Oleh: Fauziah Nabihah
Miris! Serangan terhadap Palestina sudah lebih dari 150 hari, namun Zionis Yahudi masih terus memborbardir rakyat Palestina. Selama 7 Oktober 2023—21 Februari 2024, warga Jalur Gaza yang tewas akibat serangan Zionis Yahudi mencapai puluhan ribu jiwa. Mereka terus melalukan pengeboman melalui jalur darat, laut, maupun udara.
Di sisi lain, serangan tersebut ternyata meningkatkan Islamophobia di Inggris dan negara eropa lainnya. Hasil pengamatan organisasi Tell MAMA di Inggris melaporkan bahwa sikap antimuslim melonjak tiga kali lipat sejak serangan Zion*s terhadap Palestina. Organisasi tersebut mencatat sebanyak 2.020 kasus, di antaranya 901 kasus terjadi offline dan 1. 109 terjadi di dunia maya (republika.co.id, 24/02/2024).
Serangan yang dilancarkan secara langsung berupa perilaku kasar, ancaman, penyerangan, vandalisme, diskriminasi, ujaran kebencian, dan literatur antimuslim. Sebanyak 65% kasus menyerang perempuan. (VOA Indonesia, 23-2-2024).
Islamophobia merupakan salah satu serangan terhadap Islam karena kebencian orang-orang kafir. Islamophobia bahkan terus digaungkan saat umat Islam menjadi korban kezaliman zionis.
Memang berbagai Lembaga PBB mengecam perilaku Zionis Yahudi. Namun, hal itu tidak dapat menghentikan serangan atau bahkan mengusir Zionis Yahudi dari tanah Palestina. Zionis penjajah bahkan kini menguasai 78% tanah para nabi itu.
Peristiwa seperti ini terus saja berulang. Para pembenci Islam makin menunjukkan kebenciannya terhadap Islam. Mereka tidak segan menganiaya, membakar kitab suci, bahkan melecehkan Baginda Nabi. Kaum muslim saat ini tidak memiliki tempat mengadu.
Dunia bahkan tak mampu bertindak apa-apa Ketika umat Islam dijadikan sasaran meski PBB sudah menetapkan hari anti Islamophobia. Berkali-kali PBB dan negara dunia memberi peringatan, nyatanya agresi militer Isra*l tetap berjalan. Begitu pun upaya menanggulangi islamofobia.
Alih-alih membantu, mereka justru mempersulit muslim palestina, di antaranya dengan membangun tembok lebih tinggi dan berlapis-lapis, tidak mengirimkan pasukan dll.
Inilah akibat dari sekat nasionalisme yang membelenggu kaum muslim. Kaum muslim menjadi sasaran kebencian musuh-musuh Islam sejak runtuhnya Khilafah Utsmaniyah pada 3 Maret 1924. Sebelum Khilafah runtuh, umat Islam selalu merasa aman di mana saja berada.
Setiap ada seorang muslim yang teraniaya, khalifah selalu kepala negara selalu mengirimkan pasukan untuk membelanya. Khilafah adalah perisai yang akan senantiasa melindungi kaum muslim dari segala ancaman bahaya, bahkan bukan hanya muslim tapi juga non muslim yang termasuk warga daulah. Selain itu, khilafah tidak segan untuk menolong negara lain jika meminta bantuan pada khilafah, misalkan negara tersebut terkena bencana.
Oleh karenanya, terkait masalah Palestina, islamofobia, atau lainnya, tidak akan pernah selesai jika umat Islam tidak mempunyai perisai kuat. Perisai yang dimaksud adalah Khilafah sebagaimana yang Rasulullah contohkan.
Tags
Opini