Lelahmu Tak Sebanding Lelahnya



(Catatan Aksi Bela Palestina)

Oleh: Nunik Umma Fayha


Seruan Korlap yang full energi, membahana sepanjang jalan, disambut teriak sahutan para peserta aksi Bela Palestina dengan tak kalah semangat.


"Islam!!!' "Tegakkan!!!"

"Syariat!!!" "Terapkan!!!"

"Khilafah!!!" "Bangkitkan!!"


Perjalanan long march penuh semangat dari umat yang muak dengan diamnya para penguasa negeri, para para panglima tentara Muslim, meski lebih 35 ribu Saudara kita telah syahid, lebih 70 ribu orang terluka. Umat hanya bisa bermunajat, menghiba kepada Rabbul Aalamin, atas keselamatan dan kemerdekaan bangsa Palestina yang telah 76 tahun dijajah, direbut tanah dan kemerdekaannya.


Selalu ada dua sisi dalam hidup. Saat melihat aksi demikian ada saja yang mencibir. Sudahlah capek long march,, Gaza tetap saja seperti itu. Kenapa harus susah, capek sia-sia? Apatis atau sinis?


Eits! Kalau kita berpikir hanya menggunakan logika, memang tampak tidak ada korelasi segala gerakan yang dilakukan di berbagai penjuru dunia dengan apa yang terjadi di Gaza. Gerakan massa yang makin masif dilakukan di Eropa, di Amerika oleh berbagai elemen masyarakat. Sebagian besar karena terusik rasa kemanusiaan sebab yang terjadi di Gaza sudah di luar nalar dan nurani manusia sehat. 


Seperti kita tahu sudah masuk bulan ke sembilan Gaza menjadi bulan-bulanan Zionis-Israel tapi bukannya mereda Israel justru semakin kesetanan. Wilayah yang mereka perintahkan dijadikan pengungsian pun kini menjadi sasaran serangan. Ahad, 26 Mei 2024 lalu ketika 45-50 nyawa meregang nyawa akibat serangan yang memporak porandakan dan membakar pemukiman pengungsi (detik.com, 28/05/2024). Malam itu digambarkan dalam sebuah meme dengan memberi 'caption' ,"Setelah Rafah, kami hanya punya satu tujuan pengungsian yaitu ke Surga."


Serangan yang mengundang kecaman berbagai negara bahkan oleh negara yang biasanya mendukung penuh, Perancis. PM Prancis, Menlu Jerman, komisi Uni Afrika dan berbagai negeri muslim meluapkan kegeraman atas serangan yang sudah melewati batas ICJ yang memberi putusan/perintah penghentian serangan bagi Israel (cnbcindonesia.com, 28/05/2024). Dan Israel lagi-lagi mengabaikan.


Bahkan relawan MER-C di Gaza menyatakan bahwa penembakan acak secara massal masih terus terjadi (kabar pagi tvOne, 03/06/2024).


Sedegil itulah Israel yang merasa menjadi bangsa terhebat dan tak terkalahkan. 

 

Dr. Riyan dalam sebuah diskusi di kanal youtube @PusatKajianDanAnalisisData bertajuk Bebaskan Palestina dengan Jihad dan Khilafah, pada Ahad, 02 Juni 2024 lalu, menyatakan bahwa apa yang dilakukan umat saat ini menjadi semangat besar untuk menjemput kemenangan, jadi gerakan ini tidak boleh berhenti. Bahwa aksi bela Palestina ini masih belum titik. 


PBB sebagai payung negara dunia tidak dianggap bergigi oleh Israel. Pengiriman pasukan militer oleh PBB selama ini hanya sebagai pasukan penjaga perdamaian saja. Palestina tidak butuh 'peace keeping'. Palestina butuh tentara untuk mengusir Israel dari bumi Palestina bukan hanya sebagai wasit dalam kekacauan di sana. 


