Oleh : Ummu Aqeela
Video sejumlah remaja perempuan sedang makan di sebuah restoran sambil mengolok-ngolok penderitaan anak Palestina, viral di media sosial. Netizen pun ngamuk dan mencerca kelakukan tak beretika dari remaja tersebut.
Video tersebut dibagikan ulang oleh akun X @kegblgnunfaedh. "Bisa-bisanya mereka buat jokes seperti itu, sungguh miris kelakuannya," tulis pengunggah, dikutip Senin (10/6/2024).
Dalam video tersebut, seorang remaja berkaca mata bercanda soal tulang anak-anak Palestina saat menyantap makanannya.
Hal itu dikatakannya saat rekannya akan memakan ayam goreng. "Tulang anak Palestina," katanya. Kemudian, remaja perempuan lainnya nyeletuk sambil cocol saos. "Darah anak Palestina," katanya.
Selanjutnya,si perekam video menanyakan kepada teman lainnya yang dipanggilnya Dika.
"Ini daging anak Palestina," kata temannya itu sambil cengengesan.
"Ini, ini bukan saos. Ini darah anak Palestina," kata si perekam video dibareng mereka tertawa bareng.
Video tersebut spontan membuat netizen murka. Mayoritas mereka menyebut mereka tak punya hati nurani. (Suara.com, Senin 10 Juni 2024)
Sangat menyedihkan, melihat sebagian besar generasi sekarang. Ini bagian muhasabah bersama, menjadi kegagalan berjamaah, karena minimnya pemahaman mereka, hilangnya empati mereka bukan kesalahan individu semata, atau hanya orang tua dirumah. Namun semua pilar ikut andil dan berperan. Peran keluarga sebagai pendidik utama, memahamkan anak-anaknya tentang Palestina dan sejarahnya. Peran masyarakat yang membuka mata bagaimana cara berempati terhadap sesamanya. Dan peran negara, yang memberikan atmosfir kepada rakyatnya bahwa kekuasaan mempunyai andil terpenting dalam menjaga perdamaian baik didalam negeri maupun diluar negeri. Karena sejatinya dalam Islam kita adalah satu tubuh. Tidak seperti sekarang ini, kita tersekat tidak hanya secara wilayah namun juga hati dan nurani.
Jangan sampai gara-gara sekat negara bangsa, kita yang di luar Palestina tidak ada rasa marah, lalu membiarkan saudaranya dalam penderitaan di tanah Palestina yang merupakan milik umat Islam. Apalagi sampai dijadikan bahan bercandaan seolah-olah menegaskan bahwa penderitaan manusia dibelahan dunia yang berbeda bukan urusan kita. Naudzubillah mindzalik.
Memang tidak mudah menumbuhkan semangat pembelaan terhadap Palestina hari ini terutama para generasi. Ini karena penjajah telah berhasil membuat kaum muslim dan seluruh umat manusia sibuk dengan persoalan pribadinya. Begitu pula dengan para remajanya, serangan pemikiran dan gaya hidup Barat bertubi-tubi dilancarkan menghantam pikiran, perasaan, dan perilaku generasi muda. Bahkan sekadar memanjatkan doa kunut nazilah bagi muslim Palestina masih terasa asing pada umat Islam, termasuk remajanya. Harus ada upaya memahamkan remaja mengenai hal ini dalam kajian dan pembinaan intensif.
Pembinaan harus menggugah akal, pikiran, dan perasaan remaja bahwa tanah Palestina adalah milik umat Islam. Tidak pernah ada ruang bagi kaum zionist di tanah umat Islam. Kaum muslim di mana pun mereka berada adalah bersaudara. Ibarat satu tubuh, ketika ada satu bagian yang sakit, maka deritanya akan dirasakan oleh seluruh bagian tubuh itu. Harusnya seperti itulah sikap seluruh umat Islam diseluruh dunia. Ingatlah, akan ada pertanggungjawaban yang besar di hadapan Allah Swt. kelak di Yaumulakhir terkait hal ini.
Masih banyak umat Islam yang belum memahami sikap yang benar terhadap persoalan Palestina. Oleh karenanya, sangat dibutuhkan dakwah yang terus-menerus kepada seluruh lapisan umat, terutama generasi mudanya. Jangankan sebagai muslim, yang selainnya pun tidak terasa elok dan pantas jika penderitaan yang sudah jelas dijadikan bahan tertawa lepas.
Untuk itu dakwah yang dilakukan harus membuat umat Islam dan umat diseluruh dunia, termasuk remaja peduli dengan persoalan Palestina. Mengaktivasi kepedulian remaja agar melakukan pembelaan terhadap Palestina dan menyebarluaskan pemahaman yang benar di tengah umat.
Wallahu’alam bishowab.