Oleh : Tjahayu R
Miris, mengenaskan, entah kata apa lagi yang bisa untuk melukiskan, betapa teganya seorang anak yang diidamkan, dilahirkan, ditimang-timang kala masih kecil dengan penuh kasih sayang, namun menjadi malaikat pencabut nyawa bagi orang tuanya sendiri. Entah apa yang ada dibenak mereka.
Rentetan peristiwa terbaru tentang kedurhakaan anak terhadap orang tuanya yaitu bagaimana dua anak remaja perempuan menusuk ayah kandungnya sendiri dengan pisau setelah dimarahi karena kedapatan mencuri uang dagangan ayahnya di Duren Sawit , Jakarta Timur. Belum lagi peristiwa tragis di daerah Lampung, dimana seorang anak menghabisi Ayahnya yang menderita stroke karena kesal diminta tolong mengantarkan ke kamar mandi, dan masih banyak kisah tragis yang dialami orang tua karena anak yang durhaka tak punya welas asih diberbagai platform media. Dan masih banyak kasus kasus serupa yang bikin geleng geleng kepala.
Beberapa faktor yang dapat mendorong seorang anak melakukan tindakan fisik penganiayaan ataupun kekerasan verbal bahkan pembunuhan terhadap orang tua, antara lain tinggal di tempat yang memiliki tingkat kekerasan yang tinggi, masalah keluarga, masalah ekonomi, konflik yang terus menerus, masalah kesehatan mental, dan trauma , serta kurangnya perhatian dari orang tua semua itu yang menjadi pemicu kekerasan anak kepada orang tua.
Di samping tindakan fisik atau verbal, ada juga kekerasan psikologis yang dilakukan dalam kasus penganiayaan anak terhadap orang tuanya.
Mengapa bisa terjadi? Lagi-lagi karena negara / masyarakat yang masih menerapkan sistem Kapitalisme - Sekularisme dalam sendi-sendi kehidupannya. Sekularisme-Kapitalisme telah merusak dan merobohkan pandangan mengenai keluarga. Sekularisme melahirkan manusia-manusia miskin iman yang tidak mampu mengontrol emosinya, rapuh dan kosong jiwanya. Kapitalisme menjadikan materi sebagai tujuan, abai pada keharusan untuk Birrul Walidain. Sistem pendidikan sekuler tidak mendidik agar memahami Birrul Walidain. Lahirlah generasi rusak, rusak pula hubungannya dnegan Allah. Penerapan sistem hidup kapitalisme gagal memanusiakan manusia. Fitrah dan akal tidak terpelihara, menjauhkan manusia dari tujuan penciptaannya yaitu sebagai hamba.
Hanya sistem Islam yang mampu mendidik generasi menjadi generasi yang memiliki kepribadian Islami, yang akan berbakti dan hormat pada orang tuanya, dan memiliki kemampuan dalam mengendalikan emosi. Islam memiliki mekanisme dalam menjauhkan generasi dari kemaksiatan dan tindak kriminal dan juga menegakkan sistem sanksi yang menjerakan sehingga dapat mencegah semua bentuk kejahatan termasuk kekerasan anak pada orangtua.
Kapan Khilafah segera tegak di muka bumi?
Mari memantaskan diri.
Tags
Opini