OKI yang merupakan organisasi Negara muslim pun tidak bisa berbuat banyak. Mereka terjegal sikap yang didasari kepentingan nasional masing-masing Negara. Kepentingan para anggota OKI yang masih harus menjaga hubungan baik dengan Amerika bahkan Israel, membuat OKI mandul, tidak bisa memberi dukungan sebagaimana mestinya bagi upaya kemerdekaan Palestina.


Hanya Jihad dan Khilafah


PBB sebagai lembaga otoritas tertinggi tidak pernah dianggap penting oleh Israel. PBB juga jelas berada di bawah ketiak Amerika. Keputusan apa pun selama bertentangan dengan Amerika pasti dimentahkan dan menjadi macan ompong, hanya dianggap lembaran kertas belaka. 


Gambaran ketidakmampuan PBB dan lembaga di bawahnya seperti ICJ sudah sangat nyata, untuk apa lagi diadakan sidang bertele-tele untuk membuat keputusan yang nantinya hanya dianggap angin, yang nantinya akan gagal hanya karena Veto. 


Kalaupun PBB mengirim tentara, tugasnya hanya untuk menjadi wasit di tengah pertikaian. Sekedar penjaga perdamaian di situasi gencatan senjata yang hanya berlaku sementara. 


Bukan! Bukan ini yang dibutuhkan Palestina. Saudara kita butuh kemerdekaan, butuh tentara yang menolong mereka mengusir penjajah dari bumi Palestina. 


Tidak dipungkiri yang kasat mata adalah kebutuhan pangan, alkes dan obat-obatan, tapi itu semua hanya pendukung untuk bertahan hidup. Faktanya juga kemarin bahan makanan kiriman malah dibuang-buang zionis, bahkan tenaga relawan memasak pun mereka habisi. Tidak peduli rumahsakit adalah kebutuhan vital dengan enteng mereka bombardir dengan alasan menyerang Hamas.


Bisa apa rakyat kecil selain harus siap berpindah demi nyawa yang harus diselamatkan. Demi tanah yang harus dijaga dan dibela. 


Tidak sepadan lelah kita long march dalam masirah dibandingkan lelah Saudara kita yang tidak hanya lelah fisik terlebih lelah ruhani. Selalu berada dalam intaian maut sambil tetap memeluk kuat iman dan keyakinan atas kemuliaan mereka sebagai penjaga tanah yang dimuliakan, bumi Syam.


Sungguh apa yang sedang terjadi saat ini persis seperti yang disampaikan Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani rahimahulLâh : "Israel adalah bayangan dari para rezim negara-negara Arab. Sesuatu (benda) itu, jika hilang, maka hilang pula bayangannya."


Kasat mata tampak mengutuk, mengecam tapi mereka bergandeng tangan di belakang sebab terbeban 'National interest' entah dengan Israel sendiri atau dengan Amerika. Entah itu berkaitan dengan perdagangan atau dukungan atas kekuasaan. Pahit!


Sangat jelas kegundahan hati manusia paling mulia, Rasulullah shalallahu alaihi wassalam berikut: “Sesungguhnya yang aku khawatirkan atas umatku adalah para pemimpin yang (sesat) menyesatkan.” (HR. Al-Tirmidzi, Abu Dawud, Ahmad). 


Astaghfirullah. Masa ini adalah masa yang paling beliau khawatirkan. Sungguh, umat tidaklah layak bila sekedar mengekor arahan Barat meski itu dikeluarkan PBB untuk penyelesaian masalah Palestina, sebab bagi umat Muslim sudah jelas hanya satu penyelesaian bagi kemerdekaan Palestina. Bukan solusi dua negara sebagaimana didesakkan Indonesia. Bukan pula pengiriman pasukan penyangga perdamaian. Hanya satu!


 Pengiriman pasukan untuk mengusir penjajah durjana, Zionis-Israel dari bumi Palestina dengan Jihad dan tidak ada institusi yang mampu menggerakkan Jihad kecuali Khilafah ala minhajin nubuwwah.




AllahuAkbar!

Goresan Pena Dakwah

ibu rumah tangga yang ingin melejitkan potensi menulis, berbagi jariyah aksara demi kemuliaan diri dan kejayaan Islam

1 Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak