Oleh: Siti Aminah
(Aktivis Muslimah Kota Malang)
Ibu adalah sosok yang tak tertandingi dalam hal kasih sayang, hingga muncul peribahasa “kasih ibu sepanjang zaman, kasih anak sepanjang galah”. Demikian pula dalam sebuah Hadist riwayat Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah bahwa seseorang datang kepada Rasulullah dan bertanya, “Ya Rasulullah, kepada siapakah aku berbakti yang utama?” maka Rasulullah menjawab,” Ibumu” dan orang itu bertanya kembali,” kemudian siapa lagi?” Rasulpun menjawab, “ Ibumu” dan orang itu bertanya kembali” Kemudian siapa lagi?” Rasulpun menjawab,” Ibumu”, orang itupun bertanya kembali dan Rasulpun menjawab, “Kemudian ayahmu”. Artinya, setiap manusia yang lahir ke dunia ini adalah karena kuasa Allah yang di amanahkan kepada seorang ibu, sosok perempuan dengan segenap fitrah kelembutan dan kasih sayangnya.
Tapi saat ini sosok itu telah hilang dari sebagian ibu, sebagian ibu saat ini fitrah nya telah tergerus oleh tuntutan kehidupan yang tinggi sedangkan penghasilan suami tidak bisa menutupi, terkadang ibu juga mempunyai tugas ganda plus pencari nafkah. Hal ini menyebabkan ibu stres bahkan nekat melakukan hal di luar nalar sebagai seorang ibu yang berhati lembut.
Seperti yang terjadi baru-baru ini seorang ibu membuat video vulgar bersama dengan si buah hati.
Terjadi dua kasus ibu mencabuli anaknya dan direkam karena iming-iming uang. Beberapa hal pun menjadi sorotan dari Komnas Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Awalnya, seorang ibu muda berinisial R (22) di Tangerang Selatan, Banten, dilaporkan melecehkan anak kandungnya sendiri yang berusia 4 tahun. Kejadian serupa kembali terjadi. Kali ini, polisi menangkap ibu inisial AK (26), yang tega mencabuli putra kandungnya yang masih berusia 10 tahun di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. detikNews (09/06/2024)
Peristiwa ini mencerminkan gagalnya sistem pendidikan dalam mencetak individu berkepribadian Islam dan siap mengemban Amanah sebagai ibu. Di sisi lain juga menunjukkan lemahnya negara dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat, sehingga membuat ibu tergoda melakukan maksiat demi sejumnlah uang.
Pendidikan keluarga yg berbasis Sekulerisme membuat ibu kehilangan fitrah. Uang menjadi pilihan saat kesejahteraan tidak menjadi prioritas negara.
Islam memiliki sistem Pendidikan yang handal dalam menyiapkan manusia berperan sesuai dengan fitrahnya. Pendidikan dalam keluarga pun dilandaskan kepada ketakwaan.
Maka, solusi mendasar dari semua persoalan yang kita hadapi sekarang yang menyebabkan hilangnya fitrah seorang ibu ini hanyalah dengan mencampakkan sistem yang rusak dan kembali kepada sistem yang mampu memberi jaminan penyelesaian secara tuntas dan adil, yakni sistem yang berasal dari Zat Yang Maha Sempurna dan Maha Adil, tidak lain adalah sistem Islam. Sistem Islam telah terbukti selama berabad-abad membawa umat ini pada kemuliaan dan martabatnya yang hakiki sebagai khayru ummah. Sistem Islam juga terbukti mampu menjadi motor peradaban dan membawa rahmat bagi seluruh manusia.
Islam memiliki aturan yang komperehensif yang menjamin keadilan bagi siapapun termasuk perempuan. Hanya sistem Islam yang memberi solusi atas setiap persoalan kehidupan yang berangkat dari pandangan yang universal mengenai perempuan. Yakni pandangan yang melihat perempuan sebagai bagian dari masyarakat manusia, yang hidup berdampingan secara harmonis dan damai dengan laki-laki dalam kancah kehidupan ini.
Islam telah menetapkan hukum-hukum syara’ dengan sangat rinci dan detil. Dengan hukum-hukum syara’ inilah, semua persoalan perempuan akan diselesaikan secara tuntas dan adil. Kemuliaan perempuan juga akan terjaga. Hal ini sejalan dengan pandangan Islam yang menetapkan peran dan posisi yang strategi dan mulia bagi perempuan, yakni sebagai pendidik dan penjaga generasi. Dan Islam menetapkan fungsi negara untuk menjamin agar peran dan posisi strategis dan mulia perempuan melalui penerapan hukum-hukum syara’ secara utuh dan konsisten. Hukum Islam yang total ini tidak akan berfungsi dengan sempurna kecuali hanya dalam wadah institusi Daulah Khilafah Rasyidah ’ala minhaj an-nubuwwah.
Tags
Opini