Menantikan Sosok Pemimpin Dambaan Umat




Oleh : Maulli Azzura

Media sosial dihebohkan dengan pigura foto Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI, dan sudah dijual di sejumlah marketplace. Pigura presiden dan wakil presiden biasanya dipasang di depan kelas sekolah-sekolah baik SD, SMP, SMA, hingga ruangan kantor. Produk jualan foto pigura ini terlihat diunggah oleh banyak toko di akun Shopee. Selain di Shopee ada juga di marketplace lain yakni Lazada. Menilik Shopee, pigura tersebut dijual dengan judul "Pigura Cetak Foto Gambar Presiden Dan Wakil Pak Prabowo Subianto Gibran Hiasan Dinding Poster 1 Set Pigura" dengan harga Rp 65ribu sampai Rp 85ribu. (kompastv.com 09/03/2024)

Belum keluar hasil pengumuman siapa yang terpilih dari hasil pemilu bulan lalu, namun kehebohan pendukung sudah antusias menyebarkan bahkan mencetak pilihan mereka dengan label pemimpin yang terpilih. Inilah demokrasi yang mengatasnamakan dari rakyat untuk rakyat, yang menjadikan hukum dan aturan Allah hanya berlaku di rumah-rumah ibadah sedang tidak berlaku dalam kehidupan, namun sejatinya seperti apakah pemimpin dambaan yang diharapkan oleh rakyat ?.

Lalu bagaimana Islam memandang seperti apa sosok pemimpin dambaan umat ?.

Rasulullah SAW bersabda :

، قال: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَلَا عن أبي ذر رضي الله عنه، تَسْتَعْمِلُنِي؟ قَالَ: فَضَرَبَ بِيَدِهِ عَلَى مَنْكِبِي. ثُمَّ قَالَ: يَا أَبَا ذَرَ إِنَّكَ ضَعِيفٌ وَإِنَّهَا أَمَانَةٌ، وَإِنَّهَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ خِزْيٌ وَنَدَامَةً إِلَّا مَنْ أَخَذَهَا بِحَقَّهَا وَأَدَى الَّذِي عَلَيْهِ فِيهَا

"Suatu hari, Abu Dzar berkata, "Wahai Rasulullah, tidakkah engkau menjadikanku (seorang pemimpin)? Lalu, Rasul memukulkan tangannya di bahuku, dan bersabda, 'Wahai Abu Dzar, sesungguhnya engkau lemah, dan sesungguhnya hal ini adalah amanah, ia merupakan kehinaan dan penyesalan pada hari kiamat, kecuali orang yang mengambilnya dengan haknya, dan menunaikannya (dengan sebaik- baiknya)." 
(HR Muslim). 

Pemimpin adalah orang yang mengemban tugas dan bertanggung jawab untuk memimpin dan bisa mempengaruhi orang yang dipimpinnya. Dengan menjadi seorang pemimpin di masyarakat,  berarti ia harus siap untuk mengayomi rakyat. Artinya bukan hanya menjadi pemimpin tetapi juga ia akan berupaya keras ikut ambil bagian dalam mensejahterakan dan memberi pengurusan yang adil terhadap seluruh rakyat.

Pemimpin juga diharapkan dekat dengan masyarakat, memperhatikan setiap kebutuhan dan juga urusan rakyat. Pemimpin yang jujur dan amanah dalam menjalankan tugasnya, tidak mendahulukan kepentingan yang hanya menguntungkan pihak tertentu sementara pada akhirnya masyarakat justru menjadi korban.

Lantas sudah seperti itukah kepemimpinan yang ada sekarang?. Tentu dalam demokrasi tidak akan terwujud kepemimpinan yang amanah selama sistem masih kapitalis yang berlaku. Kepemimpinan yang benar-benar meriayah umat hanya akan tercipta bila sistem bobrok musnah dan berganti dengan sistem Islam yang akan mampu menciptakan ketakwaan individu, kontrol masyarakat, serta peran negara yang sepenuhnya mendahulukan kepentingan rakyatnya.

Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam adalah figur sekaligus pemimpin yang amanah. Begitupun para Sahabat yang mengantikan Beliau adalah orang-orang dari generasi terbaiknya. Karena mereka meletakkan Islam sebagai agama komprehensif yang memiliki seperangkat aturan terkait hal ihwal kepemimpinan dan kriteria yang wajib dimiliki oleh pemimpin. Sepatutnya umat mengetahui siapakah orang yang paling layak untuk posisi setiap jabatan. Karena jabatan seorang pemimpin amatlah berat.

Secara spesifik pemimpin pemerintahan dari level terendah hingga penguasa negeri dalam Islam harus memiliki tujuh kriteria yang wajib terpenuhi, yakni muslim, laki-laki, baligh, berakal, adil, merdeka, dan mampu. Karena ditangan merekalah syariah Islam mampu diterapkan secara kaffah.

Sungguh Islam telah memiliki standar terbaik dalam menentukan kriteria sosok pemimpin yang Allah jadikan standar bagi setiap orang yang menjadi penentu hukum bagi masyarakat. Hal ini bukan hanya sebatas dalam memilih pemimpin skala kepala desa, melainkan semua level pemimpin hingga pemimpin tertinggi dalam pemerintahan, dimana dalam sistem Islam dinamakan khalifah. Hal ini hanya dapat terwujud ketika aturan Allah diterapkan secara sempurna dalam bingkai Daulah Khilafah Islamiyah.

Jika kriteria pemimpin yang akan menduduki tampuk pemerintahan benar-benar disandarkan pada kriteria hukum syara', niscaya akan didapat sosok pemimpin yang mencintai rakyat, rakyat pun mencintainya dan senantiasa mengurus seluruh urusan dan kepentingan didasarkan pada rasa takutnya kepada Allah yang telah memberinya amanah kepemimpinan tersebut. 

Wallahu a’alam bi ash-shawab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak