Oleh: Lulu Nugroho
Beredar video yang menampakkan aksi kejar-kejaran petugas mal dan mobil Hatchback berwarna hitam, di kawasan parkiran Kings Shopping Centre, di Jalan Kepatihan, Kota Bandung beberapa hari yang lalu.
Kapolsekta Regol Ajun Komisaris Aji Riznaldi membenarkan hal tersebut. Menurut Aji memang ada tindakan mesum yang dilakukan sepasang kekasih di bawah umur, di lokasi parkiran tersebut pada 13 Juni 2024 lalu sekira pukul 16.20 WIB.
"Satpam parkir di Kings menemukan mobil goyang, dicek ada sepasang muda mudi sedang melakukan perbuatan mesum," ucap Aji saat diwawancarai pada Selasa, 18 Juni 2024 siang. (Pikiranrakyat, 18-6-2024)
Pasangan kekasih tersebut lanjut Aji akhirnya diamankan. Hanya saja karena masih berusia di bawah umur, maka kepolisian menerapkan restorative justice (RJ) dan pembinaan kepada sejoli itu, kemudian dikembalikan kepada orang tuanya masing-masing.
Pergaulan Bebas adalah Buah Sekularisme
Saat ini sangat sulit menuntaskan pergaulan bebas. Padahal ia telah jelas-jelas mendatangkan banyak masalah. Tidak hanya menimpa individu, tetapi juga berdampak pada keluarga, masyarakat dan negara.
Sepasang muda-mudi yang berbuat mesum di tempat umum, hanyalah satu dari sekian banyak kasus. Tempat remang-remang yang terdapat di setiap sudut kota, menjadi kawasan yang rawan terjadinya tindakan maksiat. Akibatnya, terjadi perzinaan. Merajalela dan terjadi di banyak kota. Manusia tidak lagi takut bermaksiat, sebab kerusakan seolah dibiarkan.
Maka tak cukup hanya mengejar dan menangkapi pelaku, namun dibutuhkan seperangkat aturan yang menghalangi perbuatan tersebut. Hanya saja pergaulan bebas bukanlah masalah yang berdiri sendiri. Ia datang melalui berbagai cara, baik melalui tayangan film, gambar atau konten yang berbentuk pornografi dan pornoaksi. Publik figur pun mencontohkan perilaku bebas. Maka tak ayal masyarakat ikut pula menyerapnya dan menganggapnya sebagai gaya hidup kekinian
Masyarakat yang jauh dari tuntunan, mengabaikan peran Allah SWT. Alhasil agama hanya diberi ruang di ranah privat saja. Dalam kehidupan umum, manusia membuat aturannya sendiri. Karenanya peluang terjadinya friksi dan masalah, sangat besar.
Islam Solusi Hakiki
Kembali pada kehidupan Islam adalah sebaik-baik solusi. Hal tersebut hanya akan terwujud melalui penerapan Islam secara kaffah. Sekularisme yang menjauhkan manusia dari syariat Allah SWT telah melahirkan banyak masalah. Solusi ala sekularisme pun tak akan mendatangkan hasil.
Islam memiliki sistem pergaulan yang mengatur interaksi pria dan wanita. Saat di kehidupan umum (hayatul am) ada rambu-rambu yang harus ditegakkan, seperti: berpakaian menutup aurat, dilarang berdandan (tabarruj), bercampur (ikhtilat) dan bersepi-sepi (khalwat).
Media meninggikan kalimatullah, sebagai sarana menebarkan dakwah Islam. Oleh sebab itu media bebas dari tayangan atau konten yang membangkitkan syahwat. Suasana keimanan akan terbentuk tatkala Islam diterapkan. Mereka saling berlomba dalam kebaikan dan takwa, jauh dari perkara maksiat dan kemungkaran.
Masyarakat mengawasi, menjaga agar hukum Allah tegak dengan melakukan aktivitas amr ma'ruf nahy munkar. Ketika terjadi maksiat, masyarakatlah yang lebih dulu mendeteksi dan memperbaiki. Sehingga kerusakan dipastikan tidak meluas.
Penguasa pun menegakkan aturan Allah, melalui kebijakan, peraturan dan persanksian. Mekanisme pengawasan dilakukan oleh para hakim (Al-Qadhi) dan kepolisian (Asy-Syurthah), dengan persanksian yang tegas yang bersifat penebus (jawabir) dan pencegah (zawajir).
Maka kembali kepada tuntunan Allah SWT sebagai pengatur kehidupan adalah sebaik-baik perkara, yang akan menyelamatkan, mendatangkan rahmat bagi semesta alam. Wallahu 'alam bishshawab.
Tags
Opini