui sistemnya, akan mampu menyiapkan para Ibu yang berperan sesuai dengan fitrahnya. Tidak tertekan dengan faktor ekonomi, karena yang ada nantinya adalah jaminan kebutuhan pokoknya telah terpenuhi. Negara semaksimal mungkin akan menyediakan lapangan pekerjaan bagi para laki-laki sehingga bisa menjalankan kewajibannya untuk memenuhi nafkah bagi keluarganya. Dengan begitu, si Ibu akan tenang, bisa fokus untuk mendidik dan memberikan kasih sayang yang penuh untuk anak-anaknya. 

Semua ini, hanya akan bisa terwujud jika Islam diterapkan sebagai sistem aturan bagi kehidupan manusia. Dan hanya bisa diterapkan secara keseluruhan di bawah naungan Khilafah 'alaa Minhajin Nubuwwah. Tidak bisa jika diterapkan di bawah naungan sistem kapitalisme - sekuler. Wallaahu A'lam

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak